Viral Medsos
Sosok Edi Prasetyo, Dosen yang Viral Selalu Matikan Kamera saat Kelas Online, Ternyata Sakit Ginjal
Mahasiswa Edi mengatakan bahwa sang dosen rupanya sedang berjuang melawan sakit ginjal, dan bahkan sampai dipasangi selang oksigen saat mengajar.
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Viral di media sosial sosok seorang dosen bernama Edi Prasetyo Nugroho.
Edi menjadi perbincangan setelah kisahnya yang selalu mematikan kamera saat mengajar di kelas online, dibagikan oleh mahasiswanya.
Mahasiswa Edi melalui akun TikToknya mengatakan bahwa sang dosen rupanya sedang berjuang melawan sakit ginjal, dan bahkan sampai dipasangi selang oksigen saat mengajar pada Rabu (1/9/2021).
Baca juga: Rumor Kematiannya Viral di Media Sosial, Pendiri Taliban Muncul Rilis Pernyataan, Ini Isinya
Setelah videonya viral, pengunggah video sekaligus mahasiswa Pascasarjana di Universitas Gadjah Mada (UGM) bernama Nandini Catra Nabilah ini langsung menghubungi Dosen Edi.
Perempuan 23 tahun yang akrab disapa Nabilah ini menuturkan, sang dosen rupanya telah berjuang selama 11 tahun untuk melawan sakit ginjalnya.
Bahkan, Dosen Edi sampai harus rutin cuci darah setiap dua minggu sekali.
Ia pun selalu menggunakan selang oksigen lantaran saturasinya di bawah 90.
"Setelah video viral saya berinisiatif menghubungi Pak Edi, Alhamdulillah responsnya positif."
"Saya baru diberi tahu, sudah 11 tahun Pak Edi sakit gagal ginjal dan sampai saat ini harus cuci darah setiap 2 minggu sekali," kata Nabilah kepada Tribunnews.com, Senin (13/9/2021).
Setelah tahu alasan Dosen Edi selalu mematikan kameranya, reaksi Nabilah dan teman-temannya pun ikut terharu.
Sebab, Nabilah menyebut Dosen Edi selalu semangat saat mengajar meski ternyata dalam kondisi yang tidak prima.
"Reaksi teman-teman saya kaget, sedih, terharu dengan dedikasi dan totalitas beliau walaupun dengan kondisi yang ada," ujar Nabilah.
Kendati demikian, Nabilah menyebut Dosen Edi merupakan sosok yang luar biasa.
Menurut Nabilah, Dosen Edi selalu memberi motivasi dan kesadaran kepada para mahasiswa untuk bermanfaat bagi sesama.

"Walaupun tidak pernah melihat wajah Pak Edi dari awal perkuliahan saya bisa menangkap bahwa beliau sosok yang luar biasa."