Breaking News:

Terkini Internasional

Konflik dengan Perancis karena Kapal Selam, PM Australia akan Sabar Bangun Kembali Hubungan

Scott Morrison akui akan bersabar membangun kembali hubungan dengan Perancis yang merenggang karena kerja sama kapal selam nuklir dengan AS-Inggris

Penulis: Alma Dyani Putri
Editor: Lailatun Niqmah
AFP/Tolga Akmen
Scott Morrison, Perdana Menteri Australia. Scott Morrison akui akan bersabar membangun kembali hubungan dengan Perancis yang merenggang karena kerja sama kapal selam nuklir dengan AS-Inggris pada Rabu (23/9/2021). 

TRIBUNWOW.COM - Perdana Menteri Australia, Scott Morrison mengatakan telah mencoba untuk mengatur percakapan dengan Presiden Perancis, Emmanuel Macron tetapi sejauh ini tidak berhasil.

Seminggu sudah berlalu sejak pembatalan kesepakatan kapal selam yang memicu pertikaian hubungan diplomatik Australia dengan Perancis karena pembentukan pakta pertahanan AUKUS.

Perancis sebelumnya juga telah menarik duta besarnya dari Canberra dan Washington pada Jumat (17/9/2021).

Emmanuel Macron, Presiden Perancis
Emmanuel Macron, Presiden Perancis (AFP/Guillaume Horcajuelo)

Baca juga: Konflik Perihal Kapal Selam, Perancis Sebut AS-Australia Berbohong seusai Tarik Duta Besar

Baca juga: Momen Presiden Joe Biden Lupa Nama Perdana Menteri Australia saat Umumkan Pakta Keamanan Baru

Dilansir dari Reuters, Scott Morrison mengungkapkan akan bersabar dalam membangun kembali hubungan dengan Perancis pada Rabu (23/9/2021).

“Ya, kami sudah (mencoba mengatur percakapan dengan Perancis). Dan kesempatan untuk panggilan itu belum ada. Tapi kami akan bersabar,” kata Morrison.

Perancis menganggap keputusan Australia untuk membentuk pakta pertahanan dengan Amerika Serikat (AS) terkait kapal selam bertenaga nuklir bersama Inggris, sudah mengkhianati negaranya.

Diketahui, Presiden Emmanuel Macron dan Joe Biden sebagai presiden AS telah berbicara melalui telepon pada Rabu (23/9/2021).

Hubungan Australia dengan Perancis lebih rumit jika dibandingkan dengan AS.

Morrison mengatakan dia memahami kekecewaan Perancis dan membutuhkan lebih banyak waktu untuk bisa diselesaikan.

“Saya menantikan dan ketika waktunya tepat dan ketika ada kesempatan, kita akan melakukan diskusi serupa,” katanya.

Kedua negara itu awalnya terlibat dalam perjanjian kontrak pembuatan kapal selam yang awalnya bernilai Rp 570 triliun dan baru-baru ini diduga senilai Rp 855 triliun.

Sementara itu, Biden dan Macron sepakat untuk bertemu langsung di Eropa pada akhir Oktober, dilansir dari NPR pada Kamis (24/9/2021).

Macron juga setuju untuk mengirim kembali duta besar Perancis ke Washington untuk pembicaraan lebih lanjut.

Presiden Perancis, Emmanuel Macron dan Presiden AS, Joe Biden saat pertemuan G7 pada Juni 2021.
Presiden Perancis, Emmanuel Macron dan Presiden AS, Joe Biden saat pertemuan G7 pada Juni 2021. (AFP/Ludovic Marin)

“Kedua pemimpin sepakat bahwa situasi akan diuntungkan dari konsultasi terbuka di antara sekutu, mengenai hal-hal yang menjadi kepentingan strategis bagi Perancis dan mitra Eropa kami,” ungkap pernyataan terkait sambungan telepon Macron dan Biden.

“Presiden Biden menyampaikan komitmennya yang berkelanjutan dalam hal itu,” tambahnya.

Biden menjadi pihak yang menginisiasi panggilan telepon dengan Perancis tersebut.

“Kedua pemimpin telah memutuskan untuk membuka proses konsultasi mendalam, yang bertujuan menciptakan kondisi untuk memastikan kepercayaan dan mengusulkan langkah-langkah konkret menuju tujuan bersama,” ungkap pernyataan itu.

Baca juga: Gempa Bumi 6,0 SR Melanda Melbourne Australia, Jadi Catatan yang Terbesar di Negara Itu

Baca juga: Peristiwa Langka, Australia Diguncang Gempa Besar Magnitudo 6,0 Rusak Bangunan Kota Melbourne

Pembicaraan Biden dan Macron melalui telepon itu menjadi percakapan pertama mereka sejak diumumkannya kerja sama pertahanan trilateral antara AS, Australia dan Inggris yang kemudian disebut AUKUS.

AUKUS memberikan kesempatan bagi Australia untuk membangun setidaknya delapan kapal selam bertenaga nuklir dibantu oleh teknologi AS bersama Inggris.

Pakta keamanan trilateral AUKUS itu mencakup kecerdasan buatan dan teknologi lain, dikatakan sebagai satu di antara kemitraan terbesar negara itu dalam beberapa dekade ini.

Perjanjian itu dikatakan sebagai upaya baru meredam pengaruh China di kawasan Indo-Pasifik, terutama pembangunan militernya, tekanan terhadap Taiwan dan penempatan di Laut Cina Selatan yang diperebutkan.

Tetapi, ketiga negara terkait tidak secara langsung menyinggung China dalam pakta mereka.

Ketiga negara itu hanya berulang kali merujuk pada masalah keamanan regional yang mereka katakan telah tumbuh secara signifikan.

Kesepakatan AUKUS mengakibatkan Australia membatalkan kontrak dengan Perancis untuk pembuatan kapal selam konvensional yang sudah berlangsung sejak 2016 lalu. (TribunWow.com/Alma Dyani P)

Berita terkait Australia lainnya

Tags:
PerancisAustraliakapal selamScott MorrisonEmmanuel Macron
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved