Breaking News:

Terkini Nasional

4 Poin Pidato Megawati: Soroti Keanehan Harga Minyak Goreng hingga Singgung Pemilu 2024

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, menyampaikan pidato politiknya dalam peringatan HUT ke-49 PDIP, Senin (10/1/2022).

KompasTV
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato politiknya dalam peringatan HUT ke-49 PDIP, Senin (10/1/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, menyampaikan pidato politiknya dalam peringatan HUT ke-49 PDIP, Senin (10/1/2022).

Dalam pidato yang disampaikan secara virtual itu, Megawati menyinggung sejumlah hal.

Mulai dari menyebut adanya kelompok yang menjadi benalu hingga harapan eksistensi PDIP.

Baca juga: Bertahap Setop Ekspor Bahan Mentah, Jokowi: Sejak Zaman VOC Kita Selalu Kirim Bahan Mentah

Dirangkum Tribunnews.com, berikut sejumlah poin pidato politik Megawati:

1. Singgung Kelompok yang Seperti Benalu

Dalam konteks penanganan Covid-19, Megawati menyinggung adanya kelompok yang ia ibaratkan menjadi benalu.

Awalnya, Megawati menyinggung perbedaan perjuangan di zaman dulu dengan sekarang.

Di zaman dulu, sebagaimana diungkapkan oleh Proklamator Soekarno, corak perjuangannya adalah membangunkan kesadaran rakyat Indonesia untuk merdeka.

"Perjuangan saat ini beda corak dan sifatnya. Bung Karno menegaskan bahwa perjuangannya lebih mudah karena melawan penjajah, sementara perjuangan kita menjadi lebih sulit karena berhadapan dengan bangsa sendiri," kata Megawati, sebagaimana diberitakan Tribunnews.com.

Megawati mengatakan apa yang disampaikan oleh Bung Karno tersebut, kini nampak relevansinya.

Ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan susah payah bekerja keras untuk mengatasi pandemi Covid-19, masih saja tarik menarik kepentingan terjadi.

"Banyak yang tidak menduga betapa bahayanya Covid-19 dengan berbagai variannya. Di dalam menghadapi pandemi, sikap paling bijak yang seharusnya dikedepankan adalah mengobarkan energi positif, ataupun memperkuat semangat persatuan gotong royong," urai Megawati.

"Namun, fakta di lapangan terasa lain. Masih saja ada kekuatan anti kemajuan. Mereka menolak berbagai bentuk protokol kesehatan karena keyakinan sempit yang meminggirkan nalar dan alam pikir. Mereka menolak berbagai bentuk uluran tangan pemerintah seperti vaksin," jelas Megawati.

Baca juga: Megawati Soekarnoputri Digugat Rp 40 Miliar oleh 4 Anggota DPRD Samosir, Ini Penyebabnya

Selain itu, Megawati mengaku juga melihat masih saja ada kelompok politik mencoba memancing di air keruh.

Mereka memanfaatkan pandemi untuk mendiskreditkan pemerintah.

"Di luar hal itu, ada juga suatu kelompok kepentingan yang bertindak bagaikan benalu yang menginduk pada inangnya. Atas nama pandemi, mereka mencari keuntungan materi," kata Megawati.

Berbagai hal inilah yang menjadi kritik dan otokritik bangsa ini, termasuk seluruh kader Partai.

Menurut Megawati, pandemi harus bisa membawa persatuan erat antara pemimpin dan rakyat; rakyat dan pemimpinnya.

"Syukur Alhamdulillah, dengan persatuan dengan rakyat, Presiden Jokowi dan Wapres KH Ma’ruf Amin mampu mengatasi cobaan yang begitu berat. Sinergi koneksitas terus dibangun dengan melibatkan seluruh aparatur pemerintahan negara," kata Megawati.

"Dunia ikut mengakui keberhasilan Pemerintah di dalam menanggulangi Covid-19, dan pada saat bersamaan menjaga keseimbangan pertumbuhan ekonomi bagi kemajuan bangsa," pungkasnya.

2. Sentil soal Harga Sembako

Dalam pidatonya, Megawati juga menyentil soal harga bahan pokok yang mengalami kenaikan.

Megawati bahkan langsung menyebut nama Presiden Jokowi.

Diberitakan Tribunnews.com, menurut Megawati, kenaikan harga bahan pokok seperti minyak goreng dan cabeai merupakan hal yang aneh.

"Bayangkan ya, rakyat itu sampai hari ini, saya sendiri, Pak Jokowi, bayangkan. Saya kan sering lihat toh kemarin harga cabe sekian, harga minyak goreng sekian, harga bawang merah sekian. Aneh betul menurut saya," kata Megawati.

Megawati mengatakan, masalah harga cabai hingga minyak goreng adalah permasalah klasik yang tak pernah terselesaikan hingga Indonesia Merdeka hari ini.

"Ya kok klasik banget ya, 76 tahun merdeka, masa sih begitu aja dimana ya salahnya, ini autokritik," tambah Megawati.

3. Ingatkan Pentingnya Keberhasilan Pemilu 2024

Megawati juga menyinggung soal Pemilu 2024.

Ibunda Ketua DPR Puan Maharani ini mengajak semua pihak untuk benar-benar memastikan keberhasilan Pemilu 2024, baik pemilu legislatif dan pemilu presiden.

"Berkaitan dengan Pemilu tahun 2024. Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden yang dilaksanakan untuk kedua kalinya secara serentak harus dipastikan keberhasilannya," ucap Megawati.

Dikatakannya, banyak kerawanan politik bahkan jatuh bangunnya suatu bangsa akibat ketidakmampuan mencari solusi atas konflik.

"Pemilu 2024 harus dipastikan berjalan demokratis, jujur, dan adil, yang memungkinkan terjadinya pergantian kekuasaan secara terlembaga, aman, dan damai," pungkasnya.

Baca juga: Respons Gibran saat Dirinya dan Kaesang Dilaporkan ke KPK: Silakan Dilaporkan, Kalau Salah Kami Siap

Megawati juga menginstruksikan agar kader PDIP selalu melindungi dan membahagiakan rakyat sebagai kunci untuk memenangkan Pemilu 2024.

"Caranya dengan melakukan kerja politik terbaik. Turun ke bawah merupakan jalan paling efektif untuk memenangkan Pemilu 2024," kata Megawati.

"Oleh sebab itu, instruksi saya selalu kepada seluruh tiga pilar dan seluruh mereka yang bersimpati ke PDIP, selalu turun ke bawah, menyapa, melindungi, dan membahagiakan rakyat. Tak ada yang lain. Hanya itu," imbuhnya.

4. Berharap PDIP Bakal Eksis Sepanjang Bangsa Indonesia Ada

Dalam pidatonya, Megawati juga menyampaikan harapannya agar partai yang ia dirikan dan ia pimpin, PDIP, bakal eksis sepanjang Bangsa Indonesia ada.

Mulanya, Megawati mengungkapkan dalam memimpin PDIP, dirinya selalu digerakkan oleh situasi masa lampau, masa kini, imajinasi, dan cita-cita masa depan bangsa yang saat ini terus diperjuangankan.

Dalam perenungan itu, Megawati merasakan rekam jejak sejarah PDI perjuangan begitu diwarnai oleh semangat pantang menyerah.

Dia menyebut PDI perjuangan sebagai partai yang berdiri kokoh karena tempaan sejarah.

"Suatu semangat bagaikan api nan tak kunjung padam, suatu energi yang digerakkan oleh daya imajinasi dan cita-cita masa depan bangsa. Yang hingga saat ini terus terus terus kita perjuangkan sejarah perjuangan sangatlah panjang saya menyebutnya selalu adalah dari PDIP ke PDIP Perjuangan," kata Megawati, sebagaimana diberitakan Tribunnews.com.

"Tentu dimulai dari Partai Nasional Indonesia atau PNI yang didirikan oleh Bung Karno. Lahirnya PDIP pada tanggal 10 Januari 1973 karena dilakukan fusi dari 5 partai pada waktu itu hingga berbagai peristiwa politik yang oleh kehendak rakyat akhirnya melahirkan PDI Perjuangan," lanjutnya.

Presiden ke-5 RI itu menuturkan nilai-nilai perjuangan tersebut selalu menjadi perenungannya sembari selalu melakukan kritik dan autokritik.

Ditambah dengan kehendak rakyat yang terus dijadikan pegangan setiap dirinya mengingat keseluruhan sejarah PDI Perjuangan.

Mega pun berharap PDI Perjuangan bisa terus eksis sepanjang bangsa Indonesia ada.

"Saya selalu memohon agar partai yang saya pimpin ini bisa eksis panjang bangsa Indonesia ada negara Indonesia ada, eksis untuk selama-lamanya, mengapa? Sebab seluruh akar sejarah kelahiran partai ini tidak pernah terlepas dari sejarah bangsanya bayangkan dari sebelum merdeka dengan PNI lalu setelah merdeka difusikan menjadi PDI lalu setelah itu menjadi PDIP Perjuangan," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda/Chaerul Umam/Daryono)

Baca berita lainnya

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sejumlah Poin Pidato Megawati, Sentil Harga Sembako hingga Sebut Adanya Kelompok Seperti Benalu

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
PDIPMegawati SoekarnoputriJokowiMinyak GorengCovid-19Pemilu 2024Puan Maharani
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved