Terkini Daerah
Bukan Sekolah, Santriwati di Pesantren HW Ngaku Diminta Urus Bayi hingga Jadi Tukang Bangunan
Melati (bukan nama asli), orangtua santriwati di pesantren tempat Herry Wirasan alias HW (36) merudapaksa 21 korban ikut buka suara.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Melati (bukan nama asli), orangtua santriwati di pesantren tempat Herry Wirawan alias HW (36) merudapaksa 21 korban ikut buka suara.
Meski anaknya tak menjadi korban, orangtua yang enggan disebutkan identitasnya itu menyebut anaknya tak melakukan kegiatan apa-apa selama menempuh pendidikan di pesantren milik HW.
Melati menyebut anaknya sudah tiga tahun bersekolah di pesantren yang didirikan HW.
Selama itu pula, anak Melati mengaku pendidikannya baik-baik saja.
"Dia pernah cerita, gimana disana sekolahnya, katanya gak ada apa-apa, aman-aman aja," ungkap Melati, dikutip dari Tribunnews.com, Rabu (15/12/2021).
"Ditanya pengajarnya siapa, katanya ada guru yang datang ke rumah belajar, terus pulang lagi. Setahu saya dia bilang, belajar mah belajar dia."
Baca juga: Kesaksian Santriwati Korban Rudapaksa Guru Pesantren, Baju Disobek Pelaku Gara-gara Menolak
Baca juga: 3 Anak Dikeluarkan Sekolah, Begini Nasib Santriwati Korban Rudapaksa Guru Pesantren di Bandung
Namun setelah kasus rudapaksa 21 santriwati terungkap, aktivitas anak Melati terungkap.
Ternyata selama ini anak Melati tidak belajar selama di pesantren HW.
Anak Melati justru diperintahkan mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti mengurus bayi, mencuci pakaian, hingga memasak.
Bahkan, anak Melati awalnya tak mengetahui siapa bayi tersebut.
"Karena sekarang sudah tahu semua dia bilang, disana enggak belajar, tapi mengurus bayi," ucapnya.
"Katanya gitu, disuruh cuci baju lah, setrika lah sampai masak."
"Waktu itu dia engga tahu bayi siapa, taunya anak yatim piatu."
Tak hanya mengurus pekerjaan rumah tangga, anak Melati juga diminta menjadi tukang.
"Kan dia buka cabang (sekolah, red) lagi di Cibiru, ya suruh ngaduk, suruh ngangkat-ngangkat kaya tukang lah."
"Jadi anak santri semua yang dipekerjakan disitu, termasuk anak saya," tandasnya.
Bisikan Misterius
Pihak pengacara korban, Yudi Kurnia, menyampaikan hal yang bisa dibilang aneh dalam kasus ini.
Itu adalah adanya bisikan misterius yang diberikan pelaku kepada korban.
Bahkan, bisikan misterius itu bisa membuat korban luluh kepada pelaku.
"Kalau menurut keterangan dari anak-anak. Mereka itu awalnya menolak, tapi setelah si pelaku itu memberikan bisikan di telinga, korban jadi mau. Ada bisikan ke telinga korban dari pelaku setiap mau melakukan itu," ujar Yudi Kurnia saat di wawancarai LBH Serikat Petani Pasundan, Jumat (10/12/2021), dikutip dari Tribun Jabar.
Menurut pengakuan korban, bisikan itu disampaikan di dekat telinga korban.
Namun, korban sendiri tidak mengetahui apa yang disampaikan oleh pelaku dan hingga kini masih menjadi misteri.
"Korban juga seakan tidak mau melaporkan perbuatan pelaku ke orangtuanya, padahal dia setiap tahun pulang kampung," ucapnya.
Selain itu Yudi juga menyebut bahwa santri banyak menghabiskan waktunya untuk mencari donasi dibanding belajar.
Baca juga: Fakta Pesantren Tempat 12 Santriwati Jadi Korban Rudapaksa: Tak Ada Ijazah, Guru Hanya Pelaku
Mereka seperti dimanfaatkan dan diibaratkan sebagai mesin uang.
Setiap harinya santriwati tersebut ditugaskan oleh pelaku untuk membuat banyak proposal untuk menggaet donatur agar mau berdonasi untuk pesantren tersebut.
Hal itu sudah dilakukan bahkan sejak pesantren itu berdiri pada tahun 2016.
"Belajarnya tidak full 100 persen, menurut keterangan korban, dia sebetulnya setiap harinya bukan belajar. Mereka itu setiap hari disuruh bikin proposal. Ada yang bagian ngetik, ada yang bagian beres-beres. Proposal galang dana," ucap Yudi.
Di sana, guru tetap juga hanya pelaku yang berinisiall HW seorang.
Guru lainnya tidak tetap dan hanya jarang-jarang datang ke pondok pesantren itu.
Hal yang lebih mengherankan adalah tidak ada guru perempuan di dalam pesantren yang mengurusi puluhan santriwati itu.
Saat kelakuan biadab pelaku terbongkar, diketahui ada 30 santriwati yang berada di pesantren tersebut.
"Dan laki-laki itu tinggal di sana mengajar di sana sendirian tanpa ada pengawasan pihak lain dan ini yang membuat dia melakukan berulang-ulang," ucapnya.
Kini pihaknya tengah memperjuangkan untuk menghukum pelaku dengan kebiri.
Hal ini, juga sesuai dengan keinginan keluarga korban yang menginginkan hal serupa. (TribunWow.com)
Artikel ini diolah dari Tribun Jabar yang berjudul Bisikan Misterius Herry Wirawan Sebelum Rudapaksa Santriwati, yang Menolak Langsung Menurut 6 FAKTA TERKINI Guru Rudapaksa Santri, Korban Bertambah, Istri Pelaku Tak Tahu, Jadi Sorotan Dunia, dan Tribunnews.com dengan judul Orang Tua Santriwati Ungkap Aktivitas Anaknya di Tempat Herry Wirawan: Tidak Belajar tapi Urus Bayi