Breaking News:

Terkini Internasional

Perwakilan ASEAN Minta Temui Aung San Suu Kyi dalam Pembicaraan Konflik Junta di Myanmar

Perwakilan ASEAN untuk Myanmar, Erywan Yusof meminta untuk diberikan akses menemui Aung San Suu Kyi dalam kunjungannya ke Myanmar.

Penulis: Alma Dyani Putri
Editor: Lailatun Niqmah
AFP PHOTO/STR
Para pengunjuk rasa memegang perisai buatan sendiri saat mereka berlari selama demonstrasi menentang kudeta militer di Yangon pada Tabu (3/3/2021). Perwakilan ASEAN untuk Myanmar, Erywan Yusof meminta bertemu Aung San Suu Kyi dalam kunjungannya ke Myanmar pada Sabtu (4/9/2021). 

TRIBUNWOW.COM – Diplomat Brunei Darussalam yang ditunjuk ASEAN sebagai untusan khusus di Myanmar, Erywan Yusof menyatakan masih bernegosiasi dengan militer terkait syarat kunjungannya pada Sabtu (4/9/2021).

Kunjungan Erywan Yusof ke Myanmar berkaitan dengan pertemuannya dengan militer atau junta di negara itu.

Dilansir dari Channel News Asia, Erywan Yusof meminta akses untuk bertemu dengan Aung San Suu Kyi dalam upaya ASEAN mengakhiri konflik di Myanmar pasca penggulingannya.

Erywan Pehin Yusof, Menteri Luar Negeri Kedua Brunei Darussalam dalam debat umumSidang Umum PBB ke-74 di New York, 24-30 September 2019.
Erywan Pehin Yusof, Menteri Luar Negeri Kedua Brunei Darussalam dalam debat umum Sidang Umum PBB ke-74 di New York, 24-30 September 2019. (YouTube/United Nations)

ASEAN berusaha untuk membuka dialog antara penguasa militer dan lawan mereka di Myanmar.

Erywan Yusof menyatakan kepentingan yang mendesak dalam kunjungan ke Myanmar dan membutuhkan jaminan.

"Ada kebutuhan mendesak untuk pergi ke Myanmar sekarang. Tapi saya pikir sebelum semua itu, saya perlu memiliki jaminan," kata Erywan Yusof.

"Saya harus dapat memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang harus saya lakukan, apa yang akan mereka izinkan untuk saya lakukan ketika saya berkunjung,” tambahnya.

Permintaan terkait akses ke Aung San Suu Kyi telah diajukan ke Dewan Administrasi Negara yang diketuai oleh pemimpin junta, Min Aung Hlaing, ungkap Erywan Yusof.

Sebelumnya, Erywan Yusof telah meminta untuk diberikan akses penuh ke semua pihak ketika mengunjungi Myanmar, sehari setelah penunjukannya sebagai utusan khusus oleh ASEAN pada 7 Agustus lalu.

Kelompok masyarakat sipil Myanmar sempat menolak pengangkatan Menteri Luar Negeri Kedua Brunei Darussalam, Erywan Yusof itu dan mengatakan seharusnya ASEAN berkonsultasi terlebih dulu dengan lawan junta serta pihak-pihak lain.

Erywan telah ditugaskan untuk mengawasi bantuan kemanusiaan dan mengakhiri kekerasan di Myanmar pasca kudeta militer 1 Februari.

Saat itu, militer menuduh terdapat penyimpangan dalam pemilihan yang dimenangkan oleh Partai Liga Nasional untuk Demokrasi pimpinan Aung San Suu Kyi pada November 2020.

Komisi pemilihan dan pemantau internasional telah mengatakan tuduhan itu salah.

Otoritas militer mengatakan pihaknya bertindak sesuai dengan konstitusi untuk menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi dan menolak disebut sebagai kudeta.

Penguasa militer Myanmar, Min Aung Hlaing yang telah menjabat sebagai perdana menteri sementara berjanji untuk mengadakan pemilihan pada tahun 2023 mendatang.

Halaman
12
Tags:
Aung San Suu KyiMyanmarASEAN
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved