Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Dibunuh Pasukan Rusia, Anak-anak di Ukraina Dihabisi di TK hingga Ditembak Agen Sabotase

Miris, invasi pasukan Rusia di Ukraina turut menewaskan anak-anak warga Ukraina yang tak bersalah dan bukan kombatan.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
VOLODYMYR BONDARENKO/FACEBOOK
Polina, satu dari beberapa anak di bawah umur di Ukraina yang menjadi korban tewas serangan pasukan militer Rusia. Polina ditembak mati bersama orangtuanya oleh agen sabotase Rusia. 

TRIBUNWOW.COM - Komisi Hak Asasi Manusia Ukraina menyampaikan total ada 210 warga sipil menjadi korban tewas serangan pasukan militer Rusia.

Dikutip dari BBC.com, Senin (28/2/2022), dari total 210 warga sipil yang tewas, beberapa di antaranya adalah anak-anak.

Alisa Hlans adalah satu dari enam korban tewas yang meninggal karena serangan pasukan Rusia pada Jumat (25/2/2022) kemarin.

Petugas pemadam kebakaran bekerja di sebuah bangunan tempat tinggal yang rusak di Koshytsa Street, pinggiran ibukota Ukraina Kyiv, di mana sebuah peluru militer diduga ditembakkan, pada 25 Februari 2022. - Pasukan Rusia yang menyerang menekan jauh ke Ukraina saat pertempuran mematikan mencapai pinggiran Kyiv, dengan Ledakan terdengar di ibu kota pada Jumat pagi yang digambarkan oleh pemerintah yang terkepung sebagai
Petugas pemadam kebakaran bekerja di sebuah bangunan tempat tinggal yang rusak di Koshytsa Street, pinggiran ibukota Ukraina Kyiv, di mana sebuah peluru militer diduga ditembakkan, pada 25 Februari 2022. - Pasukan Rusia yang menyerang menekan jauh ke Ukraina saat pertempuran mematikan mencapai pinggiran Kyiv, dengan Ledakan terdengar di ibu kota pada Jumat pagi yang digambarkan oleh pemerintah yang terkepung sebagai "serangan roket yang mengerikan". Ledakan di Kyiv memicu hari kedua kekerasan setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menentang peringatan Barat untuk melancarkan invasi darat skala penuh dan serangan udara yang dengan cepat merenggut puluhan nyawa dan menelantarkan sedikitnya 100.000 orang. (Photo by GENYA SAVILOV / AFP) (AFP/GENYA SAVILOV)

Baca juga: Bertahan di Lokasi Perang, Bocah di Ukraina Histeris saat Malam Tiba: Ibu Saya Takut, Tolong

Baca juga: Disuruh Kabur Bawa 3 Anaknya, Ibu di Ukraina Menangis Teringat Janji Suaminya

Saat itu Alisa sedang berada di taman kanak-kanak (TK) yang ada di kota kecil bernama Okhtyrka.

Dokter dan tim medis sempat berusaha menyelamatkan nyawa Alisa, namun yang bersangkutan meninggal dunia pada Sabtu (26/2/2022) di rumah sakit.

Gadis lainnya bernama Polina dibunuh saat bersama orangtuanya oleh agen sabotase Rusia.

Polina dan orangtuanya dibunuh saat berada di jalanan di daerah Ibu Kota yakni Kiev/Kyiv.

Sementara itu seorang anak laki-laki tewas ketika serangan Rusia mengenai apartemen tempatnya tingal yang berada di bagian Utara Ukraina.

Ada beberapa warga negara Yunani yang menjadi korban tewas serangan Rusia.

Masyarakat Yunani juga sempat melakukan protes di Kedutaan Besar Rusia untuk Yunani di Atena atas invasi pasukan Rusia.

Namun Kedutaan Besar Rusia tetap bersikeras menegaskan bahwa pasukan Rusia hanya menargetkan pasukan militer dan infrastruktur strategis, bukan warga sipil.

Pemerintahan Rusia justru menyalahkan pasukan Ukraina terkait warga sipil yang jadi korban perang.

Tujuan Putin Serang Ukraina

Sebelumnya diberitakan, Putin menerima banyak protes dan kecaman dari berbagai pemimpin dunia setelah mengambil langkah melakukan invasi ke Ukraina pada Kamis (24/2/2022).

Putin sendiri berdalih, agresi yang ia lakukan ke Ukraina dilakukan bukan untuk menduduki negara tersebut melainkan bertujuan melakukan demiliterisasi.

Lantas apa yang sebenarnya diinginkan Putin dalam agresi yang ia lakukan ke Ukraina?

Baca juga: Pengungsi dari Ukraina Menangis Ungkap Keluarganya Seharian Harus Berlindung di Bawah Tanah

Dikutip dari BBC.com, pada tahun 2014 silam, Putin sempat melakukan invasi ke Ukraina dan menganeksasi Crimea.

Agresi Putin ke Ukraina diketahui dipicu dari sikap Putin dan Rusia yang menolak langkah Ukraina bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau biasa dikenal dengan nama NATO.

Putin menginginkan Ukraina tetap menjadi negara yang netral tidak bergabung dengan kubu barat.

Keberadaan tentara NATO di sekitar Ukraina dianggap oleh Putin sebagai ancaman terhadap Rusia.

Secara garis besar ada tiga hal yang diinginkan oleh Putin dalam agresinya ke Ukraina.

Pertama adalah ingin agar NATO tidak melakukan ekspansi lebih jauh.

Seperti yang diketahui Ukraina adalah negara yang berbatasan langsung dengan Rusia.

Deputi Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov menyatakan bahwa Ukraina mutlak tidak boleh menjadi bagian dari NATO.

"Bagi kami, adalah mutlak untuk memastikan Ukraina tidak akan menjadi bagian dari NATO," ujarnya.

Kemudian pada tahun 1994 dulu, Rusia telah menandatangani perjanjian untuk menghormati kedaulatan Ukraina sebagai negara merdeka.

Namun belum lama ini, Putin menjelaskan bahwa Rusia dan Ukraina adalah satu kesatuan.

Ia mengklaim bagaimana Ukraina saat ini adalah hasil pecahan dari Uni Soviet.

Putin juga khawatir apabila Ukraina bergabung dengan NATO, akan ada kemungkinan para anggota NATO bersama Ukraina mencoba kembali merebut Crimea dari Rusia.

Sebagai informasi, NATO dibentuk untuk melindungi anggotanya melalui cara politik dan militer.

Total ada 30 negara yang tergabung di NATO yakni 12 negara pendiri yang terdiri dari Belgia, Kanada, Denmark, Prancis, Islandia, Italia, Luksemburg, Belanda, Norwegia, Portugal, Inggris, dan Amerika Serikat.

Kemudian 18 negara lain non pendiri adalah Yunani, Turki, Jerman, Spanyol, Republik Ceko, Hungaria, Polandia, Bulgaria, Estonia, Slovenia, Latvia, Lituania, Rumania, Slovakia, Albania, Kroasia, Montenegro, dan Makedonia Utara.(TribunWow.com/Anung)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVladimir PutinVolodymyr ZelenskyTewas
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved