Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Zelensky Bagikan Video Mengerikan Kondisi Perang Ukraina Lawan Rusia, Bandingkan dengan PD II

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengunggah video berisi rekaman kondisi perang di negaranya.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
Instagram @zelenskiy_official
Kolase kondisi perang dunia kedua dan keadaan di Ukraina setelah diserang Rusia, Jumat (25/3/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengunggah video berisi rekaman kondisi perang di negaranya.

Video tersebut membandingkan kondisi perang dunia kedua dengan keadaan di Ukraina saat ini.

Disebutkan pula sejumlah kerugian yang diderita rakyatnya akibat invasi yang diinisiasi Presiden Rusia Vladimir Putin.

Pada akhir tayangan, diserukan ajakan untuk menghentikan agresi Rusia.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengunggah video berisi kondisi Ukraina setelah diserang Rusia, Jumat (25/3/2022).
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengunggah video berisi kondisi Ukraina setelah diserang Rusia, Jumat (25/3/2022). (Instagram @zelenskiy_official)

Baca juga: Ingin Pertemukan Putin dan Zelensky di Indonesia, Joe Biden Minta Ukraina Juga Diundang KTT G20 Bali

Baca juga: Hidup Tak Manusiawi, Kondisi Sehari-hari Warga di Mariupol Diungkap Presiden Ukraina Zelensky

Unggahan tersebut dibagikan Zelensky melalui Instagram pribadinya, @zelenskiy_official, Jumat (25/3/2022).

Tayangan itu diawali dengan tulisan yang berbunyi, "Saat menghadapi kejahatan, sulit untuk mempercayai kenyataannya".

Kemudian ditunjukkan tayangan hitam putih menampilkan ledakan-ledakan dan bendera Nazi dengan tulisan tahun 1939 disematkan dibawahnya.

"Itu terlihat seperti pertunjukan kejahatan paling dahsyat yang telah diabadikan dan tidak dapat ditarik kembali dalam kronik sejarah yang menakutkan," bunyi tulisan tersebut.

Tahun 1943 kembali disematkan dengan tampilan layar yang menunjukkan tumpukan-tumpukan mayat diduga korban perang dunia kedua.

"Kejahatan tak bisa kembali ke kota-kota Eropa."

Layar hitam putih kembali memperlihatkan bangunan-bangunan bersejarah di Inggris, Perancis dan sebagainya bertanda tahun 1945.

"Tapi (kejahatan) itu kembali."

Tahun 1945 berganti menjadi tahun 2022 seraya memperlihatkan tank-tank Rusia bertanda Z mengawali invasinya ke Ukraina pada Kamis (24/3/2022).

Rekaman-rekaman kehancuran Ukraina ditampilkan dalam video-video pendek hasil rekaman warga, CCTV dan liputan di lapangan.

"4370 gedung pemukiman telah hancur dalam sebulan pertama perang," lanjut narasi video tersebut.

"Lusinan kota dan pemukiman telah dihapuskan keberadaannya.

6,5 juta penduduk Ukraina mengungsi dari rumahnya.

Ribuan terbunuh.

Diantaranya, termasuk 128 anak-anak."

Tayangan tersebut memperlihatkan betapa mengenaskanya kondisi PD II yang kembali terulang di Ukraina.

Seperti situasi di Rumas Sakit Bersalin Praha tahun 1942, yang serupa dengan kondisi di RS Bersalin Sumy, tahun 2022.

Keadaan pengungsi di stasiun Metro, London tahun 1940 yang sama dengan situasi di stasiun Metro Kharkiv saat ini.

Kondisi bayi-bayi terlantar di Warsawa tahun 1939 dan bayi-bayi di Kherson tahun 2022.

Kehancuran kota Paris di tahun 1941 dan reruntuhan Irpin yang diluluhlantakkan misil Rusia, dan masih banyak lagi.

"Kejahatan tidak berhenti. Kalian mengingat itu.

Jika tidak dihentikan di Ukraina, kejahatan akan datang ke setiap rumah orang-orang Eropa.

