Konflik Rusia Vs Ukraina
Disuruh Kabur Bawa 3 Anaknya, Ibu di Ukraina Menangis Teringat Janji Suaminya
Sendirian membawa 3 anaknya, Tania kabur ke Polandia untuk menghindari invasi pasukan Rusia yang sedang menyerbu Ukraina.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Aksi heroik dilakukan oleh seorang pria di Ukraina yang bersedia bertahan di rumahnya sementara keluarganya pergi mengungsi.
Seperti yang diketahui pada Kamis (24/2/2022) Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan operasi militer spesial menginvasi Ukraina.
Di tengah konflik yang terjadi di Ukraina, seorang ibu tiga anak bernama Tania Boryslavska diminta untuk kabur ke Polandia oleh suaminya.
Baca juga: Buntut Negara NATO Mulai Gembosi Ekonomi Rusia, Vladimir Putin Siapkan Senjata Nuklir ke Ukraina
Baca juga: Presiden Ukraina Tolak Tawaran Amerika, Bersumpah Berjuang Lawan Rusia: Pertarungan di Sini
Namun suami Tania memilih untuk bertahan sendirian di Ukraina dengan niat melindungi rumahnya dari pasukan militer Rusia.
Pada saat diwawancarai oleh BBC.com, tampak Tania tak kuasa menahan kesedihannya ketika teringat janji suaminya sebelum ia berpisah di kereta.
Dalam wawancara bersama BBC.com, Tania sempat menunjukkan sebuah video menampilkan momen suaminya bermain dengan anak-anaknya.
"Kita memiliki rumah, kita begitu bahagia," ucap Tania.
"Sekarang kita tidak tahu hari esok akan seperti apa."
Tania bercerita, putri sulungnya menangis ketika suaminya mengucapkan selamat tinggal di kereta api.
"Seluruh penumpang di kereta menangis," ujar dia.
"Dan saya menangis ketika kami mengucapkan selamat tinggal untuk suami."
"Karena kami tidak tahu kapan kami bisa melihatnya lagi."
Tania lalu mengenang bahwa suaminya sempat berjanji sebelum mereka berpisah di Ukraina.
"Dia berjanji kepada saya, 'Tania saya akan menyelamatkan rumah kita'," ungkap Tania menceritakan janji suaminya.
"Dan dia berjanji kepada saya dia akan menyelamatkan dirinya sendiri," pungkasnya.
Tania saat ini bersama tiga anaknya telah berada di tempat pengungsian di Polandia.
Per Sabtu (26/2/2022), pasukan militer Rusia telah berhasil memasuki Ibu Kota Ukraina yakni Kiev/Kyiv.
Dalam invasi yang dilakukan oleh Putin ini, masyarakat sipil Ukraina diketahui turut menjadi korban.
Dikutip dari Aljazeera.com, sebanyak 198 warga Ukraina telah tewas yang mana tiga di antaranya adalah anak-anak.
Pada foto yang beredar, tampak pasukan militer Ukraina dan petugas pemadam kebakaran sibuk mengevakuasi warga sipil.
Menteri Kesehatan Ukraina Viktor Liashko menyampaikan sebanyak lebih dari 1.000 warga Ukraina mengalami luka-luka akibat serangan Rusia.
Dalam video yang diunggah oleh BBC.com, terekam detik-detik roket pasukan militer Rusia menghantam sebuah gedung apartemen di kawasan tempat tinggal warga sipil di Kiev.
Pada video tersebut tampak roket mengenai bagian atas apartemen dan menyisakan sebuah lubang berukuran cukup besar.
Serangan itu diketahui terjadi pada Sabtu (26/2/2022).
Sementara itu, pasukan militer Ukraina mengklaim pihaknya telah berhasil menghalau serbuan Rusia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga telah memperingatkan bahwa pasukan militer Rusia akan datang menyerbu Kiev.
Pemerintah kota Kiev mengonfirmasi saat ini terjadi peperangan di jalanan dan meminta agar warga sipil tetap berada di rumah.
Laporan dari Interfax-Ukraina diketahui masyarakat sipil diminta untuk berlindung di shelter dan menjauhi jendela jika sedang berada di rumah.
Di tengah gawatnya situasi di Kiev, Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan, Oleskiy Danilov menegaskan bahwa pasukan militer Ukraina masih bisa mengendalikan situasi.
"Kami menghentikan serbuan menggunakan segala cara. Pasukan militer Ukraina dan masyarakat di Kiev masih di bawah kendali," jelas Danilov.
Pada video yang diunggah The Telegraph tampak pasukan militer Ukraina telah berjaga di sejumlah titik di sekitar Kiev.
Video lain menampilkan tank milik Rusia sudah mulai memasuki Kiev.
Tujuan Putin Serang Ukraina
Sebelumnya diberitakan, Putin menerima banyak protes dan kecaman dari berbagai pemimpin dunia setelah mengambil langkah melakukan invasi ke Ukraina pada Kamis (24/2/2022).
Putin sendiri berdalih, agresi yang ia lakukan ke Ukraina dilakukan bukan untuk menduduki negara tersebut melainkan bertujuan melakukan demiliterisasi.
Lantas apa yang sebenarnya diinginkan Putin dalam agresi yang ia lakukan ke Ukraina?
Dikutip dari BBC.com, pada tahun 2014 silam, Putin sempat melakukan invasi ke Ukraina dan menganeksasi Crimea.
Agresi Putin ke Ukraina diketahui dipicu dari sikap Putin dan Rusia yang menolak langkah Ukraina bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau biasa dikenal dengan nama NATO.
Putin menginginkan Ukraina tetap menjadi negara yang netral tidak bergabung dengan kubu barat.
Keberadaan tentara NATO di sekitar Ukraina dianggap oleh Putin sebagai ancaman terhadap Rusia.
Secara garis besar ada tiga hal yang diinginkan oleh Putin dalam agresinya ke Ukraina.
Pertama adalah ingin agar NATO tidak melakukan ekspansi lebih jauh.
Seperti yang diketahui Ukraina adalah negara yang berbatasan langsung dengan Rusia.
Deputi Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov menyatakan bahwa Ukraina mutlak tidak boleh menjadi bagian dari NATO.
"Bagi kami, adalah mutlak untuk memastikan Ukraina tidak akan menjadi bagian dari NATO," ujarnya.
Kemudian pada tahun 1994 dulu, Rusia telah menandatangani perjanjian untuk menghormati kedaulatan Ukraina sebagai negara merdeka.
Namun belum lama ini, Putin menjelaskan bahwa Rusia dan Ukraina adalah satu kesatuan.
Ia mengklaim bagaimana Ukraina saat ini adalah hasil pecahan dari Uni Soviet.
Putin juga khawatir apabila Ukraina bergabung dengan NATO, akan ada kemungkinan para anggota NATO bersama Ukraina mencoba kembali merebut Crimea dari Rusia.
Sebagai informasi, NATO dibentuk untuk melindungi anggotanya melalui cara politik dan militer.
Total ada 30 negara yang tergabung di NATO yakni 12 negara pendiri yang terdiri dari Belgia, Kanada, Denmark, Prancis, Islandia, Italia, Luksemburg, Belanda, Norwegia, Portugal, Inggris, dan Amerika Serikat.
Kemudian 18 negara lain non pendiri adalah Yunani, Turki, Jerman, Spanyol, Republik Ceko, Hungaria, Polandia, Bulgaria, Estonia, Slovenia, Latvia, Lituania, Rumania, Slovakia, Albania, Kroasia, Montenegro, dan Makedonia Utara.(TribunWow.com/Anung)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wow/foto/bank/originals/1n-de2arga-ukraina-di-polandia.jpg)