Terkini Nasional
Puji Karier Menkes Budi Gunadi, Jokowi Mau Mata Kuliah Pilihan Diperbanyak: Tak Perlu Pindah Jurusan
Presiden Jokowi menginginkan para mahasiswa bisa belajar bebas tanpa terpaku hanya mempelajari ilmu yang ada di fakultas mereka masing-masing.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menjadikan kisah perjalanan hidup Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin sebagai contoh ideal bagaimana seorang mahasiswa harus belajar.
Ia menginginkan perguruan tinggi membantu mahasiswa agar diberikan kesempatan mempelajari beragam ilmu tanpa mempedulikan fakultas tempat mahasiswa itu kuliah.
Jokowi mengatakan, perlu bagi mahasiswa untuk mempelajari banyak hal supaya bisa bertahan di tengah perubahan dunia.

Baca juga: Contohkan Menkes Budi, Jokowi Mau Mahasiswa Indonesia Serba Bisa dari MTK hingga Bahasa Coding
Baca juga: Mahasiswa Digiring Polisi karena Poster Minta Tolong ke Jokowi, BEM UNS: Isinya Sopan
Pesan itu disampaikan oleh sang presiden dalam Pertemuan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia, Selasa (13/9/2021).
Jokowi mengungkit bagaimana Menkes Budi yang awalnya belajar Teknik Fisika Nuklir, banting setir menjadi bankir hingga kini menjadi seorang Menteri Kesehatan.
Presiden Jokowi menegaskan, ingin agar mahasiswa bisa mengembangkan bakat mereka tanpa terkendala batasan prodi, jurusan ataupun fakultas.
Solusi yang ingin dilakukan oleh Jokowi adalah agar para perguruan tinggi memperbanyak mata kuliah pilihan yang tak terbatas jurusan hingga fakultas.
Jokowi juga mengungkit bagaimana ada sebagian mahasiswa merasa tidak cocok ketika menjalani perkuliahan di fakultas mereka sehingga perlu diberikan kebebasan.
Berikut pesan lengkap yang disampaikan oleh Jokowi:
"Menteri Kesehatan kita, Budi Gunadi Sadikin, adalah sebuah contoh tentang seseorang yang berkarir jauh dari ilmu yang didapatkannya pada masa kuliah. Ia seorang Insinyur Teknik Fisika Nuklir yang menjadi bankir.
Karirnya melesat sampai puncak sebagai Dirut Bank Mandiri. Dan sekarang, Pak Budi melompat lagi menjadi Menteri Kesehatan.
Perjalanan Pak Budi ini menyiratkan pesan kepada dunia pendidikan tinggi agar memfasilitasi para mahasiswa untuk mengembangkan talentanya dan mengubah pola-pola lama agar dapat mengatasi perubahan dunia.
Ini saya sampaikan dalam Pertemuan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia di Universitas Sebelas Maret, Kota Surakarta kemarin.
Saya meminta perguruan tinggi memfasilitasi para mahasiswa untuk mengembangkan talentanya yang belum tentu sesuai dengan pilihan program studi, jurusan, maupun fakultas.
Karena kita ingat, pilihan studi jurusan, dan fakultas tidak selalu berdasarkan pada talenta. Dan ketidakcocokan itu kadang-kadang terasa saat kuliah.
Seorang mahasiswa tidak perlu pindah program studi, jurusan, dan fakultas. Tapi perbanyak mata kuliah pilihan dan beri mereka kesempatan untuk mengambil kuliah sesuai talentanya."
Jawaban Jokowi saat Dicurhati Siswi SMA
Sebelumnya diberitakan, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menemui sejumlah pelajar dari beberapa daerah secara virtual pada Kamis (13/9/2021) dalam rangka meninjau vaksinasi Covid-19.
Saat berbincang dengan pihak sekolah menengah atas (SMA) Negeri 2 Pulau Punjung, Kabupaten Darmasraya, Sumatera Barat, sang presiden dicurhati oleh seorang siswi yang merasa sedih karena belum bisa bersekolah langsung tatap muka.
Siswi tersebut juga sempat memohon agar Jokowi memperbolehkan sekolah tatap muka.

Baca juga: Viral Kisah Pilu Balita Makan Tanah karena Tak Ada Uang Buat Jajan, Begini Hasil Rontgen Kondisinya
Momen itu diunggah dalam YouTube Sekretariat Presiden.
Awalnya siswi yang bernama Naya Agista itu memperkenalkan dirinya lewat pantun dengan bahasa daerahnya.
"Membeli sawit kadar mas raya, sawit di Bali pakai padati," kata Naya.
"Kami sanang jo bahagia, basobo jo bapak Jokowi."
"Rancak bana," lanjutnya.
Naya lalu bercerita, dirinya merasa senang bisa bertemu dengan Presiden Jokowi, namun tetap merasa sedih sebab belum bisa sekolah tatap muka.
"Tapi pak di balik kesenangan yang ada, saya juga masih sedih pak," kata dia.
"Sedih masih belum bisa berkumpul ke sekolah sama teman-teman lagi."
Naya berharap jika proses vaksinasi sudah rampung, dirinya dan teman-temannya bisa kembali sekolah tatap muka.
"Nanti kalau sudah selesai vaksin," kata Naya.
"Boleh ya pak sekolah bareng-bareng lagi."
"Makasih pak, salam Indonesia sehat, salam Indonesia Hebat," tutupnya.
Menjawab curhatan siswi tersebut, Jokowi langsung menegaskan pembelajaran tatap muka bisa dilakukan di daerah yang penetapan PPKM-nya berada di bawah level 4.
"Nanti semuanya setelah divaksin, langsung bisa pembelajaran tatap muka, asal sudah tidak berada di level 4," ucap Jokowi.
(TribunWow.com/Anung)