Pilpres 2021
Survei Indikator: Elektabilitas Sandiaga, Ridwan Kamil, Erick Thohir Tertinggi untuk Cawapres 2024
Hasilnya, elektabilitas Sandiaga Uno sebagai cawapres menempati urutan tertinggi di antara pilihan lainnya.
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Lailatun Niqmah
Kemudian papan bawah, Puan Maharani 4.4 persen, Airlangga Hartarto 3,8 persen.
“Jadi kalau melihat simulasi yang ada, posisi cawapres dari kelas papan atas yang dapat menambah perolehan suara pasangannya,” ujar Qodari
Simulasi kepada pasangan capres dilakukan kepada tina nama tokoh yang memiliki elektabilitas tertinggi hingga hari ini.
Yaitu Prabowo Subianto 35,5 persen, Ganjar Pranowo 30 persen dan Anies Baswedan 23,7 persen.
Terbukti, jika sudah disimulasikan dengan cawapresnya, elektabilitas yang diperoleh ketiga orang itu berubah.
Seperti Prabowo Subianto-Puan Maharani turun signifikan 6-8 persen dari 35,5 persen menjadi 29,6 persen dan 28,1 persen.
Ganjar Pranowo–Airlangga Hartarto turun sekitar 2,8 persen dari 30 persen jadi 28,8 persen.
Sedangkan Anies Baswedan–Erick Thohir naik sekitar 4,5 persen dari 23,7 persen jadi 28,2 persen.
Dalam keterangannya Qodari menyebut dari simulasi tiga pasangan di atas posisi cawapres di papan bawah berpotensi menggerogoti elektabilitas pasangannya.
“Simulasi lainya dengan tiga nama pasangan capres cawapres, Anies Baswedan–Sandiaga Uno naik 2,6% mencapai 30,8 persen, Ganjar Pranowo–Erick Thohir juga naik 1,1 persen menjadi 31,1 persen sementara pasangan Prabowo Subianto–Puan Maharani tetap turun 8 persen menjadi 28,1 persen," ucapnya.
Menurut dia, hasil survei ini bisa menjadi pertimbangan agar koalisi partai bisa cermat dalam menentukan cawapresnya.
“Dengan survei Indikator ini jangan-jangan Pak Prabowo ini enggak jadi berpasangan ini dengan Puan, bubar ini poros PDIP - Gerindra bisa gak jadi, atau pilihan rasionalnya Prabowo kembali memilih Sandi sebagai wakilnya,” katanya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mendorong agar koalisi partai dilakukan sejak dini.
Menurut dia, itu bisa memberikan pendidikan politik lebih besar kepada masyarakat.
Masyarakat, juga tidak memilih calon seperti membeli kucing dalam karung.