Breaking News:

Pembunuhan di Subang

Merasa Banyak Dapat Tuduhan, Danu Cerita Dampak Besar Kasus Subang terhadap Kehidupannya

Dia menyampaikan bahwa semenjak berjalannya kasus Subang, dirinya menjadi lebih tertutup. 

Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Rekarinta Vintoko
TribunJabar.id/Dwiky M
Muhammad Ramadanu (21), salah satu saksi dalam kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat. Terbaru, Danu akhirnya buka suara terkait tuduhan yang mengarah kepadanya. 

TRIBUNWOW.COM - Danu, yang menjadi saksi dalam kasus pembunuhan yang menewaskan ibu dan anak, Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) di Subang, Jawa Barat, bercerita bahwa kasus ini berdampak besar terhadap kehidupannya. 

Dia menyampaikan bahwa semenjak berjalannya kasus Subang, dirinya menjadi lebih tertutup. 

"Yah tertekan juga sih, mau jalan juga susah," katanya, dalam tayangan Youtube Misteri Mbak Suci, Senin (11/10/2021).

Baca juga: Fakta Kasus Subang dalam Sepekan: Polisi Periksa Saksi Baru hingga Cari Petunjuk di Rekening Korban

Baca juga: Akhirnya Bertemu, Yoris dan Yosef Urusi Rekening Bank Amalia Korban Kasus Subang, Apa Hasilnya?

Dia bercerita bahwa kini dirinya lebih sering mengandalkan orang tuanya jika ada kepentingan di luar bahkan untuk hal-hal kecil. 

Misalnya untuk membeli kebutuhannya di warung atau masalah lain. 

Hal yang membuatnya takut bukanlah persoalan dia akan ikut menjadi korban atau tidak. 

Namun, lebih kepada takut dianggap sebagai pelaku pembunuhan itu. 

Hingga kini dia masih merasa takut dipandang sebelah mata karena ada opini publik yang menyudutkan dirinya. 

"Kemarin juga waktu pas malam, beli somay, ada yang ngeliatinnya gimana gitu (sambil memeragakan gerakan orang yang melihatnya)," katanya. 

Meski sadar bahwa orang tersebut bisa jadi tidak ada maksud apa-apa, namun Danu tetap merasa takut dan menghindar. 

Baca juga: Merasa Disudutkan di Kasus Subang, Begini Cara Mimin dan Yosef Hadapi Opini Publik dan Asumsi Liar

 "Langsung saja lari saya," katanya.

"Enggak pergi-pergi sampai sekarang, fokus di rumah saja," tambahnya. 

Danu memang dikenal sebagai sosok yang pendiam dan tertutup, dia sendiri mengaku sejak kecil seperti itu. 

Sehingga kini dia kebingungan ketika menjadi sorotan banyak pihak. 

"Dari dulu juga gitu Danu mah, dari kecil juga enggak banyak ngomong apa," jelasnya.

 Jejak DNA Danu di TKP

Danu diketahui menjadi saksi yang kerap diperiksa oleh pihak kepolisian dalam kasus pembunuhan tersebut. 

Pasalnya Danu merupakan kerabat dekat korban yang kerap berkunjung ke rumah korban yang jadi TKP dan juga termasuk orang yang perama kali datang ke TKP.

Dia merupakan keponakan Tuti sekaligus sepupu Amalia, Danu juga merupakan rekan kerja kedua korban di Yayasan Bina Presatasi Nasional.

Danu sebagai staf yayasan rupanya diperiksa secara intensif bersama sejumlah saksi lain yang merupakan keluarga korban.

Meski bukan anggota keluarga, Danu disebut-sebut punya akses masuk atau kunci rumah korban, Tuti dan Amalia.

Selain itu, adanya jejak DNA Danu juga sempat dijadikan perbincangan dan membuat Danu merasa tertuduh dalam kasus ini. 

"Ya tertekan juga sih, enggak nyaman (untuk berpergian), mau jalan juga susah," kata Danu.

Dia juga turut menceritakan bagaimana jejak DNA miliknya yang banyak ditemukan di TKP setelah kejadian pembunuhan berlangsung. 

Menurutnya itu kemungkinan tertinggal setelah dirinya membantu pihak kepolisian menyelidiki TKP tersebut. 

"Tanggal 19 (Agustus) malamnya itu kan, Danu juga kan disuruh beli lampu waktu itu," kata Danu

Dia yang saat itu diminta membelikan lampu, ikut meneduh di TKP karena saat itu sedang hujan. 

Kemudian, Danu sempat ikut merokok dan asal membuang sisa rokoknya di TKP.

Saat itu, dia sama sekali tidak berpikir bahwa hal itu bisa menjadi bahan yang diperiksa pihak kepolisian. 

Begitu juga dengan sidik jari atau jejak tangan Danu yang ditemukan berada di TKP. 

Dia menjelaskan saat itu diminta pihak kepolisian untuk ikut melihat proses penyelidikan. 

Namun, Danu yang tidak mengerti apa yang dilakukan pihak kepolisian, dengan santai menyentuh benda-benda di sana tanpa mengenakan sarung tangan. 

"Ikut aja, (diminta) ikut ke dalam mobil, ya ikut, enggak kepikiran sama sekali ke situ (akan meninggalkan jejak DNA)" katanya.  

Danu diketahui juga hampir 10 kali menjalani pemeriksaan dari pihak kepolisian. 

Terakhir dia diperiksa pada Rabu (29/9/2021) di hari yang sama dengan saksi-saksi yang lain. 

Ponselnya juga sempat disita polisi untuk mendalami keterlibatan Danu dalam kasus ini. 

Namun, kini ponselnya sudah dikembalikan oleh pihak kepolisian. 

"Alhamdulillah ini (sambil menunjukkan ponselnya)," katanya.

Untuk diketahui, kasus ini bermula sejak jasad kedua korban ditemukan di rumahnya di Desa Jalancagak, Subang, Jawa Barat pada Rabu (18/8/2021). 

Yosef merupakan orang pertama yang datang ke TKP dan menemukan rumahnya sudah dalam keadaan berantakan dan berceceran darah. 

Dia kemudian melaporkan ke polisi di Mapolsek Jalancagak karena mengira ada perampokan di rumahnya. 

Polisi kemudian menemukan jasad tersebut bertumpuk di dalam bagasi sebuah mobil yang terparkir di TKP.

Pihak kepolisian menyimpulkan bahwa kasus ini merupakan kasus pembunuhan berencana, karena hampir tidak ada barang berharga yang hilang di TKP. 

Hanya ponsel Amalia yang diketahui hilang dan hingga kini tidak diketahui keberadaannya. 

Ada dugaan jika pelaku orang dekat korban berdasarkan kesimpulan dari tidak ada barang berharga yang hilang di TKP dan pintu rumah korban juga tidak ditemukan tanda-tanda kerusakan.

Sebulan kasus ini berjalan, terungkap juga masalah di lingkaran korban seperti masalah dalam kepengurusan yayasan yang didirikan Yosef, dan masalah rumah tangga korban. 

Keterangan Danu bisa disimak sejak menit awal:

(TribunWow.com/Afzal Nur Iman)

Baca Artikel Terkait Pembunuhan di Subang Lainnya

Tags:
DanuPembunuhan di SubangSubangJawa BaratAmalia Mustika RatuTutiYosef
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved