Konflik di Afghanistan
Sosok Zarifa Ghafari, Wali Kota di Afghanistan yang Sempat Pasrah Dibunuh Taliban, Begini Nasibnya
Sosok wanita pertama yang menjadi Wali Kota di Afghanistan, Zarifa Ghafari, menjadi sorotan dunia lantaran sempat pasrah akan dibunuh Taliban.
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Sosok wanita pertama yang menjadi Wali Kota di Afghanistan, Zarifa Ghafari, menjadi sorotan dunia lantaran sempat pasrah akan dibunuh Taliban.
Pernyataan tersebut diungkap oleh Zarifa Ghafari setelah beberapa hari Taliban menguasai Kabul dan mengambil alih pemerintahan Afghanistan, Kamis (19/8/2021).
Zarifa Ghafari mengaku saat itu tidak ada yang datang untuk menolongnya.
Baca juga: India Mengevakuasi 170 Warganya dari Afganistan dengan Pesawat Angkatan Udara, Termasuk Duta Besar
"Saya duduk di sini menunggu mereka datang. Tidak ada yang menolongku atau keluargaku."
"Saya hanya duduk dengan mereka (keluarga) dan suamiku. Dan mereka (Taliban) akan datang dan membunuhku," kata Ghafari, dikutip dari India Times.
Nasibnya Sekarang
Akan tetapi, baru-baru ini Zarifa Ghafari rupanya berhasil kabur ke Istanbul, Turki, bersama keluarganya.
Mengutip dari Reuters, Ghafari kemudian pindah ke Jerman, dibantu tentara negara tersebut yang juga tengah mengevakuasi warga Jerman, Afghanistan, dan para aktivis serta pengacara yang hidupnya dalam bahaya karena membantu NATO kabur.
Dalam video wawancara bersama Asian News International (ANI), Ghafari menuturkan pasukan Taliban mendatangi rumahnya di Afghanistan setelah ia kabur.
Taliban, kata Ghafari, memiliki daftar orang-orang yang mereka cari.
"Mereka mencariku dan juga memukuli penjaga rumah. Mereka punya daftar orang-orang yang mengambil pendekatan liberal sebelumnya," ungkapnya.
Sosok Zarifa Ghafari
Wikipedia menulikan, Zarifa Ghafari lahir di Provinsi Paktia pada 1992 silam.
Mengutip Free Press Journal, ia dulunya bersekolah di SMA Halima Khazan dan melanjutkan studi di Universitas Punjab, Chandigarh, India.
Ghafari merupakan putri dari kolonel Angkatan Darat Afghanistan dan komandan Korps Operasi Khusus, Abdul Wasi Ghafari.