Terkini Nasional
Somasi Haris Azhar, Begini Reaksi Luhut Binsar Pandjaitan saat Disebut Main Bisnis Tambang di Papua
Pengacara Juniver Girsang mengungkapkan reaksi Luhut Binsar Pandjaitan saat mendengar pernyataan Haris Azhar yang dianggap menuduhnya bermain tambang.
Penulis: Rilo Pambudi
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan telah melayangkan somasi ke Haris Azhar.
Hal itu terkait tudingan dugaan keterlibatan Luhut dalam bisnis tambang di Blok Wabu, Kabupaten Intan Jaya, Papua.
Dilansir TribunWow.com, asumsi tersebut disampaikan oleh Haris Azhar saat dialog dengan Koordinator Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Fatia Maulidiyanti.

Baca juga: Luhut Beberkan Rahasia Bugar di Usia 74 Tahun: Banyak yang Bertanya ke Saya
Percakapan Haris dan Fatia diunggah di channel YouTube HARIS AZHAR pada Jumat 20 Agustus 2021 lalu.
Terkait hal tersebut, Juniver Girsang sebagai pengacara Luhut menegaskan bahwa Haris harus bertanggung jawab atas pernyataannya.
"Video yang ditayangkan oleh saudara Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti itu tentu sudah ditonton (oleh Luhut)," kata Juniver di Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Minggu (29/8/2021).
"Dari situ disimpulkan bahwa pernyataan-pernyataan yang mengatakan Luhut Pandjaitan bermain dalam pertambangan di Papua, itu yang tidak benar dan kita minta pertanggung jawaban," sambungnya.
Reaksi Luhut
Juniver menyatakan bahwa opini yang disammpaikan oleh Haris dinilai menyesatkan.
Juniver juga menyampaikan, Luhut tidak terima dengan Haris yang dianggap memberikan opini tidak berdasarkan fakta.
Baca juga: Liga 1 2021 Dibuka Bali United Vs Persik, Luhut Panjaitan Beri Pesan untuk Suporter dan Masyarakat
Baca juga: Sebut Luhut Menteri Penjahit, Bupati Banjarnegara sampai Bersumpah: Saya Gak Hafal, Namanya Panjang
"Reaksinya (Luhut) sebagaimana yang dinyatakan juru bicara (Jodi Mahardi), ini tidak benar, dan tidak berdasarkan fakta," kata Juniver.
Juniver menyampaikan bahwa Luhut juga sudah menyaksikan video berdurasi 26.51 menit yang diunggah oleh Haris Azhar.
"Karena ini sudah diupload dan sudah diopinikan menjadi berita yang tidak bertanggung jawab, tentu secara resmi kami mengirimkan somasi," tambahnya.
Terkiat hal tersebut, Haris diketahui akan menjawab segera somasi secara tertulis.
Namun, Juniver tetap menyayangkan pernyataan kontroversial Haris.
Untuk sementara, pihak Luhut dalam somasinya hanya ingin mengetahui motif serta bukti atas apa yang disampaikan oleh Haris.
"Kata-kata 'Bermain' ini konsekuensi hukumnya Haris Azhar juga tahu tentu kita minta pembuktiannya. Makanya di somasi kami jelas tidak muluk-muluk kami meminta," kata Juniver.
"Yang pertama kami minta kepada beliau terkait motif penyebutan, kemudian bukti dan fakta yang menyatakan Luhut Binsar Padjaitan bermain," tegasnya.
Simak videonya mulai menit ke 6.50:
Video dialog Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti yang diunggah di YouTube bertajuk "Ada Lord Luhut di Balik Relasi Ekonomi-OPS Militer Intan Jaya!! Jenderal BIN Juga Ada!! NgeHAMtam".
Perbincangan itu membahas hasil riset dari berbagai lembaga terkait persoalan tambang.
Antara lain YLBHI KontraS, WALHI, Jatam dan lain-lain.
Di dalamnys disinggung adanya para pejabat atau petinggi atau purnawirawan TNI AD di balik rencana eksploitasi tambang emas daerah Blok Wabu di Kabupaten Intan Jaya.
Juru Bicara Menko Marves, Jodi Mahardi pun membantah kabar tersebut.
Menurut Jodi, tidak benar bahwa Luhut terlibat dalam bisnis-bisnis tambang yang dimaksud.
"Terkait video percakapan saudara Haris Azhar dan saudari Fatia Maulidiyanti bahwa Pak Luhut atau PT Toba Sejahtera melakukan bisnis-bisnis tambang di Papua, kami mohon keduanya dapat segera memberikan klarifikasi dan bukti," ujar Jodi dikutip Kompas.com, Selasa (24/8/2021).
"Karena hal tersebut tidak benar dan tidak berdasarkan fakta," tuturnya.
Jodi melanjutkan, video percakapan tersebut bisa menimbulkan fitnah karena saat ini sudah tersebar luas di kalangan masyarakat.
Dia menilai, percakapan itu mengandung unsur kampanye negatif yang pernah ditujukan kepada Luhut sebelumnya.
"Kampanye negatif ini mirip dengan fitnah yang pernah dibuat oleh saudara Djoko Edhie mengenai kepemilikan saham 51 persen Pak Luhut di PT Zyrex yang juga ikut disebarkan oleh politikus," ucap Jodi.
Sehingga ke depannya, pihaknya meminta kepada aparat penegak hukum bisa mengambil langkah-langkah antisipatif dan responsif agar hal seperti itu tidak terjadi berulangkali dan membuat para pihak yang melakukannya merasa mempunyai impunitas hukum.
Jodi menekankan, demokrasi di Indonesia harus dijaga dengan melindunginya dari penyalahgunaan wewenang oleh pihak.
"Supaya tidak dibilang kita sewenang-wenang, atau dibilang antikritik atau upaya pembungkaman, maka kami tunggu penjelasannya sesegera mungkin. Perlu diingat bahwa kritik dan fitnah adalah dua hal yang berbeda," ujar Jodi. (TribunWow.com/Rilo)
SEbagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Luhut Disebut Terlibat Bisnis Tambang di Papua, Jubir Minta Haris Azhar Beri Penjelasan"