Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Jubir Pemerintah Rusia Nyatakan Kapan Putin akan Gunakan Bom Nuklir dalam Perang Ukraina

Juru bicara pemerintah Rusia, Dmitry Peskov menjawab kemungkinan negaranya akan menggunakan persenjataan nuklir.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
AFP/Dima Korotayev
ICBM Topol milik Rusia dipamerkan di luar Moskow dalam parade tahunan nasional Hari Kemenangan 9 Mei. Terbaru, pihak Rusia jelaskan kapan kemungkinan persenjataan nuklir akan digunakan dalam perang Ukraina, Selasa (22/3/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Juru bicara pemerintah Rusia, Dmitry Peskov menjawab kemungkinan negaranya akan menggunakan persenjataan nuklir.

Namun ia tak bisa memberikan jaminan bahwa Presiden Vladimir Putin tak akan memakai senjata andalan itu dalam perang Ukraina.

Peskov menekankan ada kondisi tertentu yang bisa memaksa Rusia menyiagakan bom atom miliknya.

Presiden Rusia Vladimir Putin (depan) didampingi juru bicaranya, Dmitry Peskov.
Presiden Rusia Vladimir Putin (depan) didampingi juru bicaranya, Dmitry Peskov. (AFP)

Baca juga: Tak Henti Gempur Ukraina, Ternyata Segini Jumlah Senjata Nuklir Rusia, Bandingkan dengan Milik NATO

Baca juga: Pesawat Kiamat Putin Terbang di Langit Rusia, Tanda Perang Nuklir akan Terjadi di Ukraina?

Dilansir TribunWow.com dari Reuters, Selasa (22/3/2022) Hal ini disampaikan Peskov kepada CNN dalam sebuah wawancara pada hari yang sama.

Komentar itu muncul di tengah kekhawatiran Barat bahwa konflik di sana dapat meningkat menjadi perang nuklir.

Pasalnya, setelah hampir empat minggu setelah Rusia mengirim pasukannya ke Ukraina, ekskalasi serangan disebut telah meningkat pesat.

Peskov membuat pernyataan itu ketika ditanya apakah dia yakin Putin tidak akan menggunakan senjata nuklir.

Tangan kanan Putin itu pun menjawab bahwa kebijakan keamanan Rusia menyatakan bahwa negara itu hanya akan menggunakan senjata nuklir jika keberadaannya terancam.

"Kami memiliki konsep keamanan dalam negeri dan bersifat publik, anda dapat membaca semua alasan penggunaan senjata nuklir. Jadi jika itu adalah ancaman eksistensial bagi negara kami, maka itu (senjata nuklir) dapat digunakan sesuai dengan konsep kami,” ujarnya.

"Tidak ada alasan lain yang disebutkan dalam teks itu."

Dilaporkan, Putin bulan lalu memerintahkan pasukan nuklir Rusia untuk siaga tinggi.

Sejalan dengan perintah tersebut, kementerian pertahanan Rusia mengatakan pada 28 Februari bahwa pasukan rudal nuklirnya dan armada Utara dan Pasifik telah ditempatkan pada posisi tempur.

Baca juga: Kirim Pesan ke AS, Ini Alasan Putin Siagakan Pasukan Nuklir di Tengah Upaya Damai dengan Ukraina

Baca juga: Efek Radiasi Nuklir jika PLTN Zaporizhzhia Ukraina Diledakkan Rusia, dari Kanker hingga Rusaknya DNA

Kekuatan Nuklir Rusia Siaga Satu

Rusia menyiagakan segenap kekuatan militernya, termasuk persenjataan nuklir yang telah disiapkan sejak Senin (28/2/2022).

Kementerian Pertahanan Rusia mengkonfirmasi bahwa pihaknya akan mengerahkan segenap kemampuan dalam krisis melawan Ukraina.

Terlepas dari pembicaraan damai yang sedang diupayakan antara pejabat Rusia dan Ukraina di Belarus.

Dilansir rt.com, Senin (28/2/2022), unit darat Rusia, dilengkapi dengan rudal balistik antarbenua serta kapal dari Armada Utara dan Pasifik, ditempatkan dalam siaga tempur tinggi.

Termasuk Angkatan Laut Rusia yang mengerahkan kapal selam dipersenjatai dengan rudal nuklir.

Kementerian mengatakan langkah itu dilakukan sesuai dengan perintah yang dikeluarkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Minggu (27/2/2022).

Putin menyebut adanya sanksi tidak sah terhadap Rusia dan pernyataan agresif oleh pejabat Barat, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Diketahui, banyak negara, termasuk AS, Inggris, dan negara-negara anggota UE memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap Rusia sebagai tanggapan atas invasi ke Ukraina.

Moskow mengklaim bahwa serangan yang diluncurkan pada Kamis (24/2/2022) pagi, diperlukan untuk mempertahankan wilayah Donetsk dan Luhansk, yang memisahkan diri dari Ukraina tak lama setelah kudeta 2014 di Kiev.

Sebagai informasi, Rusia selama bertahun-tahun telah mendanai pemberontak di kedua wilayah tersebut.

Putin secara terang-terangan mendukung keinginan pihak separatis bersenjata untuk melepaskan diri dari Ukraina.

Setelah mengakui kedaulatan Donetsk dan Luhanks pada Januari 2022 lalu, Rusia kemudian melancarkan serangan ke Ukraina.

Ukraina dipipimpin Presiden Volodymyr Zelensky memberikan perlawanan keras dan meminta bantuan masyarakat internasional.

Setelah beberapa penundaan, negosiator Rusia dan Ukraina akhirnya bertemu untuk pembicaraan pertama di Belarus pada hari Senin, (28/2/2022).(TribunWow.com/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVladimir Putin
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved