Konflik Rusia Vs Ukraina
Serang Ukraina saat Pandemi, Rusia Ternyata Miliki Penambahan Kasus Covid-19 Tertinggi Kedua Dunia
Di balik serangan militer ke Ukraina, Rusia ternyata masih berjibaku mengatasi pandemi di negaranya.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Di balik serangan militer ke Ukraina, Rusia ternyata masih berjibaku mengatasi pandemi di negaranya.
Hingga kini, Rusia masih tercatat sebagai negara ke-enam di dunia dengan kasus Covid-19 terbanyak.
Bahkan Rusia menjadi negara dengan penambahan kasus harian paling banyak kedua di seluruh dunia.
Baca juga: Jadi Target Nomor 1 Rusia, Berikut Profil Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Ternyata Mantan Aktor
Baca juga: Rusia Serang Ukraina, Berikut Perbandingan Daftar Negara yang akan Dukung Masing-masing Pihak
Dilansir situs Worldometers.info, Jumat (25/2/2022), Rusia menempati daftar atas dalam total jumlah kasus Covid-19 terbanyak.
Negara pimpinan Presiden Vladimir Putin tersebut berada dalam urutan keenam setelah Inggris.
Menurut data yang dihimpun, total kasus yang terjadi di Rusia, terdapat sebanyak 16.052.028 orang terinfeksi.
Sementara, jumlah kematian penduduk mencapai 349.365 orang dan masih bertambah hingga saat ini.
Adapun negara-negara di urutan atas seperti Amerika, India, Brazil, Perancis, dan Inggris, belum mencatatkan kasus harian baru.
Sementara Rusia, Meksiko, Jepang, Australia, Thailand, dan Korea Selatan masih menunjukkan penambahan kasus yang signifikan.
Korea Selatan sementara memimpin dengan penambahan kasus harian tertinggi sebanyak 165.889 kasus.
Sementara, Rusia menyusul di urutan kedua dengan total penambahan harian sebanyak 123.460 kasus.
Jerman yang sehari sebelumnya mencatatkan tambahan 218.431 kasus harian, belum menampilkan jumlah hari itu.
Dilihat dari jumlah rata-rata mingguan, Jerman memimpin penambahan kasus harian terbanyak dengan total jumlah 1.156.511 kasus.
Rusia tercatat di urutan kedua dengan penambahan total kasus harian Covid-19 seminggu terakhir sebanyak 1.088.066 kasus.
Namun tingkat kematian akibat Covid-19 di Rusia masih jauh lebih tinggi dibandingkan Jerman.
Sejumlah 5.405 penduduk Rusia meninggal setiap minggunya, sementara Jerman mencatatkan 1.448 jumlah kematian per minggu.
Dikutip TribunWow.com dari The Moscow Times, Sabtu (26/2/2022), tak sampai separuh jumlah penduduk Rusia yang sudah menerima vaksin.
Hal ini disinyalir memperburuk kondisi pandemi Covid-19 di Rusia.
Apalagi, peningkatan signifikan terjadi pada awal bulan Februari, di mana Rusia saat ini masih mengalami musim dingin.
Di tengah kondisi kesehatan masyarakat yang teranca, pemerintah Rusia justru memutuskan untuk melakukan invasi pada negara tetangganya.
Pihak militer bahkan mengerahkan lebih dari 190.000 pasukan untuk melakukan penyerangan pada Ukraina.
Belum jelas apakah konflik yang terjadi akan mempengaruhi situasi pandemi Virus Corona di kedua negara.
Baca juga: Ekonomi Anjlok, Putin Bersikeras Klaim Invasi Rusia ke Ukraina sebagai Bentuk Tindakan Putus Asa
Baca juga: Pesan Prabowo Jadi Kenyataan di Konflik Rusia-Ukraina, Dahnil Anzar Sindir Politisi dan Pengamat
Cara Amerika Beri Sanksi pada Rusia
Sebanyak 173 warga Ukraina telah tewas dalam serangan yang dilakukan oleh Rusia sejak Kamis (24/2/2022).
Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengumumkan kebijakan operasi militer spesial yang ia sebut bertujuan untuk melakukan demiliterisasi di Ukraina.
Merespons cepat konflik yang terjadi, Amerika Serikat telah mengambil langkah nyata untuk membantu Ukraina menghadapi Rusia.
Lewat akun Twitter resminya @POTUS, Presiden AS Joe Biden menjelaskan pemerintahannya telah memberikan sanksi berat kepada Rusia hingga membatasi barang yang bisa diekspor ke Rusia.
Dalam cuitan yang dituliskan pada Jumat (25/2/2022), Biden mengatakan telah membekukan aset bank milik Rusia di AS yang bernilai sebesar satu triliun dolar.
Tak berhenti di situ, Biden turut memberikan sanksi kepada keluarga elite para petinggi di Rusia.
"Mereka adalah orang yang secara pribadi memeroleh keuntungan dari kebijakan Kremlin (pemerintah Rusia) dan mereka harus merasakan sakit yang sama," tulis Biden.
Kemudian Biden juga menghentikan aliran dana para investor asal AS dan Eropa ke Rusia.
Biden meyakini kebijakan tegas yang ia ambil dapat membatasi akses finansial dan teknologi Rusia di sektor strategis.
"Bersama aliansi dan partner kami, kami memperkirakan kami akan bisa memotong impor Rusia di bidang peralatan elektronik canggih lebih dari setengah."
"Ini akan memberikan dampak besar terhadap kemampuan Rusia memodernisasi pasukan militer mereka."
"Ini akan menurunkan kemampuan industri luar angkasa mereka."
"Ini akan mengurangi kemampuan mereka untuk membangun kapal."
"Ini akan memberikan dampak besar terhadap ambisi strategis jangka panjang Putin."
"Dan kita siap untuk berbuat lebih banyak lagi," papar Biden.
Di sisi lain, menurut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, 317 warga mengalami luka-luka.
"Kami dibiarkan sendiri untuk mempertahankan negara kami," kata Zelensky , Jumat (25/2/2022) pagi, dikutip dari The Guardian.
"Siapa yang siap bertarung bersama kita? Saya tidak melihat siapa pun."
"Siapa yang siap memberi Ukraina jaminan keanggotaan NATO?"
"Semua orang takut."(TribunWow.com/ Via/ Anung)