Terkini Internasional
Xi Jinping Marah atas Pidato Presiden Taiwan Tak Mau Tunduk pada China, Sebut Memutarbalikkan Fakta
China sebut pidato presiden Taiwan yang tidak ingin tunduk pada negaranya memutarbalikkan fakta, seusai Xi Jinping nyatakan ingin mengejar reunifikasi
Penulis: Alma Dyani Putri
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM – Presiden Tsai Ing-wen sempat menegaskan Taiwan tak akan tunduk pada China, melalui pidatonya saat memperingati Hari Nasional Taiwan di Taipei pada Minggu (10/10/2021).
Dalam pidatonya, Tsai Ing-wen berharap dapat meredakan ketegangan di Selat Taiwan dan menegaskan tidak akan bertindak gegabah.
“Tapi seharusnya tidak ada ilusi bahwa rakyat Taiwan akan tunduk pada tekanan,” kata Tsai Ing-wen, dikutip dari Reuters, Minggu (10/10/2021).

Baca juga: Pasukan Taiwan Diam-diam Dilatih AS, Hubungan dengan China Memanas hingga Sebut Tak Ingin Perang
Baca juga: Taiwan Kirim Peringatan setelah 19 Pesawat Tempur China Kembali Masuki Wilayah Pertahanan
“Kami akan terus memperkuat pertahanan nasional kami dan menunjukkan tekad kami untuk membela diri, guna memastikan bahwa tidak ada yang bisa memaksa Taiwan untuk mengambil jalan yang telah ditetapkan China untuk kami,” tambahnya.
Pemerintah China langsung mengecam pidato Tsai Ing-wen tersebut.
Presiden Xi Jinping melalui Kantor Perwakilan China untuk Urusan Taiwan, menyebut pidato Tsai Ing-wen menghasut konfrontasi dan memutarbalikkan fakta.
"Pidato ini menganjurkan kemerdekaan Taiwan, menghasut konfrontasi, memotong sejarah dan memutarbalikkan fakta," katanya.
China menganggap Taiwan sebagai provinsi yang membangkang dan secara paksa ingin merebut kendali pulau itu serta mengintegrasikannya kembali.
Taiwan telah berada di bawah tekanan militer dan politik yang meningkat dari China.
Pasukan China telah menggencarkan penerbangan sejumlah besar pesawat pengebom dan pesawat tempur di dekat wilayah udara Taiwan beberapa hari ini.
China berusaha memperlihatkan intensitas dan kecanggihan militer terbarunya serta menegaskan ambisi teritorialnya di Taiwan.
Pernyataan Tsai Ing-wen pada Minggu, menyusul ucapan Xi Jinping sehari sebelumnya, yang berjanji akan mengejar reunifikasi atau penyatuan kembali China dan Taiwan secara damai.
Xi Jinping tidak secara langsung menyebutkan penggunaan kekuatan setelah seminggu ketegangan terjadi antara China dan Taiwan, hingga memicu kekhawatiran internasional.
Namun, menanggapi hal itu, Taiwan mengatakan akan mempertahankan kebebasan dan demokrasinya, serta menyalahkan China atas ketegangan yang terjadi.
Taiwan menyerukan Beijing untuk meninggalkan pemaksaannya, menegaskan kembali bahwa hanya rakyatnya sendiri yang dapat memutuskan masa depan mereka.
“Ini karena jalan yang telah ditetapkan China tidak menawarkan cara hidup yang bebas dan demokratis bagi Taiwan, atau kedaulatan bagi 23 juta orang kami,” kata Tsai Ing-wen dalam pidatonya, Minggu (10/10/2021).
Baca juga: Komentari Pahlawan Perang dalam Film Patriotik, Mantan Jurnalis China Ditahan atas Dugaan Penghinaan
Baca juga: Pemadaman Listrik Massal di China karena Krisis Energi Ganggu Aktivitas Warga dan Bisnis
Tsai Ing-wen memperingatkan bahwa kehadiran militer China di zona pertahanan udara Taiwan telah mempengaruhi keamanan nasional dan keselamatan penerbangan.
Dia mengawasi program modernisasi militer Taiwan untuk meningkatkan pertahanan, termasuk membangun kapal selam sendiri dan rudal jarak jauh yang dapat menyerang China.
“Semakin banyak yang kita capai, semakin besar tekanan yang kita hadapi dari China. Jadi saya ingin mengingatkan semua warga saya bahwa kita tidak memiliki hak istimewa untuk lengah,” katanya.
Menteri Pertahanan Taiwan, Chiu Kuo-cheng, mengatakan kepada legislator bahwa situasi hubungan China dan Taiwan saat ini adalah yang paling parah dalam 40 tahun sejak dirinya menjabat, Rabu (6/10/2021), dikutip dari AP News, Kamis (7/10/2021).
Chiu Kuo-cheng mengatakan bahwa China dapat meluncurkan invasi skala penuh ke Taiwan pada 2025 mendatang
Dia juga menambahkan bahwa China sebenarnya memiliki kemampuan untuk menyerang, tetapi mereka masih banyak mempertimbangkannya.
Presiden Tsai Ing Wen sempat mengatakan tidak mencari konfrontasi militer dengan negara mana pun, termasuk China.
Namun, Tsai Ing Wen menegaskan Taiwan akan melakukan apa pun untuk mempertahankan kebebasan dan cara hidup demokratisnya.
“Taiwan tidak mencari konfrontasi militer,” katanya dalam forum keamanan di Taipei pada Jumat (8/10/2021), dikutip dari The Guardian.
“Taiwan berharap hidup berdampingan secara damai, stabil, dapat diprediksi dan saling menguntungkan dengan tetangganya. Tetapi Taiwan juga akan melakukan apa pun untuk mempertahankan kebebasan dan cara hidup demokratisnya,” tambahnya.
Tsai Ing-wen juga memperingatkan bahwa ada banyak hal yang dipertaruhkan, jika Beijing memanfaatkan ancaman masa lalu untuk merebut Taiwan dengan paksa. (TribunWow.com/Alma Dyani P)
Berita terkait Taiwan lain