Konflik Rusia Vs Ukraina
4 Rahasia Ukraina Masih Bisa Menahan Invasi Rusia, Semangat Juang Tinggi hingga Perang Informasi
Sudah lebih satu bulan invasi Rusia, Ukraina sejauh ini telah menjungkirbalikkan perkiraan. Ini 4 rahasia Ukraina tahan gempuran Rusia.
Editor: Lailatun Niqmah
Ini kemungkinan besar berdampak negatif pada semangat juang pasukan Rusia.
Banyak orang bilang laporan kematian atas setidaknya lima jenderal Rusia sebagian akibat mereka harus mendekati medan pertempuran untuk menggerakkan pasukannya supaya tidak mandek.
Pada tentara golongan bintara, yaitu kopral dan sersan, doktrin militer Rusia hampir sama sekali tidak memungkinkan adanya inisiatif, dengan jajaran bawah selalu menunggu perintah dari atas.
Profesor Michael Clarke, seorang pakar militer di King's College London, mengatakan bintara Rusia dilanda korupsi dan inefisiensi dan sangat tidak populer di antara pasukan mereka sendiri.
3. Taktik Solid
Pasukan Ukraina sangat kalah jumlah namun mereka telah memanfaatkan posisi dan senjata mereka jauh lebih baik daripada lawan mereka.
Sementara Rusia cenderung memusatkan pasukan mereka dalam barisan kendaraan lapis baja yang lambat dan berat, seringkali berkerumun berdekatan, Ukraina berhasil melakukan taktik tabrak lari yang dieksekusi dengan baik, menyelinap dan menembakkan rudal anti-tank, kemudian menghilang sebelum Rusia dapat membalas tembakan.
Sebelum invasi, pelatih militer NATO dari AS, Inggris, dan Kanada menghabiskan waktu lama di Ukraina, mengajarkan pasukannya taktik-taktik terbaru perang defensif dan cara-cara memanfaatkan sistem rudal canggih seperti Javelin atau senjata anti-tank NLAW yang dirancang Swedia, atau versi terbaru dari rudal anti-pesawat Stinger.
"Ukraina jauh lebih cerdik daripada Rusia," kata Prof Clarke, "karena mereka telah melawan dengan sesuatu yang lebih mirip dengan operasi senjata gabungan sedangkan Rusia belum".
Baca juga: FBI Rekrut Mata-Mata dari Kedubes Rusia di AS, Pasang Iklan Ajak Bocorkan Info Rahasia soal Ukraina
Maksudnya adalah mereka telah memanfaatkan sepenuhnya semua alat militer yang mereka miliki, seperti drone, artileri, infanteri, tank dan perang elektronik.
Ketika digabungkan, semua aspek peperangan yang berbeda ini dapat menciptakan efek eksponensial yang jauh lebih besar daripada jumlah bagian-bagiannya.
Ahli strategi militer lainnya, Justin Crump, kepala lembaga konsultansi intelijen Sibylline, mengatakan Ukraina telah sangat mahir dalam mencari titik-titik rentan dalam formasi Rusia dan menyerang mereka dengan keras.
"Ukraina menggunakan taktik yang sangat efektif," katanya, termasuk menyasar titik-titik lemah Rusia seperti konvoi pasokan, menggunakan sistem senjata yang dipasok NATO secara efektif terhadap target presisi dan berimprovisasi bila diperlukan.
Meskipun sulit untuk mendapatkan gambaran akurat tentang jumlah korban jiwa, bahkan perkiraan konservatif dari Pentagon menyatakan kematian di pihak Rusia sudah mencapai lebih dari 7 ribu orang.
Itu hampir setengah dari jumlah pasukan Uni Soviet yang mati dalam sepuluh tahun pertempuran di Afghanistan, dan ini baru satu bulan perang.