Breaking News:

Virus Corona

Menkes Siti Fadilah Supari Sebut Omicron Tidak Berbahaya, Benarkah? Simak Penjelasan Dosen Biomedik

Dosen program magister biomedik di Universitas Yarsi, Ahmad Rusdan Handoyo Utomo angkat bicara mengenai pernyataan Mankes Siti Fadilah Supari.

Editor: Atri Wahyu Mukti
KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN
Ilustrasi Seorang warga di Cianjur, Jawa Barat, tengah mengenakan masker. Dosen program magister biomedik di Universitas Yarsi, Ahmad Rusdan Handoyo Utomo angkat bicara mengenai pernyataan Mankes Siti Fadilah Supari. 

Ahli biologi molekuler ini juga menambahkan, meski laju vaksinasi Covid-19 di negara-negara maju cenderung tinggi, tetapi lonjakan kasus Covid varian Omicron tetap terjadi.

Terutama pada mereka yang tidak mau divaksin, atau yang belum mendapatkan vaksinasi dan tidak taat protokol kesehatan.

Sedangkan, orang yang sudah mendapatkan vaksinasi lengkap dan tetap menjaga protokol kesehatan masih memiliki risiko terpapar varian virus baru yang relatif lebih kecil.

Mutasi Varian Omicron Sangat Tinggi

Mantan menkes Siti Fadilah mengungkapkan bahwa mutasi varian Omicron dari sedikit protein, sehingga menurutnya yang berubah hanya pada ujung protein spike, yakni yang digunakan virus untuk menginfeksi inangnya.

Ahmad pun menjelaskan jika para ilmuwan terutama di bidang biologi molekuler telah mengamati ada pola yang sangat berbeda terkait mutasi varian Omicron.

Pertama, menurut di, jumlah mutasi varian Omicron sangat tinggi dibandingkan varian Delta. Mutasi varian Omicron mencapai 30, sedangkan mutasi varian Delta adalah 8.

"Mutasi yang muncul 30 itu identik dengan mutasi yang sebelumnya yang kita ketahui. Kita masih mempelajari perangai seperti apa yang berubah ketika terjadi mutasi di 30 titik sekaligus," imbuh Ahmad.

Lebih lanjut Ahmad memaparkan bahwa jumlah mutasi virus yang berhubungan dengan mudahnya virus menyebar.

"Yang dikhawatirkan oleh para ilmuwan, karena ini masih virus yang sama targetnya sama kalo misalkan angka kematiannya masih sama, katakan 2 persen dikalikan jumlah yang lebih banyak, kan, jadi lebih banyak," ujar Ahmad.

Baca juga: Varian Omicron Bereplikasi 11 Kali Lebih Lambat di Paru-paru dari Varian Delta, Tak Terlalu Parah

Menjawab hal ini, dia menuturkan karena saat ini vaksin Covid-19 sudah tersedia, maka dengan adanya program vaksinasi, virus menghadapi target yang berbeda.

"Jadi itu yang bisa menjelaskan mengapa banyak orang terkena virus ini gejalanya ringan karena bisa saja orang tersebut sudah pernah terpapar atau sudah divaksinasi. Artinya, untuk mengatakan (varian Omicron) 'tidak berbahaya' kita harus tahu dulu populasi mana," jelas Ahmad.

Sebab, lanjut Ahmad, pastinya, orang yang belum divaksinasi, lansia atau orang dengan komorbid, memang harus dilindungi jangan sampai mereka terkena Covid, apapun variannya.

Sementara, dia mengungkapkan bahwa Covid-19 adalah penyakit yang masih terus dikaji oleh para ilmuwan.

Para ilmuwan juga sedang memahami mengapa tidak banyak pasien bergejala berat meski telah terkonfimasi terinfeksi varian Omicron.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Tags:
Virus CoronaCovid-19OmicronMenteri KesehatanSiti Fadilah Supari
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved