Terkini Daerah
3 Bulan Bawa Celurit Cari Selingkuhan Istrinya, Pria di Palembang Pasrah Sudah Tak Dicintai
Rudiharto (43) tak peduli jika istrinya selingkuh dan tak sayangi dirinya lagi. Ia hanya ingin istrinya peduli akan nasib anaknya yang masih kecil.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Dua minggu buron, Rudiharto (43) akhirnya dibekuk polisi pada Kamis (7/10/2021) seusai membacok kakek bernama Umar (58) yang merupakan tetangganya sendiri di depan SDN 23 Palembang, Jalan Hokky Kelurahan Lorok Pakjo Kecamatan Ilir Barat I Palembang, Sumatera Selatan, Senin (20/9/2021).
Pelaku membacok korban lantaran emosi dengan kelakuan anak korban yang berselingkuh dengan istri pelaku.
Namun Rudiharto mengakui bahwa target sebenarnya yang ia incar bukanlah Umar melainkan Asep yang merupakan anak Umar sekaligus selingkuhan istrinya.
Baca juga: Dipecat dari TNI, Serda Daniel Pulang Kampung Bantu Bandar Sabu hingga Culik dan Siksa Warga Sipil
Baca juga: Dirudapaksa Kakeknya hingga Hamil, Gadis di Banyuasin Rupanya Lahir dari Ibunya yang Dicabuli Pelaku
Dikutip TribunWow.com dari TribunSumsel.com, saking dendamnya pelaku ke Asep, ia tak henti-henti mencari Asep.
Selama tiga bulan, pelaku membawa celurit yang niatnya akan digunakan untuk menyerang Asep.
Beberapa tempat telah dikunjungi pelaku berharap bisa bertemu Asep namun hasilnya nihil.
SDN 23 Palembang turut menjadi tempat yang dikunjungi pelaku sebab anaknya dan cucu korban alias anak Asep sama-sama bersekolah di sana.
"Saya berharap bisa ketemu sama Asep. Sakit hati saya sama dia," ujar pelaku, Kamis (7/10/2021).
Alih-alih bertemu Asep, pelaku justru menemui ayah Asep yakni Umar.
Umar akhirnya menjadi target pelampiasan emosi pelaku.
"Harapan saya, kalau lukai ayahnya, anaknya bisa keluar. Otomatis istri saya juga keluar. Saya mau kembalikan anak kami ke dia biar mereka ketemu lagi," ungkap dia.
Istri pelaku diketahui meninggalkan pelaku lantaran sikap pelaku yang tak bertanggung jawab.
Diakui tersangka, salah satu penyebabnya karena dia jarang memberi nafkah lantaran uang hasilnya bekerja sebagai buruh bangunan sering habis begitu saja akibat membeli minuman keras.
Pelaku mengakui kerap terjadi perselisihan antara dirinya dengan sang istri.
Pelaku sendiri pasrah jika ia tidak kembali harmonis dengan istrinya.