Konflik Rusia Vs Ukraina
Video Detik-Detik Istana Putin Dilempari Bom Molotov, Diduga Upaya Protes Invasi Rusia ke Ukraina
Sebuah video yang diunggah ke media sosial memperlihatkan seseorang melempar bom molotov ke Istana Kepresidenan Kremlin, Moskow, Rusia.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Sebuah video yang diunggah ke media sosial memperlihatkan seseorang melempar bom molotov ke Istana Kepresidenan Kremlin, Moskow, Rusia, Rabu (23/3/2022).
Figur yang tampaknya seorang pria tersebut hingga saat ini masih belum diketahui identitasnya.
Pun tujuannya melakukan aksi anarkis di kediaman Presiden Rusia Vladimir Putin.

Baca juga: Jurnalis Rusia Diinterogasi 14 Jam Tanpa Tidur Gegara Protes di Stasiun TV Milik Pemerintah
Baca juga: Penasihat Senior Putin Mundur dari Jabatannya, Hengkang dari Rusia Buntut Invasi ke Ukraina
Dilansir TribunWow.com dari kanal YouTube Tribunnews, Kamis (24/3/2022), video tersebut awalnya diunggah oleh akun TikTok @den_di1232.
Rekaman menunjukkan seorang pria yang mengenakan baju lengan panjang dan celana berwarna gelap melempari dinding istana Kremlin.
Api kecil berkobar di dinding merah tersebut dan menimbulkan bekas kebakaran hitam.
Sosok tersebut kemudian mengulangi perbuatannya beberapa kali dan seperti tengah menyerukan sesuatu.
Diduga, ia berusaha melemparkan bom buatan tangan itu melewati benteng istana Putin yang bermeter-meter tingginya.
Tak hanya dinding, rumput di bagian bawah dinding juga terlihat terbakar.
Adapun rekaman tersebut diambil oleh warga yang melintas dari dalam mobilnya.
Menurut kanal media Express, Rabu (23/3/2022), Putin diketahui telah tinggal di Istana Grand Kremlin sejak tahun lalu.
Secara historis situs tersebut adalah tempat di mana pemimpin Rusia juga menjalankan kehidupan pribadi dan urusan kenegaraan mereka.
Mengingat posisi peluncuran bahan peledak di dinding luar Kremlin, tindakan itu tidak mungkin merupakan upaya pembunuhan.
Muncul spekulasi bahwa aksi tersebut dilakukan pengunjuk rasa yang mungkin menentang invasi ke Ukraina.
Hingga saat ini, pria yang memegang bahan peledak itu belum diidentifikasi, meskipun video itu juga telah dibagikan oleh media lokal.
Selama ini, Putin telah menghadapi banyak upaya pembunuhan di masa lalu.
Ditanya tentang hal ini oleh pembuat film dokumenter AS Oliver Stone pada tahun 2017, Presiden Rusia menyatakan tak menunjukkan kekhawatiran.
Sebagai gantinya, dia justru menceritakan tentang pepatah Rusia tentang nasib dan takdir seseorang.
"Mereka mengatakan bahwa mereka yang ditakdirkan untuk digantung tidak akan tenggelam," kata Putin saat itu.
"Hanya Tuhan yang tahu takdir kita."
Diketahui, demonstrasi di luar Kremlin terjadi di tengah meningkatnya tekanan terhadap Rusia sebagai akibat sanksi Barat.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, pada hari Rabu, mengakui Moskow tidak siap untuk sanksi yang dikenakan setelah invasi ke Ukraina.
"Ketika mereka (membekukan) cadangan bank sentral, tidak seorang pun yang memprediksi sanksi apa yang akan dijatuhkan Barat dapat membayangkan hal itu. Itu adalah pencurian," kata Lavrov.
Baca juga: Balas Sanksi Negara yang Tak Bersahabat dengan Rusia, Putin Tuntut Pembayaran Gas Dalam Rubel
Baca juga: Rakyat Rusia Protes Keras atas Penyerangan Militer Ke Ukraina, Beredar Ajakan Turun ke Jalan
Lihat video selengkapnya melalui tayangan berikut:
4.300 Pengunjuk Rasa Rusia Ditahan
Polisi menahan ribuan orang yang melakukan aksi protes di Rusia, Minggu (6/3/2022).
Para demonstran melakukan penolakan atas invasi Presiden Rusia Vladimir Putin ke Ukraina.
Sementara tentara militer Putin beraksi di Ukraina, polisi dan petugas keamanan memerangi rakyatnya sendiri di dalam negeri.

Dilansir Aljazeera, Minggu (6/3/2022), ribuan pengunjuk rasa meneriakkan "Tidak untuk perang!" dan "Memalukan!", menurut video yang diposting di media sosial oleh aktivis oposisi dan blogger.
Puluhan pengunjuk rasa di kota Ural, Yekaterinburg, ditangkap.
Seorang pengunjuk rasa di lokasi tersebut tampak tersungkur di tanah dan dipukuli oleh polisi yang mengenakan perlengkapan anti huru hara.
Sebuah mural yang memperlihatkan wajah Presiden Vladimir Putin juga ikut dirusak.
Rekaman dan foto-foto atas insiden tersebut banyak disebarkan di media sosial oleh akun-akun warga sipil Rusia.
Sementara, kementerian dalam negeri Rusia sebelumnya mengatakan bahwa polisi telah menahan sekitar 3.500 orang.
Antara lain 1.700 pengunjuk rasa di Moskow, 750 orang di St Petersburg dan 1.061 di kota-kota lain.
Kementerian mengatakan 5.200 orang telah mengambil bagian dalam protes massal tersebut.
Kelompok pemantau protes OVD-Info mengatakan telah mendokumentasikan penahanan setidaknya 4.366 orang di 56 kota berbeda.
Pihaknya mencatat bahwa penangkapan pada hari Minggu menambah jumlah orang yang menjadi lebih dari 10 ribu, sejak invasi pertama ke Ukraina pada Kamis (24/2/2022).
"Kami melihat protes yang cukup besar hari ini, bahkan di kota-kota Siberia di mana kami jarang melihat jumlah penangkapan sebanyak itu," kata juru bicara OVD-info, Maria Kuznetsova.
Terkait hal tersebut, kritikus Kremlin Alexey Navalny menyerukan ajakan protes pada hari Minggu di seluruh Rusia.
Lawan politik Putin yang kini mendekam di penjara itu juga mendesak seluruh dunia untuk menentang invasi.
"Karena Putin, Rusia sekarang diidentikkan dengan perang oleh banyak orang,” kata Navalny, Jumat (4/3/2022).
"Itu tidak benar. Putin yang menyerang Ukraina, bukan Rusia."(TribunWow.com/Via)