Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-13, Simbol Z Makin Kerap Digunakan hingga Hasil Perundingan Ketiga

Memasuki hari ke-13 sejak serangan pertama Rusia ke Ukraina, belum banyak perkembangan signifikan yang terjadi.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
AFP/Alexei Druzhinin/SPUTNIK
Kolase potret Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Minggu (27/2/2022). Terbaru, perkembangan terkini invasi Rusia ke Ukraina. 

TRIBUNWOW.COM - Memasuki hari ke-13 sejak serangan pertama Rusia ke Ukraina, belum banyak perkembangan signifikan yang terjadi.

Terakhir, pihak Rusia dan Ukraina mengumumkan hasil perundingan damai ketiga yang diadakan di Belarus.

Sementara itu, simbol Z yang menyatakan dukungan untuk Rusia makin kerap terlihat dalam berbagai kesempatan.

Dilansir npr.org, Selasa (8/3/2022), berikut kesimpulan invasi Rusia ke Ukraina yang telah disusun TribunWow.com.

Warga di Kota Irpin, Ukraina langsung menunduk begitu mendengar suara ledakan. Warga sipil di Kota Irpin berbondong-bondong pergi mengungsi menjauh dari rumah mereka yang kini diserang pasukan Rusia.
Warga di Kota Irpin, Ukraina langsung menunduk begitu mendengar suara ledakan. Warga sipil di Kota Irpin berbondong-bondong pergi mengungsi menjauh dari rumah mereka yang kini diserang pasukan Rusia. (YouTube BBC News Indonesia)

Baca juga: Putin Diisukan Menderita Kanker Ganas, Jadi Alasan Buru-buru Kerahkan Militer Rusia Invasi Ukraina

Baca juga: Sindir Negara-negara Barat, Presiden Ukraina: Kalian Ingin Kami Dibunuh Perlahan-lahan

1. Perundingan Ketiga

Perwakilan Rusia dan Ukraina kembali berjuang membangun koridor kemanusiaan untuk mengevakuasi warga sipil Ukraina.

Moskow menetapkan batas waktu baru bagi Ukraina untuk menyetujui koridor kemanusiaan yang akan mengarahkan pengungsi melalui Belarus dan Rusia.

Kiev sebelumnya menolak rute tersebut lantaran dinilai tak menjamin keamanan penduduk.

Selama akhir pekan, upaya serupa untuk mengatur jalan keluar yang aman gagal, dengan pihak berwenang Ukraina mengatakan pasukan Rusia menembaki warga sipil dan sebaliknya.

Baca juga: Perundingan Ukraina dan Rusia Kembali Gagal, Ini Hal yang Tak Disepakati Wakil Putin dan Zelensky

2. Sanksi Terus Dijatuhkan untuk Rusia

Coca-Cola, Pepsi, McDonald's, dan Starbucks bergabung dengan eksodus perusahaan dari Rusia.

Ratusan perusahaan telah menangguhkan operasi di negara itu, di mana orang-orang dengan cepat kehilangan akses ke merek pakaian, rias wajah, mobil, furnitur, streaming, dan layanan perbankan asing.

Rusia sekarang adalah negara yang paling banyak terkena sanksi di dunia.

Apalagi, kini Gedung Putih resmi melarang impor minyak Rusia, yang menyumbang kurang dari 10% dari impor AS.
Inggris dan Uni Eropa juga mengumumkan rencana untuk menghentikan impor bahan bakar Rusia.

Menghadapi hal tersebut, Putin pun telah menginstruksikan stafnya untuk merilis negara-negara yang menjatuhkan sanksi dan menganggapnya sebagai musuh.

3. Kondisi Perang

Direktur CIA William Burns memperingatkan anggota parlemen AS bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin kemungkinan akan melipat gandakan serangan ke Ukraina dalam beberapa minggu mendatang.

Hal ini sebagai bentuk rasa frustasi Putin lantaran rencananya menguasai Ukraina tak berjalan sesuai rencana.

Di sisi lain, seorang pesenam Rusia, Ivan Kulivak, menghadapi tindakan disipliner karena mengenakan simbol Z saat tampil di podium.

Diketahui, huruf non-Cyrillic tersebut telah diadopsi sebagai simbol oleh para pendukung serangan Rusia ke Ukraina.