Kejahatan itu punya nama," bunyi narasi tersebut.

"Hentikan Fasis Rusia," pungkasnya.

Belum sampai sehari diunggah, video tersebut telah ditonton 2 juta pemilik akun.

Para netizen pun menyatakan keprihatinan dan dukungannya untuk Ukraina.

"Dalam sebulan perang, 4379 rumah hancur. 6,5 juta orang Ukraina meninggalkan rumah mereka. Ribuan orang terbunuh, termasuk 121 anak-anak.

Hentikan fasisme Rusia!," tulis Zelensky di kolom keterangan.

Baca juga: Ulangi Kekejaman PD II, Rusia Dituding Sengaja Lakukan Rudapaksa sebagai Strategi Perang di Ukraina

Baca juga: Penuh Jahitan, Wanita di Ukraina Beranikan Diri Sebar Foto Wajahnya yang Rusak akibat Serangan Rusia

Zelensky Akui Ukraina Tak Mampu Tandingi Rusia

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menilai negara-negara barat dan NATO tidak melakukan hal berarti untuk membantu perang melawan Rusia.

Keluhan tersebut disampaikan oleh Zelensky seusai permintaannya kepada negara-negara barat dan NATO tidak dikabulkan, satu di antaranya adalah kebijakan larangan terbang atau no-fly zone.

Kekecewaan ini disampaikan oleh Zelensky saat dirinya diwawancarai oleh tim jurnalis Sky News, Rabu (9/3/2022).

"Jika Anda bersatu melawan Nazi dan teror ini, maka Anda harus menutup (langit). Jangan menunggu saya untuk meminta Anda jutaan kali. Tutup langit," jelas Zelensky.

"Tutup langit dan hentikan bombardir."

Zelensky kemudian menyoroti bagaimana negara-negara barat beralasan takut terlibat dalam konflik melawan Rusia jika mereka menerapkan kebijakan larangan terbang.

"Percaya lah, jika ini dibiarkan berlarut-larut, Anda akan lihat..mereka akan menutup langit tetapi kami akan kehilangan jutaan nyawa warga," ungkapnya.

"Perang dunia ketiga akan dimulai dan nanti Anda baru akan menerapkan kebijakan larangan terbang tetapi itu semua sudah terlambat," tegas Zelensky.

Zelensky kemudian menyatakan bahwa Rusia mungkin dapat mengokupasi Ukraina, namun mereka tidak akan bisa menang atas Ukraina.

Di sisi lain, dua pernyataan berbeda datang dari pihak Rusia dan Ukraina yang saat ini tengah berkonflik sejak 24 Februari 2022 lalu.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sempat mengaku dirinya terancam dibunuh oleh pasukan militer Rusia yang diperintah oleh Presiden Vladimir Putin.

Namun di sisi lain, pemerintah Rusia menegaskan tujuannya melakukan operasi militer di Ukraina bukan untuk menggulingkan pemerintahan petahana.

Dikutip TribunWow.com dari RT.com, pernyataan tersebut disampaikan oleh juru bicara Menteri Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova.

"Tujuan operasi militer tidak meliputi okupasi Ukraina, dan kehancuran negara Ukraina, atau menggulingkan pemerintahan yang ada saat ini. Ini tidak bertujuan untuk melawan warga sipil," kata Zakharova, Rabu (9/3/2022).

Zakharova menjelaskan, Rusia hanya ingin mempertahankan kemerdekaan Republik Donbass di Donetsk dan Luhansk.

Keduanya melepaskan diri dari Ukraina pada tahun 2014 silam.

Kemudian Zakharova menambahkan, tujuan lainnya adalah demiliterisasi dan denazifikasi di Ukraina.

Zakharova juga menuding justru NATO-lah yang membanjiri Ukraina dengan senjata yang kemudian menjadi ancaman bagi keamanan Rusia.(TribunWow.com/Via/Anung)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Tags:
Volodymyr ZelenskyKonflik Rusia Vs UkrainaUkrainaRusiaVladimir PutinPerang Dunia II
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved