Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Ada Peluang Damai? Ini Hasil Pertemuan Menlu Rusia-Ukraina di Turki

Untuk pertama kalinya semenjak konflik terjadi, dua pejabat tinggi Rusia dan Ukraina mengadakan pertemuan di Turki, Kamis (10/3/2022).

Penulis: anung aulia malik
Editor: Elfan Fajar Nugroho
RT/Kementerian Luar Negeri Turki
Pada Kamis (10/3/2022), Menteri Luar Negeri (Menlu) Ukraina Dmytryo Kuleba dan Menlu Rusia Sergei Lavrov mengadakan pertemuan di Turki. 

TRIBUNWOW.COM - Dua pejabat tinggi dari Ukraina dan Rusia untuk pertama kalinya mengadakan pertemuan sejak Presiden Vladimir Putin mengumumkan operasi militer di Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu.

Kini pada Kamis (10/3/2022), Menteri Luar Negeri (Menlu) Ukraina Dmytryo Kuleba dan Menlu Rusia Sergei Lavrov mengadakan pertemuan di Turki.

Pertemuan ini diketahui akan membahas tentang konflik yang saat ini terjadi di Ukraina.

Baca juga: Ukraina Akui Tak Mampu Lawan Rusia, Volodymyr Zelensky: Perang Dunia Ke-3 akan Dimulai

Baca juga: Diinterogasi Agen Ukraina, Sukarelawan Asal Inggris Ngaku Kepalanya Dipukuli hingga Pusing

Dikutip TribunWow.com dari BBC.com, pertemuan ini digelar di Antalya, Turki.

Seusai pertemuan, Kuleba menjelaskan pada intinya Rusia akan terus melakukan invasi sampai Ukraina mau memenuhi sejumlah permintaan dari Putin.

Kuleba menyampaikan, tidak ada perkembangan terkait kesepakatan gencatan senjata antara Ukraina dan Rusia.

Ia saat ini hanya berharap Rusia akan mengizinkan adanya ruang jalur kemanusiaan untuk ke luar kota.

Kuleba turut menyampaikan Ukraina tidak bisa berbuat banyak untuk menghentikan perang apabila pihak agresor yakni Rusia tidak memiliki keinginan untuk berhenti.

Di sisi lain, Menlu Rusia yakni Lavrov mengatakan, diskusi dengan Ukraina tadi membahas seputar isu kemanusiaan.

Lavrov turut mengungkit kelompok nasionalis Ukraina menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia.

Ia juga membicarakan soal koridor kemanusiaan, hingga stabilitas suplai pangan di Eropa.

Ketika ditanya oleh wartawan soal kemungkinan gencatan senjata, Lavrov menjawab operasi militer spesial yang diperintahkan oleh Putin akan terus berjalan.

Kemudian Lavrov memperingatkan kepada negara-negara yang menyuplai senjata ke Ukraina melakukan tindakan yang berbahaya.

Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-14

Invasi Rusia ke Ukraina memasuki hari ke-14 pada Rabu (9/3/2022).

Tampaknya belum ada perkembangan signifikan dari pergerakan tentara Rusia ke Kiev maupun kota sekitarnya.

Namun di tengah kekacauan, sejumlah pengungsi berhasil dievakuasi setelah disepakatinya pembukaan koridor kemanusiaan.

Hanya saja, saat gencatan senjata seharusnya dilaksanakan, pihak Rusia justru membombardir RS Bersalin di Mariupol.

Rumah bersalin di Mariupol, Ukraina diserang oleh pasukan militer Rusia, Rabu (9/3/2022).
Rumah bersalin di Mariupol, Ukraina diserang oleh pasukan militer Rusia, Rabu (9/3/2022). (BBC.com)

Baca juga: Bahas Penemuan 30 Lab Rahasia, Rusia Sebut Respons Ukraina, AS, dan Inggris Menakjubkan

Baca juga: Prediksi Putin akan Dikudeta akibat Invasi Rusia ke Ukraina, Pakar: Hanya China yang Bisa Selamatkan

Dirangkum TribunWow.com dari kanal berita Sky News, Kamis (10/3/2022) terdapat tiga poin peristiwa sepanjang hari tersebut.

• Upaya untuk mengevakuasi warga sipil melalui jalur yang aman kembali dilakukan

• Meskipun pertempuran sengit di dekatnya, ibukota Kyiv tetap berada di bawah kendali Ukraina

• Sejumlah kota berada di bawah serangan berat Rusia, sementara yang lain bersiap untuk menghadapi serangan

Pembukaan Koridor Kemanusiaan

Mariupol adalah satu dari enam tempat di mana koridor kemanusiaan akan dibuka.

Koridor tersebut merupakan jalur evakuasi penduduk dari wilayah yang terkepung tentara Rusia ke bagian lain yang lebih aman.

Pada saat pembukaan koridor kemanusiaan, dua belah pihak diharapkan melakukan gencatan senjata.

Secara keseluruhan rute yang diumumkan oleh Ukraina hari ini adalah:

• Mariupol (selatan) ke Zaporizhzhia (tenggara)

• Energodar (tenggara) ke Zaporizhzhia

• Sumy (timur laut) ke Poltava (tengah)

• Izyum (timur) hingga Lozova (timur)

• Volnovakha (timur) ke Pokrovsk (timur)

• Dan dari beberapa kota di sekitar Kiev termasuk Vorzel, Borodyanka, Bucha, Irpin dan Hostomel ke ibu kota

Gencatan senjata diumumkan di daerah itu antara pukul 9 pagi hingga 9 malam waktu setempat.

Pada sore hari, penasihat kementerian dalam negeri Ukraina Vadym Denysenko mengatakan Moskow sebagian besar gagal untuk mematuhi perjanjian ini.

Meskipun demikian, sejumlah koridor tampaknya telah berhasil, termasuk di Energodar dan di beberapa bagian Kiev.

Lebih dari 2,2 juta orang telah meninggalkan Ukraina, dengan 1,3 juta pergi ke Polandia.

Pertempuran di Kiev

Ibu kota Kiev tetap berada di bawah kendali Ukraina meskipun terjadi pertempuran di daerah-daerah terdekat.

Konvoi kendaraan militer Rusia yang sepanjang 65 km kini telah terjebak di luar ibu kota selama lebih dari seminggu.

Pertempuran juga berlanjut di barat laut wilayah tersebut, termasuk di Irpin.

Kondisi Wilayah Ukraina Timur

Dewan kota Mariupol melaporkan bahwa pasukan Rusia telah menjatuhkan beberapa bom di sebuah rumah sakit anak-anak.

"Kehancurannya sangat besar," kata seorang sumber.

Mariupol telah dikepung oleh pasukan Rusia selama lebih dari seminggu.

Dilaporkan bahwa orang-orang di sana sampai harus mengais makanan dan mencairkan salju untuk mendapatkan air.

Upaya untuk mengevakuasi orang-orang dari kota pelabuhan Laut Hitam telah berulang kali tersendat selama beberapa hari terakhir.

Kondisi Wilayah Ukraina Selatan

Kherson tetap menjadi satu-satunya kota di bawah kendali Rusia.

Namun, penduduk setempat setiap hari melakukan aksi damai dengan berdemonstrasi memprotes pendudukan Rusia.

Garda Nasional Rusia hari ini mengumumkan telah menahan lebih dari 400 pengunjuk rasa di daerah tersebut.

Sementara, penduduk Odesa kini bersiap untuk mempertahankan pelabuhan utama dan kota wisata.

Warga membentangkan spanduk biru dan kuning raksasa bertuliskan "Odesa-Ukraina" di atas karung pasir di depan Opera dan Teater Balet di pusat kota.

Di sisi lain, angkatan bersenjata Ukraina mengatakan orang-orang Rusia yang mengenakan pakaian sipil sudah mulai maju ke kota terdekat, Mykolaiv.

Baca juga: Rumah Bersalin di Ukraina Hancur Diserang Rusia, Ibu Hamil Ditandu dalam Kondisi Berdarah-darah

Baca juga: Tuding PBB Sebar Hoaks, Rusia Sebut RS Bersalin Mariupol yang Diserang adalah Sarang Militer Ukraina

Kekhawatiran Presiden Volodymyr Zelensky

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan kekhawatirannya atas kemungkinan perkembangan serangan Rusia.

Ia menyoroti keputusan Barat yang dinilai kurang cekatan untuk menetapkan zona larangan terbang.

Suami ibu negara Olena Zelenska itu menilai pihak Barat akan terlambat mengambil keputusan setelah nantinya perang dunia ketiga sudah dimulai.

Dilansir TribunWow.com dari Sky News, (9/3/2022), Zelensky secara eksklusif berbincang dengan awak media di kantornya yang terletak di Kiev.

Sembari duduk di lantai, orang nomor satu Ukraina itu kembali menyerukan tuntutannya.

Ia meminta negara-negara dunia untuk menutup jalur penerbangan agar Rusia tak bisa mengirim pesawat tempurnya.

Sehingga, Ukraina bisa terus bertahan dengan pasukan dari darat.

"Jika anda bersatu melawan Nazi dan teror ini, anda harus menutup (jalur perbangan-red). Jangan menunggu saya bertanya kepada Anda beberapa kali, sejuta kali. Tutup langit," tegas Zelensky.

"Tutup langit dan hentikan pengeboman," katanya, meminta dunia untuk bertindak lebih cepat.

Pihak Barat masih mempertimbangkan keputusan seputar potensi zona larangan terbang.

Pasalnya, keputusan itu dinilai akan meningkatkan konflik, dan membawa konfrontasi langsung dengan Rusia yang bisa memperburuk kondisi.

"Lebih buruk untuk siapa? Untuk keluarga kita? Tidak. Untuk mereka? Siapa yang tahu? Tidak ada yang tahu. Tapi kita tahu persis bahwa sekarang sangat buruk. Dan di masa depan akan terlambat," tukas Zelensky.

"Percayalah, jika diperpanjang seperti ini, anda akan melihat, mereka akan menutup langit tetapi kita akan kehilangan jutaan orang."

"Perang dunia ketiga akan dimulai dan baru setelah itu anda akan membuat zona larangan terbang, tetapi itu akan terlambat."

Zelensky mengatakan bahwa pasukan Rusia bisa saja menduduki Ukraina, namun kemudian dunia tak akan bisa menandingi kekuatannya.

Apalagi setelah sumber daya Ukraina terutama di bidang nuklir telah dikuasi Rusia.

Menambahi, Zelensky menyebut Nato dan sekutunya, tak melakukan apa-apa untuk mencegah serangan Rusia.

"Kemarin dunia tidak melakukan apa-apa. Maaf, tapi itu benar," ujar Zelensky.(TribunWow.com/Anung/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainainvasiTurkiVladimir PutinVolodymyr Zelensky
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved