Terkini Daerah
Upah Diembat Mandor, Buruh Bangunan Terpaksa Jalan Kaki 115 Hari dari Aceh demi Pulang ke Semarang
Gara-gara upah ditilap mandor, seorang buruh bangunan bernama Muhamad Dimas Ramadan (27) hidup terlunta-lunta.
Editor: Mohamad Yoenus
Dimas mengatakan, sampai Cianjur ia menghitung sudah 115 hari menempuh perjalanan darat.
Baca juga: Fakta Viral Kakek dan Nenek Jalan Kaki 6 Km demi Vaksin Covid-19, Ini Alasan Tak Diantar Anak-Cucu
115 Hari Berjalan Kaki
Diberitakan sebelumnya, Dinas Sosial Cianjur menerima satu orang warga Semarang yang telantar dan mengaku sudah 115 hari berangkat dari Banda Aceh hendak ke Semarang dengan berjalan kaki.
Warga Semarang bernama Muhamad Dimas Ramadan (27) ini sudah sampai di Cianjur dan sudah tinggal selama tiga hari. Ia mengaku sempat tinggal di beberapa kota dan mengamen untuk bertahan hidup.
Pemuda yang mengenakan topi ini menjelaskan jika ia menjadi korban dari mandor bangunan yang membawa kabur upahnya.
Dimas mengatakan ia bekerja menjadi kuli bangunan selama dua bulan lebih di Banda Aceh dengan janji upah Rp 150 ribu perharinya.
"Awal saya nekat jalan kaki karena tak punya uang, mandor kuli bangunan di Aceh bawa kabur upah 18 orang pekerja di antaranya upah untuk saya," ujar Dimas di rumah singgah Dinas Sosial, Selasa (19/10/2021).
Dimas mengatakan, kebanyakan pekerja berasal dari Banda Aceh sehingga ia sendiri kebingungan untuk pulang.
Di setiap kota ia selalu tinggal beberapa hari di pasar atau terminal untuk mengamen.
Ia menceritakan perjalanan paling berat dari Jambi ke Lampung karena banyak hutan yang harus dilewati.
Difasilitasi Dinsos Cianjur
Saat menyeberang ke Bakauheni ia diberi surat agar bisa gratis naik kapal Ferry untuk menyeberang ke Merak Banten.
"Baru di Cianjur ini saya ketemu polisi dan diantar ke Dinas Sosial, saya ingin pulang meski ditawari untuk tinggal beberapa hari di rumah singgah Cianjur," kata Dimas.
Dimas mengatakan ia merupakan anak pertama dari tujuh bersaudara. Ia berangkat ke Banda Aceh berniat untuk bekerja menjadi kuli bangunan di sana.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Cianjur, Asep Suparman, mengaku prihatin dengan pengalaman yang dialami Dimas.