Breaking News:

Terkini Daerah

Kasus Preman Serang dan Keroyok Polisi hingga Nyaris Tewas, Polres Medan Tetapkan Tersangka

Pihak kepolisian mengonfirmasi telah mentapkan tersangka dalam kasus pengeroyokan seorang polisi oleh sejumlah preman di Medan, Sumatera Utara.

Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Elfan Fajar Nugroho
HO/Tribun-Medan.com
Aipda Eko Sugiawan saat dilarikan ke rumah sakit usai dibacok oleh puluhan orang. 

TRIBUNWOW.COM - Pihak kepolisian mengonfirmasi telah mentapkan tersangka dalam kasus pengeroyokan seorang polisi oleh sejumlah preman di Medan, Sumatera Utara.

Sayangnya, pihak kepolisian tidak menyampaikan dengan detail berapa jumlah preman yang sudah ditetapkan sebagai tersangka. 

Hal itu disampaikan oleh Kapolrestabes Medan, Kombes Riko Sunarko pada Selasa (9/11/2021). 

Baca juga: Polisi di Medan Nyaris Tewas Dikeroyok Preman, Keluarga Korban Akui Sudah Damai dengan Pelaku

Baca juga: Polisi di Medan Nyaris Tewas Dikeroyok Preman, Keluarga Korban Ditombak Pelaku saat di Mobil

"Untuk saat ini sudah ada penetapan tersangka," kata Riko, Selasa (9/11/2021) sore, seperti dikutip dari Tribun Medan

Kasus ini merujuk pada peristiwa di mana petugas polisi, Aipda Eko Sugiawan dikeroyok oleh preman di Perumahan Kalpatara Indah, Jalan Setia Budi, Kelurahan Helvetia Timur, Kecamatan Medan Helvetia, Medan, Sumatera Utara, pada Jumat (22/10/2021) lalu.

Akibatnya, dia mengalami luka-luka hingga dikatakan nyaris tewas. 

Bahkan dalam pengeroyokan itu diketahui ada bunyi letusan senjata api yang hingga kini belum diketahui asalnya. 

Hal itu, terjadi setelah adanya perselisihan bisnis milik adik korban, Edi Susanto terhadap sejumlah preman yang diketahui merupakan anggota ormas di kota tersebut. 

"Jadi bukan soal bisnis dari polisi," jelas Kombes Riko. 

Berkaitan dengan perselisihan bisnis itu, diketahui sudah ada perdamaian antara adik korban dan ormas tersebut. 

Baca juga: Penjual Sayur Jadi Tersangka seusai Ditikam Preman, Kini Justru Saling Cabut Laporan

"Kemarin kami sudah damai. Tepatnya Jumat (5/11/2021)," ujar Edi Susanto selaku kakak kandung korban.

Kronologi Kejadian

Edi menceritakan bahwa kejadian ini awalnya terjadi setelah dirinya melakukan bisnis dengan seseorang berinisial DK yang juga merupakan anggota ormas.

Ia dan dua rekannya menyewakan sejumlah unit truk kepada DK.

"Awalnya datanglah DK ini, sebelumnya memang sudah kenal. Sudah pernah merental sama kita sekali dua kali, enggak ada masalah. Makanya kita percaya sama dia," kata Edi, Minggu (31/10/2021).

Kala itu Edi dan dua rekannya bersama DK sudah sepakat jika harga sewa truk dihitung per hari dan satu truk dipatok harga Rp 900 ribu.

Dengan harga segitu, ia kemudian sepakat untuk menyewa tujuh unit selama enam hari.

DK mengaku kepada Edi bahwa truk tersebut ia pakai untuk bekerja bersama dengan ketua OKP/Ormas di Kabupaten Langkat.

"Dia bilang kerja sama dengan ketua ormas sana, mau nimbun PKS. Sama kita ya terserah, yang penting bayar uang rental," tuturnya.

Edi bercerita, DK saat itu sempat meminta surat tanda terima untuk pencairan dana sewa truk.

Setelah dibantu dibuatkan tanda terima, DK diketahui sudah menerima uang dari ormas yang ia ikuti sebanyak Rp 37,8 juta.

Kemudian, setelah berjalan dua hari, tiba-tiba DK menghubungi Edi mengatakan dia tidak sanggup dan meminta agar penyewaan dibatalkan.

"Dipulangkan semua (truk yang disewa), karena enggak sanggup bayar rental. Jadi ku telpon DK ini, hitungan dulu kita, tapi dia enggak datang," sebutnya.

Edi bercerita, di hari berikutnya ada anggota ormas mendatangi kantornya dan memaki-maki karyawannya.

"Datanglah utusan ketua ormas itu, dibilangnya saya penipu, tukang olah. Jumpanya sama karyawan saya, kebetulan saya enggak ada," ucapnya.

Saat Edi tiba di kantor, DK turut datang.

DK menyarankan agar uang sewa yang ada pada Edi dikembalikan kepada ormas yang menyewa truk tersebut.

Akhirnya Edi dan dua rekannya mengembalikan uang sewa ke ormas tersebut.

Namun seusai kejadian itu, ormas yang bersangkutan protes bahwa dana yang dikembalikan masih kurang.

"Selisih berapa lagi, kan sudah sepakat, si DK juga yang bilang sepakat. Jadi saya pun pulang," kata Edi menceritakan kejadian saat itu.

Edi bercerita pada saat itu dirinya dibuntuti oleh anggota ormas hingga sampai di rumah dan sempat terjadi cekcok.

Pada saat itu Edi sempat mengusir para anggota ormas tersebut.

"Cabutlah orang itu. Saya berpikir pasti buat laporan polisi mereka. Jadi hubungi adik saya yang polisi. Konsultasi saya melalui telepon sama dia," katanya.

Ketika berbincang bersama Aipda Eko yang merupakan adiknya, Edi mendapat kabar dari istrinya bahwa rumahnya diserbu oleh puluhan orang.

"Pukul 21.56 WIB masuk telpon dari istri, bilang di rumah sudah ramai, diserang orang. Gitu mau masuk komplek, saya lihat sudah ramai, padat komplek saya, mobil semua penuh," tuturnya.

"Langsung nyerang saya, mobil hancur. Pakai samurai, ditombak juga mobil saya tapi saya menghindari," kata Edi.

Edi mengaku turut mendengar suara letusan senjata api sebanyak dua kali namun tidak tahu siapa yang memakai senpi tersebut.

Namun, kata Edi, asal suara bersumber dari kerumunan anggota ormas yang menyerang rumahnya.

Ketika rumah Edi diserbu oleh puluhan anggota ormas tersebut, datang Aipda Eko naik motor dan langsung mencoba melerai kericuhan yang terjadi.

Alih-alih menenangkan situasi, Aipda Eko justru kena bacok hingga nyaris tewas.

Plt Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Rafles Langgak Putra Marpaung mengatakan, sebelumnya kasus ini sempat ditangani Polsek Helvetia.

"Karena tingkat kesulitan dan kerawanan kasusnya (lebih tinggi), maka lebih baik ditangani Polrestabes Medan," kata Rafles, Senin (1/11/2021).

Dia mengatakan, bahwa benar pelaku penyerangan yang hendak membunuh Aipda Eko Sugiwan adalah preman anggota ormas tertentu.

Namun, penyerangan itu dilakukan bukan atas nama ormas para preman.

"Mereka tidak mengatasnamakan FKPPI. Tidak pakai seragam FKPPI. Jadi belum bisa saya katakan diserang ormas FKPPI," katanya. (TribunWow.com/Afzal Nur Iman)

Baca Artikel Terkait Lainnya

Artikel ini diolah dari Tribun Medan dengan judul Kapolda Sumut Bilang Enggak Ada Preman, Anggotanya Malah Dibacoki Hendak Dibunuh Anggota OKP dan Oknum Polisi Nyaris Dibunuh Preman, Kapolrestabes Medan: Sudah Ada Tersangkanya

Sumber: Tribun Medan
Tags:
PremanMedanPolisiKapolrestabes Medan
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved