Pembunuhan di Subang
Hampir 2 Bulan Kasus Subang, Yayasan Milik Yosef Terbengkalai, Siswa di Sekolahnya Juga Kena Dampak
Yayasan Bina Nusantara, yang didirikan Yosef dan diurus oleh lingkaran keluarga korban juga disebut kena dampaknya
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Berjalannya kasus pembunuhan ibu dan anak, Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) di Subang, Jawa Barat telah berdampak besar terhadap kehidupan di lingkaran keluarga korban.
Yayasan Bina Prestasi Nasional, yang didirikan Yosef dan diurus oleh lingkaran keluarga korban juga disebut kena dampaknya.
Berdasarkan pantauan Tribun Jabar di depan gedung sekolah yang dinaungi Yayasan milik Yosef, di Jl Raya Serangpanjang, Subang, Jawa Barat pada Kamis (14/10/2021), terlihat tidak ada aktivitas.
Baca juga: Kini Terbengkalai, Begini Penampakan Yayasan Milik Yosef yang Tak Terurus seusai Kasus Subang
Baca juga: Penyidik Kasus Subang Terima Cetak Rekening Koran Amalia, Pengacara Yosef: Masih Ada yang Kurang
Terlihat dari luar gerbang yayasan, tidak adanya aktivitas yang berlangsung baik aktivitas siswa sekolah maupun pengajar atau staf lain di lokasi.
Berbagai ruang di sana juga nampak tertutup rapat.
Bahkan terlihat rumput-rumput liar terlihat tumbuh menjulang, yang artinya sudah lama tidak ada yang mengurus.
Nampaknya memang sudah lama tidak ada kegiatan yang biasa dilakukan di sekolah tersebut.
Sedangkan untuk kantor komite yayasan sendiri berada di TKP kasus Subang atau di rumah Yosef dan kedua korban, di Desa Jalancagak, Subang.
Untuk diketahui yayasan ini memang terikat dengan keluarga korban.
Tuti dan Amalia sendiri menjadi pimpinan di yayasan tersebut yang masing-masing menjadi sekretaris dan bendahara.
Baca juga: Konten Mistis Sudutkan Yosef di Kasus Subang Dinilai Tak Mendidik, Youtuber Lokal Terancam Dipidana
Anak pertama Yosef dan Tuti, Yoris yang juga jadi saksi dalam kasus ini memegang jabatan ketua yayasan.
Saat dikonfirmasi, Yoris menyebut memilih mundur dari yayasan dan sudah tidak mengetahui bagaimana nasib yayasan.
Danu, orang kepercayaan Yosef dan saksi yang juga banyak diperbincangkan di kasus Subang, juga diketahui dalam kondisi trauma dan tidak berani keluar rumah sejak kasus ini berjalan.
Bahkan kepala sekolah di yayasan ini juga kerap diperiksa menjadi saksi.
Masalah terkait yayasan juga pernah dibahas dalam penyelidikan pihak kepolisian dan menjadi poin pertanyaan yang ditanyakan kepada saksi.
Pelaksanaan PTM Terhambat
Sebelumnya, Pengacara Yosef, Rohman Hidayat menjelaskan bahwa yayasan yang didirikan Yosef secara tidak langsung memang terdampak atas kasus ini.
Bahkan siswa secara tidak langsung juga kena dampaknya.
Pasalnya, kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) yang seharusnya sudah dipersiapkan dan bisa segera berjalan juga menjadi terhambat.
"Persiapan untuk pembelajaran tatap muka tidak bisa dilakukan, karena ada masalah ini, para pengurus yayasan diperiksa juga, ini pasti berdampak," ujar Pengacara Yosef, Rohman Hidayat, saat dihubungi, Kamis (14/10/2021), dikutip dari Tribun Jabar.
Sejak berjalannya kasus Subang, yayasan tersebut memang mendapat hambatan dan kendala.
Padahal menurut Rohman, yayasan tidak ada kaitannya dengan kasus tersebut.
"Menurut keluarga Yayasan ini tidak menjadi masalah, proses PTM harusnya bisa berjalan. Selama ini masih daring, persiapan PTM tidak bisa dilakukan, karena Yayasan bersatu dengan TKP," katanya.
Karena itu, Rohman juga menyampaikan bahwa pihak Yosef berharap agar kasus ini segera terungkap.
Pasalnya dengan terungkapnya kasus ini akan memberi kepastian bagi Yosef yang selama ini banya dituduh di kasus ini.
"Keluarga dari kemarin sudah menyampaikan ingin segera pelakunya terungkap, karena harus ada kepastian. Kalau sudah ada tersangkanya, beban dia pun tidak terlalu berat, sudah kehilangan anak dan istri, ini tidak mudah," ucapnya.
Untuk diketahui, kasus ini bermula sejak jasad kedua korban yaitu Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) ditemukan di rumahnya di Desa Jalancagak, Subang, Jawa Barat pada Rabu (18/8/2021).
Sejak itu, kasus ini belum terungkap dan belum diketahui siapa yang menjadi pelaku pembunuhan tersebut.
Tim gabungan juga sudah dikerahkan mulai dari Polda Jawa Barat, Polda Metro Jaya, dan Bareskrim Polri menyatakan membantu penyelidikan kasus ini.
Kronologi penemuan jasad dimulai ketika suami Tuti, Yosef diketahui merupakan orang pertama yang datang ke TKP dan menemukan rumahnya sudah dalam keadaan berantakan dan berceceran darah.
Dia kemudian melaporkan ke polisi di Mapolsek Jalancagak karena mengira ada perampokan di rumahnya.
Selain menghubungi polisi, diketahui dia juga menghubungi anaknya Yoris, dan kakak Tuti, Lilis.
Polisi kemudian menemukan jasad tersebut bertumpuk di dalam bagasi sebuah mobil yang terparkir di TKP.
Pihak kepolisian menyimpulkan bahwa kasus ini tidak bermotif pencurian dan merupakan kasus pembunuhan berencana, karena hampir tidak ada barang berharga yang hilang di TKP.
Hanya ponsel Amalia yang diketahui hilang dan hingga kini tidak diketahui keberadaannya.
Akses masuk ke rumah TKP juga tidak ada tanda-tanda kerusakan, karena itu disimpulkan bahwa ada dugaan bahwa pelakunya adalah orang dekat korban.
Hingga kini sudah 54 orang diperiksa sebagai saksi, bahkan sejumlah saksi diperiksa menggunakan alat tes kebohongan.
Selain itu pihak kepolisian juga sudah dua kali melakukan autopsi pada jasad korban. (TribunWow.com/Afzal Nur Iman)
Baca Artikel Terkait Pembunuhan di Subang Lainnya
Artikel ini diolah dari Tribun Jabar yang berjudul Kasus Perampasan Nyawa di Subang Belum Selesai, Ini Dampaknya pada Yayasan Milik Yosef dan Kasus Perampasan Nyawa Ibu dan Anak di Subang Masih Misteri, Yayasan Milik Yosef Terbengkalai