Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Samakan Putin dengan Hitler, Ukraina Sindir Keras Serangan Militer Rusia: Ini Bukan Meme

Pemerintah Ukrania mengunggah kecaman atas serangan Rusia ke wilayahnya di media sosial.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Twitter @ukraine
Ukraina mengunggah gambar Adolf Hitler dan Vladimir Putin untuk menyindir invasi militer Rusia pada wilayahnya, Kamis (24/2/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Pemerintah Ukrania mengunggah kecaman atas serangan Rusia ke wilayahnya di media sosial.

Bahkan melalui laman resminya, Ukrania membagikan gambar diktator Jerman Adolf Hitler bersama Presiden Rusia Vladimir Putin.

Disampaikan pula imbauan dan berita terkini mengenai perkebangan peperangan yang telah dimulai tersebut.

Tautan akun resmi Ukrania mengunggah gambar Presiden Rusia Vladimir Putin bersama diktator Adolf Hitler, Kamis (24/2/2022).
Tautan akun resmi Ukrania mengunggah gambar Presiden Rusia Vladimir Putin bersama diktator Adolf Hitler, Kamis (24/2/2022). (Twitter @ukraine)

Baca juga: Ekonomi Anjlok, Putin Bersikeras Klaim Invasi Rusia ke Ukraina sebagai Bentuk Tindakan Putus Asa

Baca juga: Singgung Kemungkinan Perang Nuklir, Selebriti dan Tokoh Rusia Tolak Keras Invasi ke Ukraina

Dilansir akun Twitter resmi @Ukraine, Kamis (24/2/2022), potret Hitler mengenakan pakaian militer lengkap menjadi sorotan dalam utasan akun tersebut.

Dalam gambar tersebut, terlihat Hitler membungkuk dengan senyum lebar terkembang.

Di hadapannya, berdiri sosok Putin yang digambarkan lebih kecil dari sang diktator.

Tampak Hitler mengelus pipi Putin bak seorang ayah yang bangga terhadap anaknya.

Pada tautannya, Ukraina menuliskan keterangan singkat terkait gambar tersebut.

"Ini bukan sebuah meme, tetapi realita kami dan kalian sekarang," tulis @Ukraine.

Unggahan itu dimaksudkan sebagai kecaman keras atas genderang perang yang ditabuh Rusia terhadap Ukraina.

Pihak Ukraina menyindir keputusan Putin yang melakukan penyerangan agresif yang kini dikabarkan telah menewaskan 137 warga Ukraina.

Bahkan hingga saat ini, serangan masih terus berlanjut lantaran Rusia berusaha menguasai pangkalan-pangkalan militer Ukraina.

"Rusia telah memulai gelombang agresi baru melawan Ukraina. Dimanapun kalian berada, dan apa pun yang kalian lakukan, kalian bisa membantu Ukraina sekarang. Kalian bisa membantu Ukraina melawan agresi Rusia," cuit @Ukraine.

Ditautkan pula infografik mengenai cara sederhana untuk membantu Ukraina melawan Rusia.

Yakni dengan menyebarkan informasi yang sudah terverifikasi dan mendukung organisasi yang menguatkan kemampuan bertahan Ukraina.

Dalam utasannya, Ukraina menyerukan ajakan pada pengguna Twitter untuk menghapus akun Rusia dari platform tersebut.

"Mari kita mendesak @Twitter untuk menghapus @Russia dari sini.

Tak ada tempat untuk agresor seperti Rusia di platform media sosial Barat.

Mereka tak seharusnya diizinkan untuk menggunakan platform ini untuk mempromosikan image-nya sementara mereka secara brutal membunuh rakyat Ukraina," tulis @Ukraine.

Baca juga: Rusia Serang Ukraina, Berikut Perbandingan Daftar Negara yang akan Dukung Masing-masing Pihak

Baca juga: Darurat Militer, Pria 18-60 Tahun Dilarang Tinggalkan Ukraina, 137 Warga Tewas dalam Serangan Rusia

Penyebab Rusia Serang Ukraina

Presiden Rusia Vladimir Putin menerima banyak protes dan kecaman dari berbagai pemimpin dunia setelah mengambil langkah melakukan invasi ke Ukraina pada Kamis (24/2/2022).

Putin sendiri berdalih, agresi yang ia lakukan ke Ukraina dilakukan bukan untuk menduduki negara tersebut melainkan bertujuan melakukan demiliterisasi.

Lantas apa yang sebenarnya diinginkan Putin dalam agresi yang ia lakukan ke Ukraina?

Sebuah ledakan terlihat pada Kamis dini hari di kota Kharkiv, Ukraina
Sebuah ledakan terlihat pada Kamis dini hari di kota Kharkiv, Ukraina (Dailymail)

Dikutip dari BBC.com, pada tahun 2014 silam, Putin sempat melakukan invasi ke Ukraina dan menganeksasi Crimea.

Agresi Putin ke Ukraina diketahui dipicu dari sikap Putin dan Rusia yang menolak langkah Ukraina bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau biasa dikenal dengan nama NATO.

Putin menginginkan Ukraina tetap menjadi negara yang netral tidak bergabung dengan kubu barat.

Keberadaan tentara NATO di sekitar Ukraina dianggap oleh Putin sebagai ancaman terhadap Rusia.

Secara garis besar ada tiga hal yang diinginkan oleh Putin dalam agresinya ke Ukraina.

Pertama adalah ingin agar NATO tidak melakukan ekspansi lebih jauh.

Seperti yang diketahui Ukraina adalah negara yang berbatasan langsung dengan Rusia.

Deputi Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov menyatakan bahwa Ukraina mutlak tidak boleh menjadi bagian dari NATO.

"Bagi kami, adalah mutlak untuk memastikan Ukraina tidak akan menjadi bagian dari NATO," ujarnya.

Kemudian pada tahun 1994 dulu, Rusia telah menandatangani perjanjian untuk menghormati kedaulatan Ukraina sebagai negara merdeka.

Namun belum lama ini, Putin menjelaskan bahwa Rusia dan Ukraina adalah satu kesatuan.

Ia mengklaim bagaimana Ukraina saat ini adalah hasil pecahan dari Uni Soviet.

Putin juga khawatir apabila Ukraina bergabung dengan NATO, akan ada kemungkinan para anggota NATO bersama Ukraina mencoba kembali merebut Crimea dari Rusia.

Sebagai informasi, NATO dibentuk untuk melindungi anggotanya melalui cara politik dan militer.

Total ada 30 negara yang tergabung di NATO yakni 12 negara pendiri yang terdiri dari Belgia, Kanada, Denmark, Prancis, Islandia, Italia, Luksemburg, Belanda, Norwegia, Portugal, Inggris, dan Amerika Serikat.

Kemudian 18 negara lain non pendiri adalah Yunani, Turki, Jerman, Spanyol, Republik Ceko, Hungaria, Polandia, Bulgaria, Estonia, Slovenia, Latvia, Lituania, Rumania, Slovakia, Albania, Kroasia, Montenegro, dan Makedonia Utara. (TribunWow.com/Via/Anung)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Sumber: TribunWow.com
Tags:
RusiaUkrainaAdolf HitlerVladimir PutinTwitter
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved