Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Pakar Sebut Kematian Jenderal Rusia Jadi Pertanda Kondisi Perang di Ukraina Sesungguhnya

Pihak Rusia dikabarkan telah kehilangan sejumlah pejabat militernya akibat invasi ke Ukraina.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
The Sun/East2West
Jenderal top Rusia, Mayor Jenderal Andrei Sukhovetsky dikabarkan tewas dalam peperangan di Ukraina pada Jumat (4/3/2022). Terbaru, pakar prediksi kondisi perang Rusia melawan Ukraina dari tewasnya para jenderal Rusia. 

TRIBUNWOW.COM - Pihak Rusia dikabarkan telah kehilangan sejumlah pejabat militernya akibat invasi ke Ukraina.

Menurut pakar, ada sejumlah tanda yang bisa dibaca dari kematian Jenderal andalan Presiden Rusia Vladimir Putin tersebut.

Satu di antaranya kondisi sesunggungnya dari perang yang kini belum bisa dibaca akibat simpang siurnya berita.

Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia Valery Gerasimov, (kiri) dan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, mendengarkan pidato Presiden Rusia Vladimir Putin saat pertemuan mereka di Moskow, Minggu (27/2/2022).
Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia Valery Gerasimov, (kiri) dan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, mendengarkan pidato Presiden Rusia Vladimir Putin saat pertemuan mereka di Moskow, Minggu (27/2/2022). (Alexei Nikolsky/ AP)

Baca juga: Sosok Andrei Sukhovetsky, Jenderal Top Rusia yang Tewas di Tangan Penembak Jitu Ukraina

Baca juga: Pasukan Elite Chechnya Pro Rusia Gagal Lakukan Upaya Pembunuhan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky

Dilansir kanal berita Sky News, Jumat (18/3/2022), beberapa hari yang lalu, seorang jenderal Rusia yang keempat tewas dalam pertempuran di kota Mariupol.

Kabar ini adalah kematian perwira militer Rusia terbaru yang dilaporkan dari sebagai akibat dari invasi ke Ukraina.

Hingga Kamis pagi, Layanan Komunikasi Khusus dan Perlindungan Informasi Negara Ukraina (SSSCIP) mengklaim total 14.000 tentara Rusia telah tewas.

Adapun para pejabat jenderal yang dikabarkan tewas di Ukraina antara lain adalah sebagai berikut.

1. Mayor Jenderal Oleg Mityaev

2. Mayor Jenderal Andrei Sukhovetsky

3. Mayor Jenderal Vitaly Gerasimov

4. Mayor Jenderal Andrey Kolesnikov

Selain para jenderal, berikut nama sejumlah komandan militer lainnya yang dikabarkan tewas di Ukraina.

1. Kolonel Andrei Zakharov

2. Kolonel Konstantin Zizevsky

3. Kolonel Yuri Agarkov

4. Letnan Kolonel Dmitry Safronov

5. Letnan Denis Glebov

6. Jenderal Republik Chechnya Magomed Tushaev

7. Kolonel Vladimir Zhoga

Koresponden Sky News, Alistair Bunkall, mengatakan pembunuhan jenderal Rusia tentu meningkatkan penilaian bahwa invasi Rusia ke Ukraina tidak berjalan seperti yang direncanakan.

Ia menuturkan kemungkinan keempat jenderal yang seharusnya dalam posisi aman tersebut bisa tewas di tangan musuh.

"Ada dua teori, yaitu bahwa para jenderal Rusia pergi ke garis depan untuk menyelesaikan kekacauan strategis yang dialami beberapa batalyon, atau untuk mendorong tentara yang mengalami demoralisasi untuk maju," tutur Bunkall.

Menurut Wakil Marsekal Udara Sean Bell, umumnya ada tiga tingkat peperangan: Taktis, operasional, dan strategis.

Biasanya, jenderal besar akan ditempatkan jauh dari peperangan taktis, yang mencakup pertempuran di lapangan.

"Jelas perang ini tidak berjalan seperti yang diharapkan Putin," kata Sean Bell.

"Sebagai akibatnya, dia jelas telah menyingkirkan seluruh angkatan jenderal senior, membawa beberapa yang baru, dan anda hanya dapat membayangkan apa perintah berbaris bagi mereka, maju ke depan dan saya ingin melihat aksi nyata."

Oleh karena itu, mereka terlihat berusaha menginspirasi, memotivasi, memimpin, pada tingkat taktis, beberapa wajib militer dan tentara di garis depan

Sean Bell menjelaskan bahwa mungkin ada sekitar 20 jenderal besar yang terlibat dalam peperangan tersebut.

Baca juga: Putin Tangkap Jenderal Perangnya Sendiri, Disebut Berkhianat hingga Dijadikan Kambing Hitam

Baca juga: Daftar Komandan Rusia yang Tewas di Ukraina, Terkini 1 Jenderal dan 7 Tim Elite Putin Gugur

Sosok Dua Master Perang Putin

Sejak invasi Ukraina dimulai, dua orang kepercayaan Presiden Rusia Vladimir Putin menjadi tokoh sentral dalam pelaksanaan agresi tersebut.

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Valery Gerasimov, menjadi sosok yang memegang peranan penting.

Keduanya menjadi perwajahan perang yang digunakan sebagai alat pemenuhan ambisi Vladimir Putin untuk menguasai Ukraina.

Dikutip TribunWow.com dari kanal berita France24, Minggu (6/3/2022), keduanya memiliki kedekatan khusus dengan Putin.

Di mata Putin, mereka adalah arsitek suksesnya kampanye pencaplokan Krimea pada 2014, strategi militer Rusia di Suriah serta dukungan bagi pemberontak pro-Rusia di wilayah Donbas.

Duo ini juga dianggap sebagai salah satu pengikut Putin yang paling setia.

Tidak mengherankan jika Kremlin memutuskan untuk menempatkan Shoigu dan Gerasimov dalam sorotan.

Keduanya menduduki jabatan masing-masing pada tahun 2012, yang uniknya, ditunjuk hanya berselang beberapa hari.

Dikatakan bahwa Shoigu akan tetap menjabat selama Gerasimov tetap menjadi kepala staf dan sebaliknya

Namun, dua orang yang berada di garis depan pelaksanaan wasiat presiden Rusia di Ukraina ini, rupanya memiliki latar belakang dan profil yang sangat berbeda.

Sementara Shoigu ahli dalam hal politik dan konspirasi, Gerasimov lebih mahir dalam bidang kemiliteran.

Sergei Shoigu

Shoigu adalah anggota dari lingkaran kekuasaan pertama yang memiliki banyak pengaruh di bawah Boris Yeltsin pada akhir 1990-an .

Aparatchik berusia 66 tahun itu memulai karir politiknya di akhir era Soviet, dengan menjadi menteri pertahanan pada tahun 2012.

Shoigu disebut kurang memiliki pengalaman militer maupun pengetahuan dinas rahasia.

Namun, Shoigu disebut memiliki kemampuan adaptasi yang baik, sehingga bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan pejabat tinggi Rusia yang dengan mudah berganti.

Dia terutama mengepalai partai Rusia Bersatu, dan memiliki peran memperkuat cengkeraman Putin pada permainan politik Rusia.

Menurut The Guardian, Shoigu digambarkan bertanggung jawab atas modernisasi besar-besaran tentara Rusia.

Selain itu, sebagai menteri pertahanan, Shoigu juga mengawasi dinas intelijen militer Rusia atau GRU yang ditakuti.

Ia diduga kuat menjadi dalang dalam meningkatnya operasi pembunuhan di Eropa pada 2010-an.

Termasuk percobaan pembunuhan dengan racun pada mantan agen ganda Sergei Skripal di Salisbury pada 2018.

Valery Gerasimov

Valery Gerasimov telah dianggap sebagai legenda dalam bidang kemiliteran Rusia.

Ia lahir pada tahun 1955 di Kazan, salah satu kota terpadat di Rusia.

Gerasimov tergabung dalam divisi lapis baja Tentara Merah yang bertugas saat Uni Soviet masih menjadi kesatuan.

Kemudian, ia menjadi satu dari antara komandan tentara Kaukasus Utara selama perang Chechnya kedua (1999-2009).

Gerasimov, yang digambarkan oleh Shoigu sebagai pria militer dari ujung kepala sampai ujung kaki, memimpin operasi di Ukraina pada 2014, di Suriah, dan sekarang, sekali lagi, di Ukraina.

Dia dikatakan sebagai penemu perang hibrida Rusia, yang menggabungkan penggunaan senjata konvensional dengan metode non-militer, seperti disinformasi atau serangan siber. (Tribunwow.com/Via)

Baca Artikel Terkait Lainnya

Sumber: TribunWow.com
Tags:
RusiaUkrainaVladimir Putininvasi
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved