Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Ingin Pertemukan Putin dan Zelensky di Indonesia, Joe Biden Minta Ukraina Juga Diundang KTT G20 Bali

jika Presiden Rusia Vladimir Putin tetap diizinkan datang ke KTT G20 Indonesia, AS menuntut Ukraina juga diundang hadir.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Rekarinta Vintoko
AFP/Alexei Druzhinin/SPUTNIK
Kolase potret Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Minggu (27/2/2022). Terbaru, AS meminta Ukraina diundang KTT G20 Indonesia jika Rusia tetap diizinkan datang, Kamis (24/3/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Amerika Serikat berupaya mendepak Rusia dari KTT G20 yang akan diadakan di Bali, Indonesia, akhir tahun.

Namun, jika Presiden Rusia Vladimir Putin tetap diizinkan datang, AS menuntut Ukraina juga diundang hadir.

Dalam pernyataannya, Presiden Amerika Serikat Joe Biden seolah ingin mempertemukan langsung Putin dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Presiden Jokowi bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin, di sela-sela KTT APEC, di Beijing, Senin (10/11/2015). Terbaru, Guru Besar UI Hikmahanto Juwana menyarankan Jokowi segera mengambil tindakan soal langkah Putin menginvasi Ukraina pada Kamis (24/2/2022).
Presiden Jokowi bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin, di sela-sela KTT APEC, di Beijing, Senin (10/11/2015).  (Dok. Sekretariat Kabinet)

Baca juga: Pejabat Rusia Ramai-ramai Mundur hingga Jadi Tahanan, Diduga Salahkan Putin Buntut Invasi ke Ukraina

Baca juga: Kembali Kirim Bantuan, PM Inggris Boris Johnson Pastikan Ukraina Tak Sendirian Hadapi Rusia

Dilansir TribunWow.com dari Daily Mail UK, Kamis (24/3/2022), hal tersebut dinyatakan setelah AS menghadiri pertemuan darurat antara negara NATO, Uni Eropa dan G7.

Biden mengaku dia lebih suka mengeluarkan Rusia dari G20 sebagai hukuman atas tindakan brutalnya.

Ketika ditanya apakah Rusia harus dapat menghadiri pertemuan ekonomi terkemuka dunia G20 di Indonesia.

"Pada poin selanjutnya jawaban saya adalah ya," ujar Biden.

"Itu tergantung pada G20."

Biden mengatakan masalah itu diangkat ketika para pemimpin bertemu untuk meningkatkan sanksi terhadap Rusia dan membantu Ukraina.

Dikutip dari AFP, Jumat (25/3/2022), bila Indonesia dan negara lain tetap mengundang Rusia, Biden menyerukan agar Ukraina juga turut hadir.

Meskipun sejatinya negara Zelensky tersebut tak termasuk dalam anggota G20.

"Jika Indonesia dan negara lainnya tidak setuju, maka menurut pandangan saya kita harus meminta agar keduanya, (Rusia dan) Ukraina dapat menghadiri pertemuan juga," sebut Biden.

Sementara itu, dilansir Kompas.com, Kamis (24/3/2022) disebutkan bahwa Indonesia memiliki kewajiban untuk mengundang semua negara anggota G20, termasuk Rusia.

Duta Besar RI sekaligus Staf Khusus Program Prioritas Kemlu dan Co-Sherpa G20 Indonesia, Triansyah Djani menyebutkan adanya aturan presidensi.

"Sebagai presidensi dan sesuai dengan presidensi-presidensi sebelumnya adalah untuk mengundang semua anggota G20, dan bahwa diplomasi Indonesia selalu didasarkan pada prinsip-prinsip base on principal," ujar Triansyah.

"Oleh karena itu, memang kewajiban Presidensi G20 untuk mengudang semua anggotanya."

Baca juga: Pesan Prabowo Jadi Kenyataan di Konflik Rusia-Ukraina, Dahnil Anzar Sindir Politisi dan Pengamat

Baca juga: Dampak Dukungan Masyarakat Indonesia ke Rusia daripada Ukraina, Dikhawatirkan Terjadi Hal Ini

Putin akan Hadiri KTT G20 di Indonesia

Presiden Rusia Vladimir Putin dikabarkan akan tetap menghadiri KTT G20 yang dilaksanakan di Bali, Indonesia, akhir tahun ini.

