Breaking News:

Pembunuhan di Subang

Diminta Masuk ke TKP Kasus Subang H+1 Kejadian, Begini Kondisi Bak Mandi sebelum Dikuras Danu

Pengacara Danu, Achmad Taufan Soedirjo menyebut bahwa kasus ini harus diusut tuntas

Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Lailatun Niqmah
Youtube/Heri Susanto
Pengacara Danu, Achmad Taufan Soedirjo (kemeja motif kotak-kotak), Danu, dan tim kuasa hukum lain di depan Satreskrim Polres Subang usai Danu menjalani pemeriksaan pada Jumat (29/01/2021) malam. 

TRIBUNWOW.COM - Perihal Danu yang diminta masuk ke TKP dan membersihkan bak mandi masih menjadi misteri dalam kasus pembunuhan Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) yang ditemukan tewas di Subang, Jawa Barat. 

Pengacara Danu, Achmad Taufan Soedirjo menyebut bahwa kasus ini harus diusut tuntas, terlebih untuk motif Bantuan Polisi (Banpol) yang meminta kliennya masuk ke TKP. 

"Karena kalau yang masuknya polisi kita enggak masalah, karena memang kewenangan polisi untuk menyidik perkara ini, tapi ternyata yang datang malah Banpol, nah ini jadi pertanyaan kita," ucap Achmad saat dihubungi, Senin (1/11/2021), dikutip dari Kompas.com.

Baca juga: Selesai Diperiksa terkait Kasus Subang, Pengacara Danu Ungkap Proses dan Pembahasan Pemeriksaan

Baca juga: Kades Jalancagak soal Oknum yang Minta Danu Masuk TKP Kasus Subang: Hanya Menjalankan Tugas

Hal ini bermula dari kesaksian Danu kepada publik yang menyatakan bahwa dirinya diminta untuk masuk ke TKP oleh orang yang awalnya dikira polisi. 

Danu mengungkapkan hal itu saat ditanya mengapa jejak kaki dan DNA dirinya bisa terdapat di sana, yang membuat dirinya banyak mendapat tuduhan sebagai pelaku. 

Jawaban atas itu baru di sampaikan pada pertengahan bulan Oktober lalu, atau sekitar dua bulan setelah jasad korban ditemukan.

Dan peristiwa ini baru menjadi fokus pemeriksaan di pemeriksaan Danu pada hari Jumat (29/10/2021).

Dalam cerita Achmad, pada saat itu, Danu diminta masuk dan membersihkan bak mandi yang ada di dalam rumah TKP.

Meski begitu, kini Achmad menyebut kasus ini sedang dalam penyelidikan pihak kepolisian dan mempercayakan sepenuhnya kepada penyidik. 

"Tapi ya kita serahkan kepada penyidik yang lebih berwenang kita hanya menganalisa dan terkait kronologis dan posisi Danu dan lain-lain itu memang sudah kita analisa semua," tambah Taufan.

Baca juga: Danu Mengaku Tertekan karena Kasus Subang, Pengacara Sebut 2 Kemungkinan dan Minta Polisi Dalami

Peristiwa itu sendiri tepatnya terjadi pada Kamis (19/10/2021) pagi, tepat satu hari ketika kedua jasad korban ditemukan di bagasi mobil Alphard hitam milik Tuti

Achmad menjelaskan bahwa Danu memang sejak pagi berada di TKP untuk mengawasi TKP yang merupakan rumah korban.

"Danu pagi diminta sama keluarganya dalam hal ini Yoris dan itu diakui semua keluarga, bahwa Danu diminta untuk standby di dekat TKP, tujuannya untuk menjaga rumah, jangan ada yang masuk dan lain-lain," katanya.

Kemudian, Danu mengawasi TKP dari sekolah yang berada di seberang TKP di mana dia bisa mengawasi apabila ada orang yang masuk ke TKP. 

Pagi-pagi, Danu melihat ada orang yang dikiranya polisi ingin masuk ke TKP dan sempat memfoto orang tersebut. 

Karena merasa tidak curiga Danu kemudian menghampiri orang tersebut. 

"Danu tanya, setelah itu malah dia (oknum) malah minta didampingi Danu buka pintu setelah itu pas di dalam Danu diminta nguras bak kamar mandi," kata Taufan

Dalam cerita Achmad, Danu digambarkan sebagai orang yang lugu dan penurut. 

Karena hal itu pula Danu melakukan apa yang diperintah oleh orang tersebut. 

Terlebih, Danu sempat mengatakan bahwa dia mengenal orang itu dan sering melihatnya berada di Mapolsek Jalancagak, yang lokasinya tidak jauh dari Rumah Danu

"Kalau keterangan dari Danu, awalnya Danu mengira itu pasti polisi karena yang berhak masuk ke TKP kan polisi, penyidik, nah ke sininya kan Danu baru tahu kalau itu Banpol, bantuan polisi. Danu ini kan kalau lihat ini orangnya itu lugu, jadi kalau ada dikira oknum polisi yang nyuruh ya pasti di jalankan," lanjutnya. 

Danu yang juga pendiam, disebut tidak banyak bertanya dan menuruti apa yang diperintah orang itu, tanpa tahu maksud dan tujuannya. 

Achmad juga mengira bahwa Danu dalam posisi di mana dia menganggap orang itu merupakan polisi yang berwenang dalam hal ini. 

"Gak banyak kata dia, yang jelas 'Sini Danu tolong kuras baknya' itu aja, karena Danu awalnya mengira itu polisi, ya gak mungkin banyak tanya," ujarnya.

Konsidi sebelum Dibersihkan

Menurut pengakuan Danu kepada Achmad, Danu menyampaikan bahwa kondisi bak mandi sebelum dibersihkan, masih berbau anyir dan tercampur bercak darah. 

Dalam membersihkan bak mandi itu, bahkan Danu disebut menceburkan diri ke dalamnya.

"Ya menurut cerita Danu kondisi bak itu butek kayak air campur darah, butek ya, bau anyir, lalu dikuras sama dia gitu," ucapnya.

Pekerjaan selesai setelah bak mandi itu dikuras dan Danu yang disebut menemukan sesuatu.

Setelah itu, mereka berdua keluar tanpa banyak berbincang dan pintu kembali dikunci dengan kunci yang dipegang orang tersebut. 

"Keluar sudah, jadi pada saat dia membersihkan itu ada sesuatu yang ditemukan Danu karena dia nyebur ke dalam bak, abis itu gak lama setelah kuras dia diajak keluar sama oknumnya itu, yang Banpolnya ini," ucapnya.

Hingga kini Achmad masih mempertanyakan terkait motif Banpol masuk dan membersihkan bak mandi. 

Dia yakin, dengan atau tanpa Danu, oknum tersebut tetap akan membersihkan bak mandi dengan alasan yang hingga kini belum diketahui. 

"Artinya Banpol ini kapasitasnya apa, artinya kalaupun dia tak menemui Danu, kemungkinan besar dia sendiri yang membersihkan bak itu kan gitu? Itu kan analisa kita ya," katanya.

Hanya Jalankan Tugas

Terkait tersiarnya kabar yang menyampaikan bahwa oknum Banpol itu hanya menjalankan Tugas, Achmad pun ikut mempertanyakan. 

Menurutnya, seharusnya saat itu hanya pihak polisi lah yang memiliki akses ke dalam TKP. 

"Sebenarnya begini, kita malah mempertanyakan pada polisi yang menyuruh masuk ini siapa? karena kapasitas Banpol masuk ke TKP ini apa, tujuannya apa?" katanya.

Tersiarnya kabar bahwa oknum tersebut hanya menjalankan tugas disampaikan oleh Kades Jalancagak, Subang, Indra Zainal Alim dalam kanal Youtube miliknya indra zainal chanel, Senin (1/11/2021).

Dia menyampaikan, oknum tersebut yang melihat Danu berada di sekitar TKP meminta Danu untuk menghampirinya dan mengajaknya masuk ke TKP. 

Hal itu, menurut Indra adalah karena oknum tersebut diberi tugas untuk membersihkan bak mandi yang ada di TKP. 

"Karena dia mempunyai tugas untuk menguras bak mandi, hanya menguras bak mandi," katanya. 

Keterangan itu didapat Indra dari pengakuan oknum Banpol tersebut. 

Indra pun tidak merasa curiga dengan pernyataan oknum tersebut, karena menurutnya penyidik, pada hari kedua setelah jasad korban ditemukan di sana, sudah selesai mengidentifikasi TKP. 

"Dan itu pun yang saya tahu pada tanggal 18 di TKP semuanya sudah beres diidentifikasi," jelasnya.

Kemudian, Indra juga menegaskan bahwa oknum tersebut bukanlah membersihkan kamar mandi atau membersihkan bak mandi. 

Apa yang dikerjakan oknum itu dan Danu hanyalah menguras bak mandi. 

"Hanya menguras bak mandi dan tidak ada lagi kegiatan setelah menguras bak mandi, itu sudah beres ya sudah pulang lagi," jelasnya. 

Sayangnya Indra tidak menyampaikan apa alsan oknum itu menguras bak mandi dan masuk ke TKP pada pagi hari tepat sehari setelah jasad korban ditemukan.   

Indra memang menyebut sudah mengetahui perihal ini ketika Danu diminta klarfikasi di Polsek Jalancagak pada Senin (18/10/2021). 

Namun, ketika itu ia enggan menyampaikan kepada publik karena merasa tidak ingin mendahului pihak kepolisian. 

"Karena memang saya menghargai, takutnya nanti saya over lap, atau melebihi kewenangan pihak kepolisian," katanya. 

Sebagai informasi, kasus ini bermula sejak jasad kedua korban yang merupakan ibu dan anak yaitu Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) ditemukan di rumahnya di Desa Jalancagak, Subang, Jawa Barat pada Rabu (18/8/2021).

Sejak itu, kasus ini belum terungkap dan belum diketahui siapa yang menjadi pelaku pembunuhan tersebut.

Tim gabungan juga sudah dikerahkan mulai dari Polda Jawa Barat, Polda Metro Jaya, dan Bareskrim Polri menyatakan membantu penyelidikan kasus ini.

Kronologi penemuan jasad dimulai ketika suami Tuti, Yosef diketahui merupakan orang pertama yang datang ke TKP dan menemukan rumahnya sudah dalam keadaan berantakan dan berceceran darah.

Dia kemudian melaporkan ke polisi di Mapolsek Jalancagak karena mengira ada perampokan di rumahnya.

Selain menghubungi polisi, diketahui dia juga menghubungi anaknya Yoris, dan kakak Tuti, Ida (mamah Danu).

Polisi kemudian menemukan jasad tersebut bertumpuk di dalam bagasi sebuah mobil yang terparkir di TKP.

Pihak kepolisian menyimpulkan bahwa kasus ini tidak bermotif pencurian dan merupakan kasus pembunuhan berencana, karena hampir tidak ada barang berharga yang hilang di TKP.

Hanya ponsel Amalia yang diketahui hilang dan hingga kini tidak diketahui keberadaannya.

Akses masuk ke rumah TKP juga tidak ada tanda-tanda kerusakan, karena itu disimpulkan bahwa ada dugaan bahwa pelakunya adalah orang dekat korban. 

Hingga kini sudah 54 orang diperiksa sebagai saksi, bahkan sejumlah saksi diperiksa menggunakan alat tes kebohongan. 

Keterangan Achmad bisa disimak di bawah ini:

(Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)

Baca Artikel Terkait Pembunuhan di Subang Lainnya

Sebagian artikel ini diolah dari Kompas.com yang berjudul Cerita Danu, Saksi Kunci Pembunuhan Subang, Diminta Yoris Pantau TKP, Sampai Bantu "Banpol" Kuras Bak Mandi Berbau Anyir dan Siapa yang Suruh "Banpol" ke TKP Pembunuhan Subang dan Minta Danu Kuras Bak Mandi?

Tags:
Pembunuhan di SubangSubangYorisTutiAmalia Mustika RatuDanuYosefIndra Zainal Alim
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved