Konflik Rusia Vs Ukraina
Keluhan Turis Rusia yang Kehabisan Uang di Bali akibat Sanksi Invasi ke Ukraina: Kami Khawatir
Para turis Rusia yang berada di Bali mengaku kebingunan lantaran mulai kehabisan uang.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Uang yang terkumpul nantinya akan digunakan untuk membayar visa agar dapat lebih lama tinggal di Bali.
"Mungkin kami harus kembali ke sini dan melakukan pekerjaan sementara, mencari kerja untuk membayar biaya visa," ujar Ivanov.
"Tidak ada yang tahu bagaimana kondisi ke depan. Kami harus menunggu dan melihat dulu."
Ivanov menyebutkan bahwa orang-orang Rusia sebenarnya merasa kecewa dengan perang yang terjadi.
Ia menilai seharusnya konflik tersebut bisa diselesaikan secara diplomasi sehingga tak menimbulkan masalah berkepanjangan.
"Aku rasa orang-orang Rusia pada umumnya begitu kecewa dengan kejadian dan perkembangan akhir-akhir ini, " kata Ivanov.
"Tentu saja tidak ada yang menginginkan perang. orang kami tidak mau perang, begitu juga orang-orang Ukraina."
"Tidak ada yang menginginkan perang ini.Kami sangat khawatir. Tak ada yang mau perang, kita semua membutuhkan kedamaian," tandasnya.
Lihat tayangan selengkapnya melalui video berikut:
Baca juga: Pasca Putin Lakukan Invasi ke Ukraina, Warga Rusia Mulai Rasakan Sanksi Ekonomi: Saya Takut di Sini
Baca juga: Ekonomi Anjlok, Putin Bersikeras Klaim Invasi Rusia ke Ukraina sebagai Bentuk Tindakan Putus Asa
Bom Atom Ekonomi Dijatuhkan ke Rusia
Aliansi negara Sekutu mengenakan sanksi ekonomi yang semakin keras terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina.
Target terbarunya melibatkan pelarangan akses Rusia ke SWIFT, singkatan dari Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication.
Hal ini menjadi sanksi ekonomi terbesar hingga disebut sebagai bom nuklir untuk melumpuhkan sistem keuangan Rusia.
Dilansir ABC News, Minggu (27/2/2022), Amerika dan sejumlah negara lain telah menyetujui pembatasan akses Rusia ke SWIFT.
Pasalnya, Presiden Rusia Vladimir Putin masih enggan menarik pasukannya dari Ukraina.