Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Media Rusia Beritakan Ukraina Ditinggal Sendirian seusai NATO Takut Beri Jaminan

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyampaikan pidato tentang kondisi Ukraina saat ini yang ia rasa sudah ditinggal sendirian menghadapi Rusia.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
youtube kompastv
Pidato Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky merasa Ukraina telah ditinggal sendirian oleh negara-negara barat untuk menghadapi Rusia, Jumat (25/2/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Satu hari telah berlalu sejak Rusia melakukan operasi militer di Ukraina sejak Kamis (24/2/2022).

Pada Jumat (25/2/2022), Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mencurahkan perasaannya yang merasa dibiarkan sendirian menghadapi Putin dan pasukan Rusia.

Diberitakan oleh media asal Rusia yakni Rusia Today (RT), Zelensky saat ini siap untuk mengambil posisi netral di antara NATO dan Rusia.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan invasi ke Ukraina pada Kamis (24/2/2022).
Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan invasi ke Ukraina pada Kamis (24/2/2022). (The Telegraph)

Baca juga: Takut Lawan Rusia? Ini Alasan AS Tegaskan Ogah Pakai Militer Hadapi Putin

Baca juga: Ini Cara AS Serang Putin, Bekukan Aset 1 Triliun Dolar hingga Sengsarakan Keluarga Elite Rusia

Dituliskan bahwa Presiden Ukraina menyebut Kiev saat ini ditinggal sendirian untuk bertahan setelah NATO "takut" untuk memberikan jaminan kepada Ukraina.

Zelensky disebut mungkin membuka ruang untuk negosiasi bersama Rusia guna mengakhiri invasi pasukan Putin.

Namun sebelum bernegosiasi, Zelensky ingin agar pihaknya mendapat jaminan keamanan.

Berikut kutipan pidato terbaru Zelensky yang mencurahkan perasaannya kini merasa ditinggal sendirian.

"Saya bertanya kepada mereka (negara-negara barat) apakah kamu bersama kami?" ujar Zelensky.

"Mereka menjawab, mereka bersama kita namun mereka tidak mau menerima kita ke aliansi."

"Saya telah bertanya ke 27 pimpinan negara di Eropa apakah Ukraina akan bisa bergabung bersama NATO, saya tanya langsung ke mereka. Mereka semua takut dan tidak menjawab."

Sementara itu pada Kamis (24/2/2022), Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sempat menyampaikan pidato yang berisi keinginannya berdamai dengan Rusia.

"Rakyat Ukraina dan pemerintah Ukraina menginginkan perdamaian,” katanya.

Kendati demikian, Zelensky juga menyatakan bahwa jika perdamaian tidak bisa terjadi, maka Ukraina akan melawan agresi Rusia.

"Tetapi jika kami diserang, jika kami menghadapi upaya untuk mengambil negara kami, kebebasan kami, kehidupan kami dan kehidupan anak-anak kami, kami akan membela diri."

"Ketika Anda menyerang kami, Anda akan melihat wajah kami, bukan punggung kami," ujarnya.

Menurut pengakuan Zelensky, dirinya sempat meminta telepon dengan Putin pada Rabu malam namun tidak ada respons.

Kini Ukraina telah memberlakukan keadaan darurat nasional yang mana pemerintah berwenang memberlakukan pembatasan pergerakan, memblokir demonstrasi dan melarang partai dan organisasi politik. 

Dalam pengumuman agresi ke Ukraina, Putin meminta agar para prajurit Ukraina menyerah dan pulang ke keluarga mereka masing-masing di rumah.

Putin juga memberikan peringatan dan ancaman kepada mereka yang berani menganggu Rusia.

Ditayangkan dalam YouTube The Telegraph, Kamis (24/2/2022), Putin menyatakan akan ada konsekuensi besar jika ada yang berani menganggu Rusia.

Berikut pengumuman invasi yang disampaikan oleh Putin.

"Saya memutuskan untuk menjalankan sebuah operasi militer spesial," ujar Putin.

"Operasi ini bertujuan untuk melindungi orang-orang yang telah menjadi korban perundungan dan target genosida oleh rezim Kiev yang terjadi selama delapan tahun."

"Oleh karena itu, kami akan berjuang untuk melakukan demiliterisasi dan denazifikasi di Ukraina dan akan membawakan keadilan kepada mereka yang telah melakukan beragam kejahatan terhadap manusia, termasuk masyarakat Rusia."

"Kami meminta Anda untuk menanggalkan senjata dan segera pulang ke rumah."

"Saya akan jelaskan: seluruh prajurit dari militer Ukraina bebas untuk pergi meninggalkan area perang dan pulang ke keluarga mereka."

"Siapapun yang mencoba menghentikan Rusia dan mengancam negara dan masyarakat kami, Rusia akan segera merespons dan ada konsekuensi serius yang belum pernah Anda hadapi sepanjang sejarah."

"Kami siap untuk keadaan apapun," tegas Putin.

Upaya AS dkk Hentikan Rusia akan Sia-sia

Menurut Guru besar hukum internasional Universitas Indonesia (UI), Hikmahanto Juwana, apa yang dilakukan oleh AS dan negara lainnya hanya akan berakhir sia-sia.

Hikmahanto menjelaskan bagaimana akan sulit bagi negara lain untuk ikut campur tangan langsung membantu Ukraina.

Ia mencontohkan bagaimana Ukraina sampai saat ini belum masuk menjadi anggota NATO sehingga Ukraina tidak akan bisa mendapat bantuan tentara dari negara-negara anggota NATO yang berada di sekitar Ukraina.

"Presiden Putin mengatakan bahwa Rusia tidak punya alternatif lain selain menghadapi negara-negara yang mau ikut campur," ujar Hikmahanto dikutip dari YouTube Kompastv, Kamis (24/2/2022).

"Tetapi negara-negara yang mau ikut campur, dia harus punya legitimasi."

Hikmahanto lalu menjelaskan bahwa upaya AS dan negara lainnya melakukan embargo ekonomi terhadap Rusia tidak akan bisa berdampak besar.

"Embargo ekonomi ini tidak akan efektif untuk mencegah Presiden Putin yang akan melakukan serangan terhadap Ukraina," terang dia.

"Negara sebesar Rusia tentu bukan kayak Iran, Korea Utara, yang diembargo ekonomi terus mereka akan kerepotan, tidak."

Selanjutnya Hikmahanto mengungkit kemungkinan China akan membantu Putin jika Rusia diserang. (TribunWow.com/Anung)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Suara Sirene Peringatan Serangan Udara Meraung di Jantung Ibu Kota Kiev Ukraina

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaNATOVladimir PutinVolodymyr Zelensky
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved