Konflik Rusia Vs Ukraina
Ulangi Kekejaman PD II, Rusia Dituding Sengaja Lakukan Rudapaksa sebagai Strategi Perang di Ukraina
Ukraina menuding pasukan Rusia sengaja melakukan aksi rudapaksa sebagai bentuk instrumen perang.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Rekarinta Vintoko
"Rusia kembali menggunakan pemerkosaan sebagai alat perang. Kali ini di Ukraina. Sejarah berulang."
Ia mengacu pada pendudukan Soviet di beberapa bagian Jerman pada tahun 1945 .
Saat itu tentara Rusia dicurigai melakukan serangan pemerkosaan tanpa ampun terhadap wanita.
Adapun Jaksa Venediktova sebelumnya mengatakan dia memiliki banyak data untuk membuktikan Presiden Rusia Vladimir Putin adalah penjahat perang.
Dia mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa saat ini ada daftar 127 tersangka yang ingin dibawa ke pengadilan internasional.
Di sisi lain, Menteri luar negeri Ukraina pun juga telah mengkonfirmasi ada laporan tentang tentara Putin yang melakukan pelecehan seksual terhadap wanita Ukraina.
Baca juga: Kesaksian Tentara Azov yang Menyerah ke Rusia, Bongkar Kebobrokan Dinas Militer Ukraina
Baca juga: 2 Tentara Rusia Bergantian Rudapaksa Ibu di Ukraina di Depan Anak Korban
Rusia Sebut Terjadi Perang Informasi
Sebelumnya, pada Rabu (16/3/2022) sebuah gedung teater di Mariupol, Ukraina yang difungsikan sebagai tempat penampungan warga sipil hancur seusai dibombardir.
Pemerintah Ukraina menyebut serangan dilakukan oleh pesawat tempur Rusia.
Sementara itu pemerintah Rusia tegas membantah telah melakukan serangan ke gedung teater tersebut.
Dikutip TribunWOw.com dari Sky News, bantahan ini disampaikan oleh duta besar pemerintah Rusia untuk Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Vasily Nebenzya.
"Perang informasi sedang terjadi dalam skala yang lebih besar dibanding perang fisik," ujar Nebenzya.
Menurut Nebenzya siapa yang memenangkan perang informasi maka akan memenangkan peran secara keseluruhan.
Nebenzya lalu menyampaikan berdasarkan keterangan para warga sipil yang telah lebih dulu mengungsi keluar dari Mariupol, ada keterlibatan batalion Azov yang menyandera para warga sipil.
Nebenzya juga mengungkit bahwa pemerintah Rusia telah menyadari ada tulisan 'anak-anak' di luar gedung teater di Mariupol.