Virus Corona
Waspada Badai Sitokin saat Isolasi Mandiri, Kenali Faktor Risiko pada Pasien Covid-19
Fenomena badai sitokin mendadak ramai dibicarakan karena bisa terjadi pada pasien Covid-19 bahkan bisa menyebabkan kematian.
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Fenomena badai sitokin mendadak ramai dibicarakan karena bisa terjadi pada pasien Covid-19 bahkan bisa menyebabkan kematian.
Dilansir TribunWow.com dari Very Well Health, badai sitokin adalah fenomena di mana sistem kekebalan memproduksi terlalu banyak sinyal inflamasi sehingga menyerang sel-sel di dalam tubuh yang seharusnya dilindungi.
Sistem kekebalan mengandung banyak komponen berbeda yang membantu melawan infeksi.
Baca juga: Simak Tips dari Dokter untuk Atasi Sesak dan Mudah Lelah Pasca Isolasi Mandiri Covid-19
Baca juga: Jadi Gejala Covid-19, Coba Lakukan Hal Berikut Jika Diare saat Isolasi Mandiri di Rumah
Seperti berbagai jenis sel yang berkomunikasi satu sama lain melalui molekul sinyal, yang dikenal sebagai sitokin.
Hal tersebut jika dalam kondisi berlebihan akan menyerang balik, dan dalam kondisi parah bisa menyebabkan kegagalan organ dan kematian.
Pada orang yang mengalami sindrom badai sitokin, sitokin tertentu hadir dalam darah dalam jumlah yang lebih tinggi dari normal.
Pada pasien Covid-19, peningkatan beberapa sitokin inflamasi tampaknya terlibat dalam pengembangan sindrom gangguan pernapasan akut.
Gangguan yang diketahui sebagai penyebab utama kematian pada orang yang terinfeksi Covid-19.
Orang yang dirawat di ICU akibat Covid-19 tampaknya memiliki peningkatan sitokin inflamasi tertentu yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang lain yang terinfeksi tetapi mengalami gejala ringan.
Badai sitokin dapat menyebabkan banyak gejala yang berbeda.
Baca juga: Simak Tips Pakar soal Diet Sehat Isoman Covid-19, Menunjang Penyembuhan, Berat Badan Tetap Terjaga
Terkadang ini hanya gejala ringan seperti flu, terkadang juga bisa parah dan mengancam jiwa.
Itu karena sitokin bisa menyerang banyak organ sekaligus.
Gejala yang mungkin terjadi jika mengalami badai sitokin, yaitu:
Demam dan kedinginan, kelelahan, pembengkakan ekstremitas, mual dan muntah, sakit otot dan sendi, sakit kepala, ruam, batuk, sesak napas, napas cepat.
Kejang, getaran, kesulitan mengkoordinasikan gerakan, kebingungan dan halusinasi, kelesuan dan respons yang buruk.
Tekanan darah yang sangat rendah dan peningkatan pembekuan darah juga bisa menjadi tanda dari badai sitokin yang parah.
Badai sitokin dapat memengaruhi banyak sistem organ, berpotensi menyebabkan kegagalan organ dan kematian
Pada sindrom badai sitokin, gejala pernapasan dapat memburuk menjadi sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS), yang mungkin memerlukan ventilator untuk membantu seseorang menerima oksigen yang cukup.
Ini dapat disebabkan oleh beberapa jenis masalah kesehatan yang mendasarinya atau komorbid.
Komorbid yang telah dikaitkan dengan badai sitokin adalah obesitas, diabetes, hipertensi, penyakit autoimun dan masalah lain terkait peradangan kronis.
Orang dengan sindrom autoimun tertentu memiliki risiko lebih tinggi terkena sindrom badai sitokin.
Misalnya, ini dapat terjadi pada penyakit Still, pada arthritis idiopatik remaja sistemik (JIA), dan pada lupus.
Dalam konteks ini, badai sitokin sering disebut dengan nama "sindrom aktivasi makrofag."
Jenis badai sitokin ini mungkin terjadi ketika penyakit yang mendasari seseorang sedang bergejolak, atau ketika orang tersebut juga mengalami beberapa jenis infeksi seperti Covid-19.
Badai sitokin juga terkadang merupakan efek samping dari terapi medis tertentu.
Misalnya, kadang-kadang terjadi setelah terapi leukemia yang dikenal sebagai terapi CAR-T (sel T reseptor antigen chimeric).
Jenis imunoterapi lain juga kadang-kadang menyebabkan badai sitokin sebagai efek samping.
Badai sitokin juga dapat terjadi dalam situasi medis lainnya, seperti setelah menerima transplantasi organ atau sel induk.
Jenis kanker tertentu juga dapat menyebabkan sindrom badai sitokin, seperti halnya kondisi yang memengaruhi sistem kekebalan tubuh, seperti AIDS.
Riwayat medis dan pemeriksaan fisik memberikan titik awal diagnostik.
Itu menjadi penting mengingat badai sitokin bisa masuk ke berbagai organ.
Untuk itu disarankan memberitahu dokter tentang kondisi awal kesehatan pasien Covid-19.
Penting juga untuk dokter mengetahui bahwa badai sitokin merupakan kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien Covid-19 meski hanya mengalami gejala ringan. (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)