Unggahan akun resmi Kementerian Pertahanan Rusia yang menggunakan simbol Z sebagai bentuk dukungan terhadap invasi ke Ukraina, Minggu (6/3/2022).
Unggahan akun resmi Kementerian Pertahanan Rusia yang menggunakan simbol Z sebagai bentuk dukungan terhadap invasi ke Ukraina, Minggu (6/3/2022). (Instagram @mil_ru)

Baca juga: Heboh Simbol Z Digunakan sebagai Tanda Mendukung Invasi Rusia ke Ukraina, Apa Artinya?

Di Ukraina, Presiden Volodymyr Zelensky terus menyuarakan keprihatinannya atas korban yang terus berjatuhan.

Ia kembali mengajak negara-negara dunia untuk turun tangan mengatasi krisis keamanan tersebut.

Tanpa gentar, Zelensky justru membongkar persembunyiannya di Kiev dan kembali mengecam Rusia.

Sementara, lebih dari 2 juta orang Ukraina telah meninggalkan negara mereka sejak Rusia melancarkan serangannya.

Menurut penghitungan dari Badan Pengungsi PBB, jumlah itu sekitar 4% dari populasi Ukraina, dan setidaknya setengah dari pengungsi adalah anak-anak.

Sebagian besar telah menyeberang ke Polandia, yang berbatasan dengan Ukraina di barat.

3 Skenario Akhir Konflik Rusia-Ukraina

Hampir dua minggu berlalu sejak Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi militer spesial di Ukraina pada Kamis (24/2/2022) lalu.

Sampai Selasa (8/3/2022) Putin masih belum menguasai Kiev/Kyiv yang merupakan Ibu Kota Ukraina.

Dr Chris Tuck, Pakar Konflik dan keamanan dari Universitas King, London, Inggris menyebut ada tiga kemungkinan bagaimana konflik di Ukraina akan berkahir.

Dikutip dari Sky News, menurut Tuck, Putin tidak menyangka bahwa Rusia gagal menyelesaikan operasi militer dengan cepat di Ukraina.

"Seharusnya ini (operasi militer) dilakukan secara cepat," kata Tuck.

Tuck melanjutkan, operasi militer Rusia yang gagal diselesaikan secara cepat disebabkan oleh perlawanan pasukan Ukraina yang lebih kuat di luar dugaan Rusia.

Menurut Tuck saat ini Putin hanya memiliki tiga opsi untuk mengakhiri konflik di Ukraina setelah gagal menguasai Kiev dengan cepat.

1. Senjata Kimia dan Nuklir

Pertama Tuck menyoroti meningkatnya intensitas aksi militer oleh Rusia.

Opsi pertama ini turut meliputi penggunaan senjata kimia dan nuklir yang sudah dimiliki oleh pasukan Rusia.

Namun menurut Tuck opsi ini sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi.

Ia menyoroti bagaimana Putin masih menganggap bahwa masyarakat di Ukraina masih banyak yang pro Rusia.

Selain itu Tuck juga menyoroti bagaimana Rusia akan mempertimbangkan risiko dari dunia internasional apabila menggunakan senjata kimia dan nuklir saat menyerang Ukraina.

2. Taktik Anaconda

Opsi kedua adalah Putin akan menggunakan taktik Anaconda yakni melilit Kyiv dengan cara menguasai kota-kota di sekitarnya.

Dengan menguasai kota-kota di sekitarnya, diharapkan moral Ukraina akan turun dan menyerah.

"Intinya Rusia akan memberi contoh kepada Ukraina bahwa terus berperang hanya akan membawa kerugian bagi mereka," jelas Tuck.

Menurut Tuck, opsi ini adalah yang paling mungkin terjadi dan diduga kuat diambil oleh Putin.

3. Negosiasi Damai

Terakhir adalah opsi damai antara Ukraina dan Rusia.

Menurut Tuck opsi ini hampir mustahil terjadi untuk sementara waktu karena Putin yakin operasi militer yang ia lakukan akan sukses.

Selain itu Tuck juga mengungkit soal gengsi dan faktor psikologis Putin jika menyetujui negosiasi damai dengan permintaan yang sedikit..(TribunWow.com/Via/Anung)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Tags:
simbol ZRusiaUkrainaBelarusVladimir Putin
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved