Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Buat Video Simulasi Paris Dibombardir, Presiden Ukraina: Kami Runtuh, Negara Anda Juga akan Runtuh

Pemerintah Ukraina membuat sebuah video simulasi apabila Paris dibombardir oleh pesawat tempur.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Instagram/@voaindonesia
Kemenhan Ukraina membuat video simulasi Paris dibombardir pasukan Rusia. 

TRIBUNWOW.COM - Pemerintah Ukraina lewat Kementerian Pertahanannya membuat sebuah video simulasi Kota Paris, Prancis dibombardir oleh pesawat tempur.

Video ini dirilis oleh Ukraina di tengah konflik yang semakin memanas dengan Rusia.

Di dalam video yang dibuat oleh Kemenhan Ukraina, awalnya tampak seorang wanita asyik berfoto dengan latar belakang pemandangan Menara Eiffel.

Kemenhan Ukraina membuat video simulasi Paris dibombardir pasukan Rusia.
Kemenhan Ukraina membuat video simulasi Paris dibombardir pasukan Rusia. (Instagram/@voaindonesia)

Baca juga: Kutip Kesaksian Rekan Korban, Rusia Sebut Jurnalis AS Justru Ditembak Mati oleh Tentara Ukraina

Baca juga: Ahli Ungkap Tujuan Ukraina Koar-koar Terima Banyak Tentara Sukarelawan yang Ingin Perangi Rusia

Dikutip TribunWow.com dari akun Instagram @voaindonesia, Selasa (15/3/2022), saat sedang berpose, tiba-tiba muncul ledakan di sekitar menara Eiffel.

Video itu kemudian menunjukkan pesawat-pesawat tempur menjatuhkan bom di area perkotaan.

Pada video itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyertakan sebuah pesan agar NATO segera memberlakukan zona larangan terbang (no-fly zone) di Ukraina.

Berikut pesan yang ditulis Zelensky:

“Bayangkan (serangan ini) jatuh di ibu kota negara Eropa lainnya," ujar Zelensky.

“Tutup wilayah udara Ukraina, atau berikan kami pesawat tempur. Jika negara kami runtuh, negara Anda juga akan runtuh.”

Terkait permintaan Zelensky, negara-negara barat termasuk NATO telah menolak.

“Satu-satunya cara pelaksanaan zona larangan terbang adalah mengirim pesawat NATO ke wilayah udara Ukraina dan menembak pesawat Rusia, dan itu bisa berujung perang besar-besaran di Eropa,” kata Menlu AS Antony Blinken.

“Presiden Biden telah jelas mengatakan (Amerika Serikat) tidak akan berperang dengan Rusia,” sambungnya.

Presiden Ukraina Alami Tekanan Batin?

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah dua minggu lebih menghadapi invasi pasukan militer Rusia sejak 24 Februari 2022 lalu.

Selama konflik berlangsung, pasukan militer Rusia diketahui telah beberapa kali melakukan serangan ke non kombatan atau warga sipil walaupun pemerintah Rusia terus mengklaim jika targetnya hanyalah fasilitas militer dan tentara.

Saat menjalani wawancara dengan sejumlah media, reporter dari Al Jazeera menanyakan bagaimana kondisi kejiwaan Zelensky saat ini.

Awalnya, reporter Al Jazeera tersebut menyoroti serangan Rusia terhadap rumah sakit bersalin yang ada di Mariupol.

Ia juga mengungkit serangan pasukan Rusia yang terjadi di pemukiman penduduk.

"Semua itu terlihat seperti strategi untuk membuat Anda (Zelensky) menyerah," ujar reporter Al Jazeera, Step Vaessen.

"Strategi ini jelas tidak bekerja, namun hal ini pasti memiliki dampak besar terhadap kejiwaan Anda," ungkapnya.

Saat menjawab pertanyaan ini, raut wajah Zelensky tampak sedih bercampur marah.

Pertama Zelensky mengungkit soal nasib anak-anak hingga para wanita yang menjadi korban serangan pasukan Rusia.

"Bagaimana orang normal bereaksi terhadap hal ini?" ucap Zelensky.

"Ini jelas sebuah aksi terorisme."

Zelensky kemudian mengibaratkan kejadian yang terjadi saat ini seperti sebuah serial TV tentang aksi terorisme.

Ia bercerita bagaimana beberapa saat yang lalu, publik begitu terkejut melihat aksi terorisme terjadi di Eropa.

"Sekarang kita sepertinya terbiasa dengan hal ini," ucap Zelensky.

"Saya tidak ingin terbiasa dengan hal ini," pungkasnya.

Sebelumnya, di tengah perang yang terjadi, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyempatkan diri melakukan kunjungan ke sebuah rumah sakit militer.

Zelensky di sana menemui para tentara Ukraina yang mengalami luka-luka akibat perang melawan pasukan Rusia.

Dikutip TribunWow.com dari bbc.com, Senin (14/3/2022), dalam video pendek itu tampak Zelensky menyapa para prajurit yang terluka.

"Selamat siang. Semoga kalian sehat selalu. Bagaimana keadaan kalian nak?" tanya Zelensky.

"Baik," ucap seorang tentara yang berbaring di kasur.

Ketika melakukan kunjungan, seorang tentara Ukraina yang sedang dirawat mengajak sang presiden untuk selfie bersama.

Dengan sigap Zelensky memenuhi permintaan tentara tersebut.

Tidak hanya selfie, Zelensky juga menyempatkan diri berbincang-bincang dengan tentara yang terluka.

Kemudian Zelensky turut memberikan penghargaan berupa medali ke tentara hingga tenaga kesehatan di rumah sakit tersebut.

Saat mengunjungi seorang tentara yang terluka parah, Zelensky tampak memberikan semangat.

Tentara yang terluka itu kemudian menjawab Zelensky hanya dengan mengangkat dan mengepalkan tangannya.

Zelensky Presiden Boneka

Pemimpin Republik Chechnya, Ramzan Kadyrov menuding Presiden Rusia Volodymyr Zelensky tak mampu melakukan tugasnya.

Ia menyebut Volodymyr Zelensky sebagai boneka yang digerakkan Bandera, Neo Nazi dan setan.

Kadyrov yang diketahui dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin itu juga mengkritik Volodymyr Zelensky atas upaya evakuasi warga asing.

Dikutip TribunWow.com dari media Rusia Ria Novosti, Selasa (8/3/2022), Kadyrov menuding Zelensky tak bisa melakukan kewajibannya dengan baik.

Ia merujuk pada evakuasi warga asing dari Ukraina yang hingga kini masih menemui hambatan.

Menurut laporan, ada sejumlah warga asing yang masing berada di lokasi konflik.

Bahkan, beberapa di antaranya mengaku mendapat perlakuan rasis ketika hendak mengungsi ke perbatasan Ukraina.

"Jika Zelensky tidak dapat mengatur evakuasi setidaknya sekelompok warga asing, lalu presiden macam apa dia?," tulis Kadyrov di kanal resmi Telegramnya.

"Lagi pula, dialah yang terutama bertanggung jawab atas mereka."

Menurut Kadyrov, Zelensky tak memiliki kompetensi sebagai presiden.

Ia juga menyebut mantan komika tersebut sebagai presiden boneka yang digerakkan Bandera, Neo Nazi dan 'Setan'.

"Fakta ini sudah jelas menunjukkan bahwa dia adalah bukan presiden sama sekali, dan boneka sebenarnya ada di tangan Bandera, Neo Nazi, dan set*n," ujar Kadyrov.

Dia mengimbau perwakilan dari otoritas Ukraina dan tentara dengan seruan untuk berpikir lebih hati-hati.

Dalam pernyataannya, Kadyrov mengisyaratkan bahwa pihak Ukraina sengaja menawan pengungsi dan warga asing.

Ia pun meminta otoritas Ukraina untuk membebaskan para pengungsi keluar mencari suaka.

"Bagaimanapun, kami akan mengikuti perintah dan menghabisi Bandera. Tapi Zelensky, pemerintah Ukraina, Rada, Angkatan Bersenjata Ukraina, semua perwakilan tentara dan pemerintah harus berpikir dengan hati-hati lagi," tulis Kadyrov.

"Jika kalian memiliki setidaknya sedikit akal dan rasa kemanusiaan yang tersisa, ubahlah pikiran dan biarkan orang asing dan para warga keluar."

"Biarkan mereka pergi ke tempat yang aman," pungkasnya.

Kadyrov juga meminta NATO , OSCE dan PBB untuk campur tangan dalam situasi dengan koridor kemanusiaan di Ukraina.

Jika tidak, tanggung jawab terhadap apa yang akan terjadi, jatuh di tangan mereka. (TribunWow.com/Anung/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVolodymyr ZelenskyVladimir PutinParisPrancis
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved