Kecelakaan Maut di Bantul
Tak Ada Bekas Rem hingga Sopir Panik Ngobrol dengan Kernet, Ini Detik Akhir Bus Pariwisata di Bantul
Sementara ini belum diketahui apa penyebab pasti kecelakaan maut bus pariwisata yang terjadi di Bantul, DIY.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Tak Ada Bekas Rem
Penampakan pemakaman enam korban kecelakaan bus pariwisata di Bantul. Enam korban dimakamkan dalam satu liang lahat di TPU Gedong, Desa Mranggen, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin (7/2/2022). (Tribun Solo/Agil Tri)
Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Soerjanto Tjahjono menyampaikan, tampak tidak ada bekas bus melakukan pengereman.
"Kita lihat di sini kan terakhir tidak ada jejak pengereman, itu fakta. Kenapa kok enggak ada? itu nanti dianalisa baru bisa ketahuan," kata Soerjanto.
Diketahui polisi tengah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) pada Senin (7/2/2022).
Soerjanto juga menyampaikan bahwa jalan yang dilalui oleh bus pariwisata tersebut tergolong ekstrem.
"Jadi, di lokasi ini nanti kami akan detailkan ukur dari geometri jalannya, nanti kami hitung kalau memang geometrinya cukup ekstrem untuk bus besar, kami akan rekomendasikan seperti di Dieng," terang dia.
Soerjanto merekomendasikan agar ke depannya perjalanan yang melalui jalur ekstrem menggunakan kendaraan yang lebih kecil.
Panik seusai Ngobrol
Danarto (38) masih harus menjalani perawatan di rumah sakit karena menjadi korban kecelakaan maut bus Pariwsata di Bukit Bejo, Imogiri, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, pada Minggu (6/2/2022) sore.
Dia, yang duduk di dekat sopir, merasa masih ingat betul kondisi di dalam bus pariwisata berisi 47 orang itu sebelum terjadinya kecelakaan maut yang menghilangkan nyawa 13 orang di dalamnya.
Danarto mengaku sudah merasa ada yang tidak beres ketika bus pariwisata yang ditumpanginya itu memasuki perbukitan atau jalan menanjak.
Pasalnya, bus terkesan tidak kuat menanjak dan kerap mogok ketika jalan naik.
"Saat mulai nanjak setelah keluar dari Becici, bus itu sudah tidak kuat, mesin sempat mati, dan penumpang udah mulai histeris," tuturnya sampil duduk di atas kasur rumah sakit, Senin (7/2/2022), dikutip dari Tribun Jogja.
Bahkan ketika itu, bus sempat mundur sedikit karena rem yang tidak kuat menahan beban bus di jalan curam itu.
Karena itu, di sopir meminta kernetnya untuk mengganjal ban menggunakan balok kayu.
Di saat itu, penumpang histeris dan langsung diarahkan keluar untuk menenangkan diri.
Danarto yang saat itu duduk di dekat sopir pun juga ikut keluar karena merasa panik.
"Saya langsung buka pintu juga dan menyuruh penumpang turun, alhamdulillah setelah itu bus sudah bisa nyala lagi dan bisa naik, penumpang terus dimasukin lagi," lanjut dia.
Meski bisa kembali menyala dan melanjutkan perjalanan, ada sesuatu yang membuat perasaan Danarto tidak enak.
Terlebih, posisinya yang dekat dengan sopir membuatnya bisa mendengar percakapan sopir dengan kernet.
Dari percakapan itu juga dia tahu bahwa bus tersebut sedang dalam masalah.
"Saat mendengar itu, perasaan saya udah mulai ndak enak, tapi saya tetap diam saja takutnya nanti malah keluarga saya itu malah histeris semua," ujarnya.
Di saat bus kembali berhadapan dengan jalan naik turun, rasa panik pun melanda semua orang yang ada di dalam bus.
Bahkan, si sopir terlihat berwajah panik karena tak kuasa menahan laju kendaraan saat jalan turun.
Danarto melihat sopir seperti sudah tak bisa mengendalikan rem dan persneling yang membuat bus bisa menahan kecepatannya.
"Saya sempat bertanya ke sopir 'Pir, ini gimana masih bisa ndak?', tapi sopir itu udah ndak ada yang bicara, diam semuanya, kelihatan panik. Saya sudah berpikir mungkin ini blong lah, dan bus turun dalam kecepatan tinggi," paparnya.
"Pas rem blong itu penumpang udah pada teriak histeris semua, ada yang bersholawat, ada yang bertakbir," imbuh dia.
Entah apa yang terjadi dengan rem di bus tersebut, dia memastikan bahwa sopir tak bisa menghentikan laju kendaraannya.
Menabrakkannya ke tebing, juga dikatakan merupakan pilihan terakhir karena tak tahu lagi harus ke mana.
Pasalnya, di kiri jalan merupakan jurang dan kemungkinan kondisinya akan lebih parah.
"Bolak-balik bus itu mau dihantemin kemana ndak tahu, lalu ada Elf dari bawah, itu mau dihantemin situ, takut semuanya habis, kalau ke kiri jurang, akhirnya langsung ambil ke kanan, tebing itu," jelasnya. (TribunWow.com/Anung/Afzal Nur Iman)
Artikel ini diolah dari Tribun Jogja yang berjudul Bus Tabrak Tebing di Imogiri Bawa Karyawan Pabrik, Penumpang Sempat Turun, KISAH Saksi Mata Kecelakaan Maut Bus Pariwisata di Bantul, Tak Sengaja di TKP, dan Korban Selamat Ceritakan Detik-detik Kecelakaan Maut Bus Pariwisata di Bukit Bego Imogiri Bantul serta Tribunnews.com dengan judul FAKTA Terbaru Kecelakaan Bus di Bantul: Tak Ada Jejak Pengereman hingga Kesaksian Korban Selamat