Konflik Rusia Vs Ukraina
Kadyrov Bawa Putranya Usia 14 Tahun ke Medan Perang, Ajak Lihat Langsung Kondisi Konflik Ukraina
Pimpinan Chechnya, Ramzan Kadyrov (45), membawa putranya yang baru berusia 14 tahun ke medan perang di Mariupol, Ukraina.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Elfan Fajar Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Pimpinan Chechnya, Ramzan Kadyrov (45), membawa putranya yang baru berusia 14 tahun ke medan perang di Mariupol, Ukraina.
Anak laki-laki bernama Adam tersebut tampak dalam rekaman video mengenakan pakaian militer dan memanggul senjata.
Ia diajak berkeliling ke rumah sakit oleh ayahnya menilik kondisi pasukan yang berperang bersama tentara Rusia.

Baca juga: Rusia akan Kirim Pasukan Tambahan ke Ukraina, Disebut Kekurangan Personel seusai Perebutan Mariupol
Baca juga: Sampai Kerahkan Kekuatan Militer ke Mariupol, Mengapa Rusia Anggap Kota Kecil di Ukraina Berharga?
Dilansir TribunWow.com dari Daily Mail, Selasa (24/3/2022), Kadyrov mengatakan dia ingin putranya melihat kondisi di lapangan.
Anak yang berasal dari 12 bersaudara itu diharapkan bisa belajar langsung tentang keberhasilan dan kebutuhan rekan seperjuangannya.
Pada kesempatan yang sama, Kadyrov juga menyatakan ketidaksetujuan atas langkah Rusia untuk mengurangi tekanan militer di Kyiv.
Dalam satu adegan, Adam yang mengenakan seragam militer berwarna hijau tua, diperlihatkan bersama ayahnya mengunjungi rumah sakit.
Keduanya berdiri di samping tempat tidur komandan Kadryrov, Ruslan Geremeyev.
Diketahui, Geremeyev adalah tersangka dalam pembunuhan politisi liberal Rusia Boris Nemtsov, musuh utama Presiden Rusia Vladimir Putin.
Menurut Chechnya TV, Geremeyev mengalami cedera yang relatif ringan dalam pertempuran melawan tentara pertahanan Ukraina.
Sementara itu, dalam cuplikan video yang lain, Kadyrov sempat pula mengenalkan anaknya pada pejabat militer Rusia.
Kadyrov telah dipromosikan ke pangkat Letnan Jenderal di garda nasional Rusia dan mengklaim bahwa dia telah diberi pengarahan oleh Andrey Mordvichev.
Adapun Mordvichev adalah komandan senior yang diklaim telah dibunuh oleh Ukraina, pada Sabtu, 19 Maret.
Dalam cuplikan video, diperlihatkan Kadyrov meminta anaknya menjabat tangan Mordvichev.
"Ini Adam saya," kata Kadyrov.
"Hai, bagus sekali!," kata Mordvichev.
"Adam berusia 13 tahun," kata Kadyrov.
Namun, menurut catatan, Adam diketahui telah berusia 14 tahun, sehingga belum jelas kapan video tersebut diambil.
Selain putranya Adam, kerabat Kadyrov lainnya juga ikut dalam rombongan Kadyrov ke Ukraina.
Dalam pernyataan singkatnya, Kadyrov menerangkan kondisi konflik antar Ukraina dan Rusia.
Dia bersumpah untuk sepenuhnya menguasai Mariupol sebelum berusaha untuk merebut ibukota Ukraina.
"Sebuah operasi militer khusus di Mariupol untuk membersihkan kota Bandera [nasionalis Ukraina], Nazi dan setan fanatik tanpa keluarga atau suku sedang berjalan sesuai dengan rencana yang dikembangkan," kata Kadyrov.
"Kami dengan hormat akan melaksanakan perintah Panglima Tertinggi kami, Presiden Rusia Vladimir Putin."
"Dia mempercayakan kami dengan salah satu area yang paling penting dan sulit, dan kami akan membayar kepercayaannya 100 persen."
"Segera kami akan menyelesaikan tugas yang diberikan di Mariupol dan melaporkan kepada Presiden Federasi Rusia tentang kesiapan kami untuk merebut Kyiv," pungkasnya.
Baca juga: Kadyrov Sindir Elon Musk yang Tantang Duel Putin, Ajak Latihan Bersama Tentara Chechnya
Baca juga: Kesal Dikenai Sanksi oleh Inggris, Mimpi Presiden Chechnya Kadyrov Jalan-jalan di London Kandas
Lihat tayangan selengkapnya:
Kadyrov Klaim Berhasil Kuasai Mariupol
Presiden Republik Chechnya pro-Rusia, Ramzan Kadyrov, menyatakan pasukannya telah menguasai kota pelabuhan Mariupol di Ukraina.
Ia mengaku berhasil menyingkirkan pasukan nasionalis yang disebut telah mundur ketakutan.
Kadyrov pun menjanjikan perubahan di kota Mariupol yang diklaim merupakan sarang pasukan nasionalis Ukraina.
Dilansir TribunWow.com dari kanal berita Rusia RIA Novosti, Kamis (14/3/2022), Kadyrov melalui saluran resmi Telegram miliknya mengabarkan kondisi operasi militer yang digelar.
Ia menyebut bahwa kota Mariupol secara teknis sudah jatuh ke tangan Rusia.
"Pelan tapi pasti, kota Mariupol dibersihkan dari kesewenang-wenangan nasionalis. Hampir seluruh wilayah kota sudah di bawah kendali angkatan bersenjata Rusia," katanya.
Kadyrov menambahkan bahwa para pejuang dari batalion Azov menunggu kematian mereka yang tak terhindarkan di balik tembok tebal pabrik metalurgi Azovstal.
Ia juga menyebut bahwa prajurit Rusia telah berhasil menyelamatkan tentara pasukan khusus dari kepungan bandit.
"Teman-teman, para pejuang Rusia di wilayah Mariupol, di bawah kepemimpinan langsung Panglima Tertinggi kami V.V. Putin, berhasil melakukan operasi khusus untuk menerobos jaringan bandit yang mengepung sekelompok pasukan khusus Rusia. Mereka telah dikepung selama beberapa hari,” tulis Kadyrov.
Kepala Chechnya mengatakan bahwa prajurit Rusia dua kali ditawarkan untuk menyerah oleh pihak Ukraina, tetapi mereka menolak.
Menurut Kadyrov, inilah mengapa mereka kembali hidup-hidup, dan tidak menjadi korban kekejaman Nazi.
Selama operasi penyelamatan, prajurit Rusia menerobos cincin pasukan keamanan Ukraina, berkoordinasi melalui radio dengan para pejuang yang dikepung.
Ia menyatakan geng Bandera, sebutan untuk nasionalis Ukraina, mulai mundur dengan cepat di bawah tembakan.
Kadyrov mencatat bahwa wakil negara bagian Duma, Adam Delimkhanov, secara pribadi berterima kasih kepada para pejuang Rusia atas ketahanan dan keberanian mereka.
"Semua orang akan diberikan penghargaan negara," ucap Kadyrov.
Disebutkan bahwa perubahan akan terjadi di Mariupol dalam waktu dekat dan situasi akan stabil.
"Bagaimanapun, sudah dapat dikatakan bahwa Mariupol akan segera berubah dan berkembang dengan kehidupan yang damai. Musim semi juga akan berkontribusi untuk ini, ”tulis Kadyrov lagi.
Dia menyinggung soal simbolisme musim yang menandakan bahwa musim semi biasanya membawa kemenangan atas fasisme.(TribunWow.com)