Terkini Daerah
Kasus Orangtua Lukai Anak untuk Pesugihan, Polisi Curiga Ada Kelompok Ilmu Hitam Beranggota 40 Orang
Polisi masih terus menyelidiki kasus penganiayaan bocah enam tahun asal Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) oleh kedua orangtua, paman, hingga kakeknya.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Polisi masih terus menyelidiki kasus penganiayaan bocah enam tahun asal Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) oleh kedua orangtua, paman, hingga kakeknya demi mendapat banyak harta.
Diberitakan sebelumnya, bocah malang tersebut hendak dijadikan tumbal pesugihan keluarganya.
Akibat penganiayaan itu, korban nyaris kehilangan mata sebelah kanan karena dilukai ibunya.
Setelah kasus ini terungkap, beredar kabar di Kabupaten Gowa masih banyak keluarga yang menjalankan pesugihan atau aliran sesat.
Berdasarkan data yang diperoleh TribunTimur.com, diperkirakan masih ada 30 kepala keluarga lain yang terlibat praktik sesat ini.

Baca juga: Masuk RSJ seusai Diduga Bunuh 1 Anak dan Lukai Mata Bocah untuk Pesugihan, Ibu Histeris Minta Tumbal
Baca juga: Video Bocah 6 Tahun Dianiaya dan Nyaris Jadi Tumbal Pesugihan, Orangtua Halusinasi akibat Ilmu Hitam
Kapolres Gowa, AKBP Tri Goffaruddin mengaku akan menggandeng departemen agama dan tokoh masyarakat untuk membongkar dugaan kasus pesugihan ini.
Pernyataan senada diungkap Kasat Reskrim Polres Gowa, AKP Boby Rachman.
Ia menduga pesugihan tersebut memiliki perkumpulan.
Tak hanya itu, Boby bahkan juga menduga ada 40 orang dalam kelompok pesugihan tersebut.
"Masih kita dalami, mereka ada perkumpulannya ada 40 orang, ini masih didalami dan melibatkan Polsek, kementerian agama dan tokoh masyarakat di sana dan akan dilakukan penyuluhan kepada masyarakat dan jangan sampai ada seperti ini," jelas Boby.
Kondisi Korban
Di sisi lain, bocah enam tahun yang hendak dijadikan tumbal orangtuanya kini masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Korban menjalan operasi pada Senin (6/9/2021).
Karena luka parah di mata kanannya, korban masih kerap menangis kesakitan.
Sesekali korban dihibur keluarganya dengan melihat film kartun lewat ponsel.