Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Dibantu Israel soal Konflik Lawan Rusia, Ukraina Justru Protes Gara-gara Ini

Pemerintah Ukraina sempat mengeluhkan soal bantuan yang diberikan oleh Israel terkait konflik melawan Rusia.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
youtube kompastv
Duta Besar Ukraina untuk Israel, Yevgen Korniychuk mengeluhkan bantuan dari pemerintah Israel terkait konflik melawan Rusia. 

TRIBUNWOW.COM - Seusai Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada Kamis (24/2/2022), Ukraina menerima simpati dan bantuan dari banyak negara, khususnya negara-negara barat.

Israel adalah satu dari banyak negara yang turut memberikan bantuan kepada Ukraina.

Namun ada suatu permasalahan sehingga pemerintah Ukraina sempat mengeluhkan soal bantuan yang diberikan oleh Israel.

Baca juga: Tuduh Ukraina Kembangkan Senjata Biologis, Rusia Dinilai Hanya Cari-cari Alasan

Baca juga: Perundingan Ukraina dan Rusia Kembali Gagal, Ini Hal yang Tak Disepakati Wakil Putin dan Zelensky

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.tv, keluhan tersebut disampaikan oleh Duta Besar Ukraina untuk Israel, Yevgen Korniychuk.

Korniychuk mengutarakan kekecewaannya karena pemerintah Israel enggan memberikan bantuan pertahanan.

Di hadapan para wartawan di Tel Aviv, Korniychuk lalu mengenakan helm bantuan Israel sambil menyampaikan sebuah sindiran.

"Tolong beri tahu saya bagaimana Anda bisa membunuh dengan benda ini? Ini tidak mungkin. Jadi saya tidak tahu apa yang ditakuti orang-orang ini," ujar Korniychuk pada Senin (7/3/2022) waktu setempat.

Kendati demikian, Korniychuk tetap menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Perdana Menteri Israel Naftali Bennett terkait upaya Israel menjadi mediator.

Sebelumnya diberitakan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah mengumumkan pembentukan sebuah pasukan baru untuk menghadapi invasi pasukan Rusia.

Pasukan baru Ukraina itu memiliki nama Legiun Internasional Pertahanan Teritorial Ukraina.

Legiun tersebut diketahui beranggotakan warga negara lain yang suka rela ingin datang ke Ukraina untuk menghadapi pasukan Rusia.

Zelensky juga telah menghilangkan kewajiban visa untuk sementara bagi warga negara lain yang mau bergabung dengan Ukraina melawan Rusia.

Kebijakan ini efektif berlaku mulai Selasa (1/3/2022) hingga status darurat militer berakhir.

Berdasarkan informasi dari media asal Jerusalem, The Jerusalem Post, ajakan bergabung ini sempat disuarakan oleh Kedutaan Besar Ukraina untuk Israel di Tel Aviv.

Pengumuman disampaikan lewat akun media sosial Kedutaan Ukraina.

"Perhatian untuk mereka yang ingin bergabung melindungi Ukraina dari agresi militer Rusia! Wahai saudara dan masyarakat Israel serta warga negara lain yang saat ini ada di Israel! Kedutaan Ukraina telah memulai mendata sukarelawan yang ingin bergabung untuk berperang melawan Rusia," papar Kedutaan Besar Ukraina untuk Israel di akun Facebook resminya.

Selain ajakan, Kedutaan Ukraina juga menyertakan alamat email bagi warga yang tertarik bergabung datang ke Ukraina melawan Rusia.

Namun unggahan ini langsung dihapus tak lama setelah dipublikasikan.

Kementerian Luar Negeri Israel dan juru bicara pasukan militer Israel (Israel Defense Force) menolak menanggapi apa yang dilakukan oleh Kedutaan Ukraina.

Sementara itu Menteri Luar Negeri Inggris, Liz Truss mendukung apa yang dilakukan oleh Ukraina.

Truss bahkan mendukung warga negara Inggris yang mau datang ke Ukraina untuk melawan Rusia.

Perundingan Ukraina dan Rusia Gagal Lagi

Perundingan ketiga antara Rusia dan Ukraina, kembali gagal memberikan hasil yang diharapkan.

Dalam pertemuan yang dilaksanakan di Belarus, Senin (7/3/2022) itu, perwakilan Rusia dan Ukraina mengakui belum ditemukannya titik terang dari tuntutan mereka.

Namun, pertemuan keempat segera dilaksanakan dan diharapkan bisa membawa kesepakatan untuk menghentikan perang yang terjadi.

Dilansir media Rusia TASS, Selasa (8/3/2022), perwakilan Rusia, ajudan presiden, Vladimir Medinsky, mengkonfirmasi kegagalan tersebut.

Sementara, penasihat kantor kepresidenan Ukraina Mikhail Podolyak mengakui belum ada hasil yang dapat memperbaiki situasi secara signifikan.

Berikut isi pembicaraan dua perwakilan yang dirangkum TribunWow.com.

Koridor Kemanusiaan

Aksi kemanusiaan untuk menyiapkan jalur yang menjamin keselamatan warga sipil Ukraina kembali menjadi pembahasan.

Medinsky berharap koridor kemanusiaan untuk evakuasi warga sipil dari daerah krisis, akan mulai berfungsi sebagaimana mestinya pada Selasa.

Ajudan Presiden Vladimir Putin itu menyalahkan gagalnya pembukaan koridor kemanusiaan pada komandan militer Ukraina lokal, yang tidak mematuhi perintah dari atasan mereka.

Sementara, Podolyak mengatakan dalam sebuah video yang diunggah ke Twitter bahwa kedua belah pihak telah menyetujui beberapa perubahan pada logistik.

Hal ini diklaim akan membuat penyaluran bantuan kepada warga sipil lebih efektif.

Penyelesaian Politik

Delegasi Moskow telah membawa rancangan dan proposal konkret dengan harapan adanya protokol yang disetujui mengenai hal-hal yang secara prinsip telah disepakati.

Namun, delegasi Ukraina membawa rancangan tersebut untuk mempelajari lebih lanjut.

Di sisi lain, Podolyak mengatakan bahwa konsultasi tentang paket penyelesaian politik dasar yang dikombinasikan dengan gencatan senjata dan jaminan keamanan akan diusulkan.

Namun dalam pertemuan tersebut, belum ada hasil nyata yang dicapai.

Proposal Rusia, seperti yang dikatakan kepala negara bagian Duma, Leonid Slutsky, menyinggung soal aspek politik, denazifikasi, bahasa Rusia.

Selain itu juga menyinggung segala sesuatu yang berkaitan dengan status netral dan demiliterisasi.

Dia menekankan bahwa sikap Moskow tentang masalah ini tak bisa dikonsultasikan lebih lanjut, lantaran merupakan fondasi yang tak tergoyahkan.

Sebelumnya, ketua fraksi parlemen Ukraina, David Akhramiya, yang ikut dalam negosiasi, mengatakan Moskow dan Kiev mampu mencapai kompromi praktis pada semua masalah kecuali status Krimea dan republik Donbass.

Dia berpendapat bahwa pengakuan negara pecahan Ukraina itu tidak dapat diterima oleh masyarakat.

Sementara, Moskow telah berulang kali mengatakan bahwa pengakuan atas Republik Donetsk dan Lugansk serta kedaulatan Rusia atas Krimea dan Sevastopol adalah sikap tegas.

Hal yang sama berlaku untuk permintaan akan klausul khusus dalam konstitusi yang mengesampingkan akses Ukraina ke blok mana pun.

Rencana Perundingan Keempat

Negosiasi Rusia-Ukraina akan dilanjutkan dan Moskow berharap bahwa langkah maju yang lebih nyata akan dibuat.

Tidak ada pihak yang menyebutkan tanggal atau tempat tertentu, tetapi Slutsky menyebutkan bahwa putaran berikutnya akan diadakan di Belarus dalam waktu dekat.

Slutsky mengingatkan bahwa proses negosiasi tidak akan mudah dan memakan waktu.

"Janganlah kita menyerah pada ilusi bahwa hasil akhir hanya berjarak satu atau dua langkah dari kita. Ada kerja keras dan sistematis di depan," ungkap Slutsky. (TribunWow.com/Anung/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaIsraelVladimir PutinVolodymyr Zelensky
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved