Konflik Rusia Vs Ukraina
Media Rusia Beritakan Ukraina Pakai Narapidana Pembunuh untuk Pasukan Tambahan
Media massa asal Rusia memberitakan pemerintah Ukraina menggunakan tahanan kasus pembunuhan sebagai pasukan tambahan untuk berperang.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Media massa asal Rusia yakni Russian Today (RT.com) memberitakan bagaimana pemerintah Ukraina melepaskan sejumlah narapidana sebagai prajurit tambahan.
Para narapidana sebelumnya telah diseleksi terlebih dahulu.
Narapidana yang dipilih untuk dilepaskan adalah mereka yang memiliki latar belakang militer hingga pengalaman bertarung.

Baca juga: Dibunuh Pasukan Rusia, Anak-anak di Ukraina Dihabisi di TK hingga Ditembak Agen Sabotase
Baca juga: Disuruh Kabur Bawa 3 Anaknya, Ibu di Ukraina Menangis Teringat Janji Suaminya
Dikutip dari RT.com, Minggu (27/2/2022), info ini diungkapkan oleh Andrey Siniuk selaku pejabat di kantor kejaksaan saat diwawancarai oleh stasiun televisi Hromadske.
Seperti yang diketahui, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi militer spesial di Ukraina dengan dalih membantu warga Republik Donbass di Donetsk dan Lugansk yang memberontak dari pemerintah Ukraina dan menyatakan kemerdekaan.
"Ini merupakan masalah rumit yang diselesaikan di level tinggi," ujar Siniuk.
Siniuk menyampaikan, satu dari beberapa narapidana yang dilepaskan bernama Sergey Torbin.
Sergey Torbin adalah seorang tentara veteran yang berpartisipasi dalam konflik melawan Republik Donetsk dan Republik Lugansk.
Torbin dipenjara selama enam tahun pada tahun 208 karena aksinya membunuh seorang aktivis kemanusiaan dan anti korupsi bernama Kateryna Handziuk dengan cara disiram air keras.
Torbin kemudian diberikan hak untuk memilih narapidana lainnya sebagai anggota tim pasukan melawan Rusia.
Kemudian narapidana lain yang dibebaskan adalah ekstentara bernama Dmitry Balabukha yang dipenjara selama sembilan tahun karena menikam pria hingga mati di tahun 2018 lalu.
Rusia Klaim Beredar Video Tentaranya Disiksa
Pemerintah Ukraina sempat menyatakan beberapa prajurit Rusia telah berhasil ditangkap dan dijadikan tahanan perang sepanjang invasi yang terjadi sejak Kamis (24/2/2022).
Di sisi lain, pemerintah Rusia mengklaim pasukannya yang ditawan oleh Ukraina telah disiksa secara sadis.
Bahkan pemerintah Rusia mengklaim telah memantau sebuah video yang beredar di dunia maya menampilkan prajurit Rusia disiksa oleh prajurit Ukraina.

Baca juga: Bertahan di Lokasi Perang, Bocah di Ukraina Histeris saat Malam Tiba: Ibu Saya Takut, Tolong
Baca juga: Disuruh Kabur Bawa 3 Anaknya, Ibu di Ukraina Menangis Teringat Janji Suaminya
Informasi ini dikabarkan oleh media massa yang dibiayai oleh pemerintah Rusia yakni Russian Today (RT.com) pada Minggu (27/2/2022).
Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Mayjen Igor Konashenkov mengecam perlakuan prajurit Ukraina terhadap para tentara Rusia yang menjadi tahanan perang.
"Kami tahu bagaimana Nazi Ukraina memberlakukan prajurit Rusia yang ditangkap," ujar Mayjen Igor.
"Kami melihat bagaimana penyiksaan dan penganiayaan yang dilakukan sama seperti yang dilakukan oleh Nazi Jerman."
Mayjen Igor menyatakan pihak-pihak yang melakukan penyiksaan terhadap tentara Rusia akan menerima konsekuensi yang berat.
Sementara itu Mayjen Igor menegaskan akan memberlakukan para prajurit Ukraina yang menjadi tahanan perang secara layak.
"Semua yang menyerah akan dikembalikan ke keluarga mereka masing-masing," kata dia.
Mayjen Igor menyatakan pasukan Rusia telah berhasil menghancurkan 254 tank, 31 pesawat, 46 sistem peluncur roket, 103 artileri, dan 164 kendaraan militer milik Ukraina.
Namun Mayjen Igor enggan mengungkapkan secara detail berapa korban dari pihak Rusia.
Tolak Tawaran AS untuk Dibantu Kabur
Seorang anggota senior intelijen Amerika Serikat (AS) menyampaikan bocoran dari percakapan antara pemerintah AS dengan Presiden Ukraina Volodymr Zelensky terkait invasi Rusia.
Zelensky ternyata sempat diberikan tawaran kabur atau evakuasi dari Kiev/Kyiv yang merupakan Ibu Kota Ukraina.
Seperti yang diketahui, di hari ketiga invasi tepatnya pada Sabtu (26/2/2022), pasukan militer Rusia telah memasuki kawasan Ibu Kota Ukraina.
Dikutip dari abcnews.com, suara ledakan terdengar di berbagai titik di kawasan Ibu Kota.
Pemerintah AS menduga tujuan utama Putin adalah melengserkan pemerintahan Ukraina yang dipimpin oleh Zelensky.
Di tengah konflik yang semakin memanas, Zelensky diminta oleh AS untuk segera mengevakuasi dirinya dari Kiev.
Namun tawaran tersebut ternyata ditolak oleh Zelensky.
Zelensky kemudian menjelaskan bahwa dirinya akan bertarung.
"The fight is here (perang telah tiba)," kata Zelensky.
Ia kemudian juga menyampaikan bahwa apa yang ia butuhkan saat ini adalah amunisi anti tank bukan tumpangan untuk evakuasi.
Sebelumnya Zelensky juga sempat mengunggah sebuah video pada Jumat (25/2/2022) malam.
Video itu merekam dirinya dan para petinggi pemerintahan Ukraina berada di luar kantor presiden di Kiev/Kyiv.
Zelensky yang terancam dibunuh oleh pasukan militer Presiden Vladimir Putin justru menyatakan akan tetap bertahan di Kiev.
Dalam video tersebut, tampak Zelensky dengan tenang merekam dirinya dan para pejabat yang mendampinginya.
Berikut pesan yang disampaikan Zelensky.
"Selamat malam semuanya, pimpinan fraksi ada di sini," ucap Zelensky, dikutip dari YouTube Guardian News, Sabtu (26/2/2022).
"Kepala kantor presiden ada di sini."
"Perdana Menteri Shmyhal ada di sini."
"Podolyak (penasihat kepala kantor presiden) ada di sini."
"Presiden ada di sini."
"Kami semua ada di sini, pasukan militer kita ada di sini, masyarakat ada di sini."
"Kita semua ada di sini untuk melindungi independensi negara kita," kata Zelensky.
Zelensky menegaskan apapun yang terjadi, dirinya dan para pejabat lainnya akan tetap bertahan di Kiev.
"Jayalah pasukan kita, jayalah Ukraina," tegasnya. (TribunWow.com/Anung)