Terkini Daerah
Bohongi Warga, Santriwati Korban Rudapaksa Karang Cerita untuk Tutupi Kebejatan Guru
Mulai dari masyarakat hingga Anggota DPR RI kompak meminta guru cabul di Bandung diberikan hukuman berat seperti kebiri.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Lailatun Niqmah
Mereka membagi tugas mulai dari memasak, mencuci hingga menjaga anak hasil rudapaksa tersangka.
Mirisnya, para korban bergantian mengantar jika ada santriwati yang hendak melahirkan.
Para korban bahkan menutupi fakta bahwa anak mereka adalah hasil tindakan asusila tersangka.
"Ada yang mau melahirkan, diantar oleh mereka sendiri. Saat ditanya mana suaminya, alasannya suaminya kerja di luar kota. Jadi begitu selesai melahirkan, bayar langsung pulang, tidak urus surat-surat anaknya," kata Diah.
Alasan Korban Enggan Lapor Orangtua
Pihak pengacara korban, Yudi Kurnia, menyampaikan hal yang bisa dibilang aneh dalam kasus ini.
Itu adalah adanya bisikan misterius yang diberikan pelaku kepada korban.
Bahkan, bisikan misterius itu bisa membuat korban luluh kepada pelaku.
"Kalau menurut keterangan dari anak-anak. Mereka itu awalnya menolak, tapi setelah si pelaku itu memberikan bisikan di telinga, korban jadi mau. Ada bisikan ke telinga korban dari pelaku setiap mau melakukan itu," ujar Yudi Kurnia saat di wawancarai LBH Serikat Petani Pasundan, Jumat (10/12/2021), dikutip dari Tribun Jabar.
Menurut pengakuan korban, bisikan itu disampaikan di dekat telinga korban.
Namun, korban sendiri tidak mengetahui apa yang disampaikan oleh pelaku dan hingga kini masih menjadi misteri.
"Korban juga seakan tidak mau melaporkan perbuatan pelaku ke orangtuanya, padahal dia setiap tahun pulang kampung," ucapnya.
Selain itu Yudi juga menyebut bahwa santri banyak menghabiskan waktunya untuk mencari donasi dibanding belajar.
Mereka seperti dimanfaatkan dan diibaratkan sebagai mesin uang.
Setiap harinya santriwati tersebut ditugaskan oleh pelaku untuk membuat banyak proposal untuk menggaet donatur agar mau berdonasi untuk pesantren tersebut.