Kabar tersebut dikonfirmasi langsung oleh Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva.

Namun, rupanya hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, berkaitan dengan perang yang diinisiasi Rusia terhadap Ukraina.

Morrison pun mengaku telah menghubungi Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) untuk menyampaikan keberatannya.

Dilansir TribunWow.com dari Reuters, Kamis (24/3/2022), Amerika Serikat dan sekutu Baratnya sedang menilai apakah Rusia harus tetap berada dalam kelompok G20 Setelah invasi ke Ukraina.

Namun, Lyudmila Vorobieva mengatakan tuan rumah G20 Jakarta telah mengundang Putin ke KTT kepala negara November 2022 di Bali.

Ia pun menyatakan bahwa Putin sudah memiliki rencana untuk hadir, meski masih harus melihat keadaan nantinya.

"Tergantung banyak hal, termasuk situasi Covid yang semakin membaik. Tapi, sejauh ini ya niatnya datang," ujar Lyudmila Vorobieva saat konferensi pers.

Mengenai kemungkinan Rusia akan didepak dari G20, Lyudmila Vorobieva menilai hal tersebut tidaklah relevan.

Pasalnya, pertemuan yang diadakan pada bulan Oktober - November di Bali itu membahas soal ekonomi alih-alih konflik seperti di Ukraina.

"Tentu saja, pengusiran Rusia dari forum semacam ini tidak akan membantu menyelesaikan masalah ekonomi. Sebaliknya, tanpa Rusia, itu akan sulit," ujar Lyudmila Vorobieva.

"Kami sangat berharap pemerintah Indonesia tidak menyerah pada tekanan mengerikan yang sedang diterapkan tidak hanya di Indonesia, tetapi begitu banyak negara di dunia oleh Barat."

Sementara itu, dilansir AFP, Kamis (24/3/2022), PM  Morrison menyatakan keberatannya akibat agresi Rusia ke negara tetangga Ukraina.

"Saya pikir kita perlu memiliki orang-orang di ruangan yang tidak menyerang negara lain," kata Morrison.

Untuk itu, Morrison mengatakan dia telah melakukan kontak langsung dengan Jokowi, tentang kehadiran Putin di Kelompok G20, yang menyatukan pelaku ekonomi top dunia, termasuk Amerika Serikat, China, Jepang, dan beberapa negara Eropa.

"Rusia telah menginvasi Ukraina. Ini adalah tindakan kekerasan dan agresif yang menghancurkan aturan hukum internasional," kata Morrison pada konferensi pers di Melbourne.

"Dan gagasan untuk duduk satu meja dengan Vladimir Putin, bagi saya, adalah langkah yang terlalu jauh."

Namun, China minggu ini menggambarkan Rusia sebagai anggota penting G20 dan mengatakan tidak ada anggota yang memiliki hak untuk mengusir negara lain.

Meski begitu, Morrison mengungkapkan bahwa keberatannya itu muncul karena kekejaman yang ditunjukkan Rusia sendiri.

Ia pun mengutuk agresi Rusia dan berjanji akan mengambil tindakan tegas.

“Jadi kita tahu Vladimir Putin mengambil nyawa warga sipil yang tidak bersalah,” kata Morrison.

"Saya tidak terkejut dengan kebiadaban mereka. Saya tidak terkejut dengan arogansi mereka dalam apa yang mereka coba terapkan di Ukraina. Dan itulah mengapa Australia menjadi salah satu yang terkuat dalam mengambil tindakan terkait dengan Rusia."

Australia hari Minggu mengumumkan larangan semua ekspor alumina dan bauksit ke Rusia sambil menjanjikan lebih banyak senjata dan bantuan kemanusiaan ke Ukraina.

Pemerintah mengatakan Australia telah menjatuhkan 476 sanksi terhadap individu dan institusi Rusia sejak invasi dimulai pada Kamis (24/3/2022). (TribunWow.com)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVladimir PutinVolodymyr ZelenskyIndonesiaKTT G20BaliJoe BidenAmerika Serikat
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved