Konflik Rusia Vs Ukraina
Puluhan Bayi Titipan Terjebak di Ukraina, Suster hingga Petugas Cleaning Service Bergantian Mengurus
Tak ada kesempatan untuk diambil oleh orangtua asli mereka, puluhan bayi titipan terpaksa dipindahkan ke shelter di Kiev/Kyiv.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Dilansir Aljazeera, Minggu (27/2/2022), Badan Perlindungan Pengungsi PBB mengatakan lebih dari 120 ribu pengungsi Ukraina telah meninggalkan negara itu sejak Rusia menginvasi Ukraina.
Tetapi bagi sebagian besar pengungsi Ukraina, butuh berhari-hari untuk melarikan diri dari perang.
Helena (49), dari Drohobych di Ukraina barat, menuturkan pengalamannya sembari menyeruput teh dan makan sandwich yang dia terima dari sukarelawan.
Dia memiliki keluarga di Poznan, Polandia, dan merasa lega lantaran perjalanan yang sulit itu akan segera berakhir.
Tak seperti biasanya, ia butuh waktu 24 jam untuk menyeberangi perbatasan dan tiba di tempat yang aman.
"Pengalaman itu seperti neraka," kata Helena kepada Al Jazeera sebelum kemudian menangis.
Baca juga: Pihak Rusia Tawarkan Uang untuk Tangkap Jurnalis Ukraina, Diduga Serukan Ajakan Bunuh Anak-anak
Baca juga: Daftar Komandan Rusia yang Tewas di Ukraina, Terkini 1 Jenderal dan 7 Tim Elite Putin Gugur
Sementara itu, bagi Denis (30) dari Chernivtsi, Ukraina, yang bekerja di lokasi konstruksi di Polandia, itu juga merupakan malam yang sulit.
Dia tiba di Medyka pada hari Kamis untuk bertemu dengan istri dan anak-anaknya yang datang dari Ukraina.
Tapi setelah semalaman menunggu, mereka tidak terlihat.
"Mereka telah berada di perbatasan selama lebih dari 24 jam. Awalnya, mereka ingin menyeberang dengan berjalan kaki tetapi sulit, sehingga mereka menaiki bus. Setidaknya agar tidak sedingin di luar," tutur Denis.
"Tapi selama lima jam terakhir, mereka tidak membiarkan siapa pun lewat. Tidak jelas alasannya."
Sementara istri dan anak-anak Denis sedang dalam perjalanan untuk berkumpul kembali dengannya, ibunya memutuskan untuk menyeberang kembali ke Ukraina.
Ibu Denis tidak ingin jauh dari suami dan dua putra lainnya, yang mungkin akan segera menerima panggilan untuk melayani negara.
Denis pun menyebutkan bahwa ayahnya merupakan mantan tentara yang pernah bertempur untuk Uni Soviet.
Kini, sang ayah akan kembali bertarung mempertahankan negaranya sendiri.