Terkini Daerah
Fakta Santriwati Dirudapaksa Pimpinan Ponpes di Sumsel, Ayah Korban Ditipu: Dibilang Sakit Parah
Korban berinisial S (19), bahkan sampai melahirkan di toilet akibat aksi rudapaksa oleh pimpinan ponpes.
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Kasus rudapaksa terhadap santriwati kembali terjadi di Tanah Air.
Kali ini, seorang santriwati dirudapaksa pimpinan pondok pesantren di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Sumatera Selatan (Sumsel).
Korban berinisial S (19), bahkan sampai melahirkan di toilet akibat aksi rudapaksa tersebut.
Tak hanya itu, pelaku berinisial MS (50), bahkan menipu ayah korban, dengan menyebut korban sakit parah.
Mirisnya, saat korban ketahuan melahirkan, pelaku tak langsung mengaku dan malah menawarkan diri sebagai sosok yang mau bertanggung jawab karena korban melahirkan di lingkungan pesantren.
Berikut fakta-faktanya kasus rudapaksa terhadap santriwati tersebu, yang dirangkum dari Sripoku, Rabu (5/1/2022):
Baca juga: HW Ngaku Khilaf dan Minta Maaf Rudapaksa 13 Santriwati, KPAI: Hanya Pembelaan dan Terbantahkan
Kronologi
Aksi tak terpuji pelaku berawal pada April 2021.
Saat itu suasana baru memasuki bulan suci Ramadhan.
Para santri dan santriwati pulang ke kampung halaman karena berpuasa hari pertama.
Namun korban S tidak memutuskan pulang dengan alasan kampung halamannya jauh.
S pun menginap seperti biasa di asrama.
Kondisi itu dimanfaatkan oleh pelaku.
Ia mendatangi asrama tempat S menginap.
Di lokasi kemudian ia melampiaskan hasratnya ke korban.
Korban sempat melawan namun karena kalah tenaga pelaku berhasil memberdayai korban.

Melahirkan Dalam Toilet
Kapolres OKU Selatan, AKBP Indra Arya Yudha membenarkan kasus ini.
Ia mengatakan, dua bulan setelah dirudapaksa korban diketahui berbadan dua.
Korban saat itu tak menstruasi seperti biasanya.
Korban ternyata hamil dan tepatnya 21 Desember 2021 korban melahirkan bayi di toilet asrama.
"Korban melahirkan tapi belum menikah, karena curiga akhirnya terkuak siapa pelakunya," kata Indra.
Pelaku Tipu Ayah Korban
Ayah korban berinisial Sr memberikan pengakuannya.
Sr ternyata disetubuhi pelaku setelah korban melahirkan.
Awalnya pelaku menyebut putri dari Sr sakit keras.
Hal ini membuat khawatir dan Sr bergegas mendatangi Ponpes Darul Ulum Desa Karet Jaya Kecamatan Buay Pemaca OKU Selatan, tempat korban menimba ilmu.
"Awalanya dibilang sakit parah, saya langsung bergegas ke sana," ungkap Sr.
Setibanya disana, pelaku sebagai pimpinan pondok pesantren memberitahukan bahwa korban bukan sakit melainkan melahirkan seorang bayi perempuan.
Namun tak memberitahukan dengan gamblang siapa ayah dari jabang bayi.
"Tibanya kita di sana, kata pak Yai sebutan tersangka MS, anak itu bukan sakit tapi kedatangan bayi," bebernya.
Ayah korban yang terkejut mendapati putrinya tiba-tiba telah melahirkan mempertanyakan yang telah menghamili anaknya, hingga pelaku MS seolah-olah pasang badan.
"Saya tanya siapa yang tanggung jawab ini, dia jawab kamu nggak usah cari kemana-mana. Ini biarlah aku (mbah yai) yang tanggung jawab," jelasnya.
Sr yang kecewa kemudian melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian.
Pengakuan MS
Ia mengaku khilaf sehingga perbuatan tersebut bisa terjadi.
"Khilaf, tidak sadar, cuma satu kali," kata MST saat dihadirkan di Mapolres OKU Selatan, Senin (3/1/2021) kemarin.
MS mengaku tak diberitahu korban perihal santriwatinya hamil.
Menurut dia, korban hamil tanpa sepengetahuan dirinya.
"Saya tak pernah diberi tahu kalo korban hamil," kata dia.
Fakta lain terungkap, MS pernah berurusan dengan hukum sebelumnya.
Ia pernah dilaporkan ke polisi dan dipenjara terkait kasus pelecehan pada tahun 2006 silam.
Kini MS terancam kembali merasakan dinginnya tembok penjara selama dua belas tahun.
Ia dijerat pasal 285 KUHP.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)(Sripoku.com/Alan Nopriansyah)
Berita terkait Kasus Rudapaksa Lainnya
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Santriwati di Sumsel Dinodai Pimpinan Ponpes, Melahirkan Dalam Toilet, Ayah Korban Ditipu Pelaku