Terkini Daerah
Sosok Iswahyudi, Mekanik Pesawat Rimbun Air yang Jatuh di Papua, Telepon Terakhir Tanya soal Anak
Inilah sosok Utra Iswahyudi (41), mekanik Pesawat Rimbun Air yang tewas setelah pesawat yang ditumpanginya terjatuh di Intan Jaya, Papua.
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Inilah sosok Utra Iswahyudi (41), mekanik Pesawat Rimbun Air yang tewas setelah pesawat yang ditumpanginya terjatuh di Intan Jaya, Papua.
Mekanik Rimbun Air yang jatuh di Papua, Iswahyudi rupanya memiliki kepribadian pendiam.
Hal tersebut terungkap saat Tribunkaltim.co menyambamgi rumah kediaman almarhum di DAM, Balikpapan Selatan, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur.

Baca juga: Evakuasi Jenazah Kru Pesawat Rimbun Air Berlangsung Dramatis, Libatkan 100 Orang hingga Cuaca Buruk
Bapak dua anak ini dikenal pendiam namun memiliki jiwa kepedulian yang tinggi, serta ringan tangan di mata keluarga.
"Almarhum itu jarang ngobrol tapi sangat peduli, apalagi sama orangtua kami," ujar adik Almarhum, Tata, Kamis (16/9/2021).
Iswayudi terakhir berada di Balikpapan dua pekan lalu. Saat itu, almarhum sempat memasangkan CCTV di kediamannya.
Dua hari sebelum kejadian jatuhnya pesawat, almarhum diketahui sempat menawarkan obat herbal seharga jutaan rupiah untuk ibunya.
"Pokoknya setiap balik ke Balikpapan almarhum membawa macam-macam obat untuk ibu saya. Dia sosok yang sangat peduli kepada keluarga," terangnya.
Selain rasa kepedulian yang tinggi, almarhum Iswahyudi memiliki hobi memancing dan bermain futsal.
"Apalagi kalau sudah berkumpul dengan teman-temannya, almarhum ga pernah susah untuk mengeluarkan apa yang dia punya," kata Tata.
Baca juga: Sosok Pilot Pesawat Rimbun Air yang Jatuh di Intan Jaya Diungkap Tetangga, Ramah dan Suka Membantu
Mekanik Rimbun Air yang jatuh di Papua, Iswahyudi memang sudah belasan tahun berkecimpung di dunia penerbangan.
Ia merintis karirnya sebagai engineer pesawat terbang dari bawah dengan mengikuti jejak orangtuanya.
Almarhum dulu bersekolah di SDN 009 yang saat ini berubah namanya menjadi SDN 001 Balikpapan Selatan.
Kemudian mengenyam pendidikan menengah di SMPN 5 Balikpapan, dan masuk ke sekolah kejuruan di SMK Kartika di bagian Elektro.
"Setelah lulus itu almarhum langsung bersekolah dan mengambil lisensi sebagai engineer mengikuti jejak bapak," ujarnya.