Konflik Rusia Vs Ukraina
China Ungkap Solusi Selesaikan Konflik Ukraina-Rusia: Sesegera Mungkin untuk Meredakan Situasi
Pemerintah China mengungkapkan bagaimana cara untuk mengakhiri konflik yang kini terjadi antara Rusia dan Ukraina.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Hal ini membuat nilai tukar mata uang Rusia, rubel, ke terjun bebas hingga lebih dari 30 %.
Pihak NATO juga telah setuju untuk memotong akses sejumlah bank Rusia dari sistem keuangan SWIFT.
Hal ini menyebabkan bank di negara Rusia tak bisa melakukan transaksi keuangan internasional.
Sehingga, sejumlah aset milik bank tersebut yang ada di luar negeri, dibekukan dan tak bisa untuk ditarik.
Hal ini menyebabkan terjadi kepanikan di dalam negara Rusia sendiri.
Terlihat dari antrean panjang warga Rusia yang berbondong-bondong menarik simpanannya dari bank-bank yang digunakan.
Dikhawatirkan adanya pembatasan akses ke SWIFT akan berdampak juga pada pembekuan aset nasabah dan pembatasan penarikan uang.
Bom Atom Ekonomi Dijatuhkan ke Rusia
Aliansi negara Sekutu mengenakan sanksi ekonomi yang semakin keras terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina.
Target terbarunya melibatkan pelarangan akses Rusia ke SWIFT, singkatan dari Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication.
Hal ini menjadi sanksi ekonomi terbesar hingga disebut sebagai bom nuklir untuk melumpuhkan sistem keuangan Rusia.
Dilansir ABC News, Minggu (27/2/2022), Amerika dan sejumlah negara lain telah menyetujui pembatasan akses Rusia ke SWIFT.
Pasalnya, Presiden Rusia Vladimir Putin masih enggan menarik pasukannya dari Ukraina.
Adapun SWIFT adalah sistem pengiriman pesan yang didirikan pada tahun 1973 yang memungkinkan lembaga keuangan besar untuk saling mengirim uang.
Sistem yang berbasis di Belgia ini digunakan oleh lebih dari 11 ribu bank dan lembaga keuangan di lebih dari 200 negara dan wilayah, termasuk Rusia.