Terkini Daerah
Saling Bantu, Para Santriwati Korban Rudapaksa Ikut Menemani jika Ada Korban Mau Melahirkan
Miris, hanya dijadikan tempat pelampiasan nafsu oleh guru mereka yang bejat, para santriwati korban rudapaksa dipaksa hidup mandiri.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Di usia mereka yang masih belasan tahun, para santriwati di Bandung, Jawa Barat sudah mengenal pahitnya hidup semenjak menjadi korban rudapaksa guru pesantren mereka yakni HW (36).
Korban yang awalnya diketahui hanya berjumlah 12 orang kini menjadi 21 orang.
Sebuah fakta mengejutkan diungkap oleh etua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P22TP2A) Kabupaten Garut, Diah Kurniasari Gunawan.

Baca juga: Kesaksian Santriwati Korban Rudapaksa Guru Pesantren, Baju Disobek Pelaku Gara-gara Menolak
Dikutip dari Kompas.com, Diah mengungkap bagaimana keseharian para korban HW.
Diah mengetahui persis bagaimana kehidupan para korban karena dirinya terjun langsung melakukan pendampingan.
Ia bercerita, para korban kompak saling membantu satu sama lain.
Mereka membagi tugas mulai dari memasak, mencuci hingga menjaga anak hasil rudapaksa tersangka.
Mirisnya, para korban bergantian mengantar jika ada santriwati yang hendak melahirkan.
Para korban bahkan menutupi fakta bahwa anak mereka adalah hasil tindakan asusila tersangka.
"Ada yang mau melahirkan, diantar oleh mereka sendiri. Saat ditanya mana suaminya, alasannya suaminya kerja di luar kota. Jadi begitu selesai melahirkan, bayar langsung pulang, tidak urus surat-surat anaknya," kata Diah.
Bisikan HW Membuat Korban Luluh
Pihak pengacara korban, Yudi Kurnia, menyampaikan hal yang bisa dibilang aneh dalam kasus ini.
Itu adalah adanya bisikan misterius yang diberikan pelaku kepada korban.
Bahkan, bisikan misterius itu bisa membuat korban luluh kepada pelaku.
"Kalau menurut keterangan dari anak-anak. Mereka itu awalnya menolak, tapi setelah si pelaku itu memberikan bisikan di telinga, korban jadi mau. Ada bisikan ke telinga korban dari pelaku setiap mau melakukan itu," ujar Yudi Kurnia saat di wawancarai LBH Serikat Petani Pasundan, Jumat (10/12/2021), dikutip dari Tribun Jabar.