Gempa NTT
29 Tahun Lalu, Flores NTT Pernah Diguncang Gempa dan Tsunami Hebat hingga Jadi Bencana Nasional
Di hari yang sama 29 tahun lalu, Pulau Flores juga pernah merasakan bencana besar gempa dan tsunami.
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Elfan Fajar Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Gempa bermagnitudo 7,4 mengguncang Nusa Tenggara Timur (NTT) termasuk juga Pulau Flores pada Selasa (14/12/2021).
Pada 29 tahun lalu, Pulau Flores juga pernah merasakan bencana besar gempa dan tsunami.
Saat itu, gempa terjadi di hari Minggu 12 Desember 2021 di mana banyak orang menikmati libur dari aktivitas kerja atau rutinitas lainnya.
Baca juga: Daftar Daerah yang Berpotensi Tsunami Pasca Gempa Magnitudo 7,4 di NTT, Bulukumba Waspada
Baca juga: Gempa 7,4 Mag di NTT, Warga Pulau Flores Berhamburan Selamatkan Diri hingga ke Atas Gunung
Namun, sekitar pukul 13.29 Wita gempa bermagnitudo 7,8 justru mengguncang pulau itu dan membuat banyak warga berlarian.
Guncangan gempa berkekuatan 7.8 Mw atau Magnitudo Momen berpusat pada koordinat 8.340°LS dan 122.490°BT, dengan kedalaman 20.4 kilometer.
Tak sampai di situ, setelah gempa terjadi, tsunami juga menerjang di lepas pantai utara Pulau Flores.
Tsunami tersebut tercatat memiliki ketinggian 26,2 meter di Pantai Riangkroko, Kecamatan Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur.
Beberapa daerah lain yang dekat dengan sumber gempa, juga mengalami tsunami dengan tinggi muka air berkisar 2-6 meter.
Dalam data yang dihimpun Tribun Flores, diperkirakan bencana itu menewaskan 2.100 jiwa, 500 orang hilang, 447 orang luka-luka dan 5.000 orang mengungsi.
Banyak bangunan juga habis disapu air laut tsunami yang datang dengan cepat.
Baca juga: Gempa NTT: BMKG Keluarkan Daftar Wilayah Potensi Tsunami, Flores dan Selayar Siaga, Buton Waspada
Terhitung ada Bangunan rumah sejumlah 18.000 rumah, 113 sekolah, 90 tempat ibadah dan lebih dari 65 tempat lainnya.
Kabupaten yang paling parah dampaknya yakni Kabupaten Sikka, Kabupaten Ngada, Kabupaten Ende dan Kabupaten Flores Timur.
Kota Maumere paling parah dampaknya dengan lebih dari 1.000 bangunan hancur dan rusak berat.
Saat itu, Indonesia masih dipimpin oleh Presiden Soeharto yang juga menetapkanya sebagai bencana nasional.
Tak hanya di dalam negeri, perhatian internasional juga tertuju pada Flores yang sedang tertimpa musibah.