Konflik Rusia Vs Ukraina
Aliansi Anti Perang Rusia, Ukraina dan Belarus Desak Swiss Deportasi Kekasih dan Anak Putin
Sebuah petisi diinisiasi oleh masyarakat yang tergabung dalam aliansi negara Rusia, Belarus dan Ukraina.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Sebuah petisi diinisiasi oleh masyarakat yang tergabung dalam aliansi negara Rusia, Belarus dan Ukraina.
Petisi tersebut berisi tuntutan agar Swiss mendeportasi kekasih Presiden Rusia Vladimir Putin, Alina Kabaeva.
Hal ini menyusul kabar bahwa mantan pesenam olimpiade tersebut disembunyikan bersama 4 anaknya di villa mewah kawasan Swiss.

Baca juga: Buntut Invasi ke Ukraina, Vladimir Putin Kini Terancam Disingkirkan Elite Rusia Pakai Racun
Baca juga: Menyelami Isi Pikiran Putin dan Alasannya Mengerahkan Pasukan Rusia Taklukkan Ukraina
Dilansir TribunWow.com dari Daily Mail UK, Senin (21/2/2022), petisi tersebut diunggah di change.org Jerman, Perancis dan Inggris.
Sejauh ini, petisi tersebut telah mendapat sebanyak 55.000 tanda tangan dan dukungan.
"Kami, warga Rusia, Belarusia, dan Ukraina, yang saat ini mengalami penderitaan luar biasa, bersatu untuk memohon kepada otoritas Swiss," demikian petisi tersebut.
"Publik baru saja mengetahui bahwa tokoh politik dan media Rusia, dan mantan pesenam ritmik, Alina Kabaeva, bersembunyi dari konsekuensi sanksi yang dijatuhkan pada Federasi Rusia di negara anda."
"Dia adalah wanita favorit dari diktator delusional dan penjahat perang yang telah menyerang Ukraina selama beberapa minggu terakhir. Karena dia mendukung kegiatan sosial di Rusia, dia telah berusaha membuat warga Rusia terbiasa dengan kenyataan sanksi setelah 2014, dan secara pribadi menyatakan: ''Semakin buruk, semakin baik bagi kita!'."
Insiator petisi tersebut mempertanyakan mengapa Swiss masih bersedia menampung kekasih Putin dan empat anak mereka.
Petisi itu pun menuding Swiss telah mencederai sikap netralnya selama ini dengan melindungi Kabaeva.
"Untuk pertama kalinya dalam sejarah modern, negara anda telah melanggar netralitasnya, yang bahkan tidak pernah dilakukan terhadap Nazi Jerman pada abad ke-20, dan bergabung dengan sanksi terhadap Putin dan sekitarnya. Dan sekarang anda membiarkan nyonya kesayangannya dan anak-anaknya bersembunyi di dalam perbatasan negara bagian anda."
Petisi tersebut meminta pihak berwenang Swiss untuk menyelidiki dengan sangat hati-hati dasar hukum di mana dia berada, dan untuk memeriksa kebersihan dana yang digunakan untuk pembelian real estate di Swiss, yang digunakannya.
Belum ada bukti yang diverifikasi secara independen bahwa Kabaeva, mantan anggota parlemen pro-Putin, bersembunyi di Swiss, tempat dia diperkirakan melahirkan anak-anak presiden Rusia.
Barat sejauh ini belum memberikan sanksi kepada Kabaeva, yang selain menjadi mitra rahasia Putin yang dikabarkan juga merupakan ketua dewan direksi di National Media Group.
National Media Group merupakan sebuah stasiun TV raksasa dan surat kabar pro pemerintah, yang memberikan pendapata bagi Kabaeva hampir $10,5 juta per tahun. .
Mantan pesenam ini jarang terlihat di depan umum, tetapi dia tertangkap kamera sedang menari di turnamen senam ritmik 'Divine Grace' di Moskow, hanya beberapa minggu sebelum Rusia menginvasi Ukraina.
Laporan terpisah menunjukkan bahwa Kabaeva tidak berada di Swiss tetapi di bunker bawah tanah berteknologi tinggi di Pegunungan Altai di Siberia.
“Faktanya, itu bukan bunker, tetapi seluruh kota bawah tanah, dilengkapi dengan sains dan teknologi terkini,”
kata Ilmuwan politik Valery Solovey, (61).
Baca juga: Alami Kemajuan dalam Invasi Ukraina, Pihak Rusia Bocorkan Jumlah Kematian Tentaranya
Baca juga: Rahasia Kehidupan Pribadi Putin, Sosok Istri, Isu Perselingkuhan hingga Anak yang Disembunyikan
Keberadaan Keluarga Putin
Valery Solovey (61), seorang profesor di Rusia sekaligus pakar politik yang terkenal akan teori konspirasinya yang liar menyampaikan sebuah dugaan terkait kondisi dari keluarga Presiden Rusia Vladimir Putin saat ini.
Keluarga Putin saat ini disebut telah dievakuasi ke sebuah tempat yang berada di Pegunungan Altai.
Tempat yang digunakan oleh Keluarga Putin saat ini diketahui didesain untuk menghadapi perang nuklir.
Dikutip dari metro.co.uk, Solovey menyebut langkah Putin melakukan evakuasi terjadi karena adanya kesalahan strategi dalam invasi ke Ukraina.
"Pada akhir pekan, keluarga Putin telah dievakuasi ke sebuah bunker spesial yang dipersiapkan untuk menghadapi perang nuklir," ujar Solovey.
Solovey menyampaikan, bunker ini bukanlah bunker pada umumnya namun sebuah kota bawah tanah yang dilengkapi teknologi canggih.
Pada hari keenam konflik tepatnya Selasa (1/3/2022), Rusia melancarkan serangan roket di Kota Kharkiv, Ukraina yang menghancurkan gedung pemerintah hingga opera.
Pemerintah Ukraina menyatakan target yang diserang Rusia berada di area warga sipil dan bukanlah kombatan.
Dalam konflik yang dimulai sejak Kamis (24/2/2022), kini Rusia dicurigai oleh jaksa dari International Criminal Court (ICC) telah melakukan kejahatan perang saat melakukan operasi militer di Ukraina.
Dikutip dari RT.com, juru bicara pemerintah Rusia, Dmitry Peskov kemudian menjawab pertanyaan jurnalis pada Selasa (1/3/2022) terkait kecurigaan jaksa ICC.
Dugaan Rusia melakukan kejahatan perang sebelumnya dilaporkan oleh pemerintah Ukraina.
Peskov tegas membantah Rusia melakukan kejahatan perang di Ukraina.
Ia juga membantah kabar pasukan Rusia telah memakai senjata yang dilarang seperti peluru cluster dan senjata thermobaric di Ukraina.
Peskov turut menegaskan soal pasukan militer Rusia yang tidak pernah mengincar warga sipil.
"Pasukan Rusia tidak menyerang warga sipil atau perumahan penduduk," ujar Peskov.
Peskov turut mengomentari bagaimana Amerika Serikat mengompori negara-negara lain untuk memberikan sanksi terhadap Rusia. (TribunWow.com/Via/Anung)