Konflik Rusia Vs Ukraina
Curhat Pengungsi Ukraina yang Terdampak Invasi Rusia, Berhari-hari Tanpa Makanan hingga Kedinginan
Ratusan ribu pengungsi internal yang melarikan diri dari konflik yang terjadi di Ukraina akibat invasi Rusia. Begini kondisi mereka.
Editor: Rekarinta Vintoko
Badan pengungsi PBB (UNHCR) pun turut menyampaikan bahwa sebelum angka pengungsi mencapai 1 juta, ada lebih dari 660.000 orang yang telah terlebih dahulu meninggalkan Ukraina.
"Lebih dari 660.000 orang, kebanyakan wanita dan anak-anak, telah meninggalkan Ukraina ke negara-negara tetangga sejak Rusia menginvasi," kata UNHCR.
Juru bicara UNHCR Shabia Mantoo mengatakan dalam jumpa pers di Jenewa, Swiss bahwa ada laporan tentang orang-orang yang menunggu hingga 60 jam untuk bisa memasuki Polandia.
Sementara antrean di perbatasan Rumania mencapai 20 km atau 12 mil.
Cerita Tentara Ukraina Ditelantarkan
Sebelumnya diberitakan TribunWow.com, Pemerintah Ukraina pada Jumat (25/2/2022) lalu menyatakan akan memberikan penghargaan secara anumerta kepada prajurit Ukraina yang telah gugur setelah bertahan melawan pasukan Rusia di Pulau Zmiinyi (Pulau Ular).
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sendiri telah menyampaikan akan memberikan penghargaan medali dan gelar pahlawan Ukraina kepada prajurit yang gugur di Pulau Ular.
Di sisi lain pada saat itu Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan total 82 prajurit yang ada di Pulau Ular telah menyerah secara sukarela.

Baca juga: Statement Kontroversial Media Barat Bandingkan Ras Pengungsi Ukraina dengan Arab hingga Afrika
Baca juga: Adu Klaim Rusia Vs Ukraina, Putin Sewa Pembunuh Bayaran hingga Ukraina Manfaatkan Napi Pembunuh
Kini muncul video sejumlah prajurit Ukraina menyampaikan kekecewaannya terhadap pemerintah mereka karena mereka merasa dianggap sudah mati dan ditinggal begitu saja.
Video ini ditampilkan dalam kanal YouTube RT, Selasa (1/3/2022).
Prajurit pertama yang berbicara adalah Komandan unit pasukan marinir Ruslan Murenko.
"Dia (Zelensky) bahkan tidak tahu ada infantri angkatan laut di Pulau Zmiinyi (Pulau Ular)," kata Murenko.
"Mereka mengubur kita, jadi saya duga selama ini memang itu rencananya, untuk mengubur kita," sambungnya.
Kemudian prajurit kedua yang berbicara adalah Komandan baterai mortir batalion marinir Alexander Molotokov,
Molotokov menyoroti bagaimana pemerintah Ukraina telah memberikan gelar dan medali secara anumerta kepada para prajurit di Pulau Ular.