Breaking News:

Terkini Nasional

Minta Pemerintah Tak Mengabaikan Aspirasi Rakyat, AHY: Tidak Ada Superman di Negeri Ini

AHY dalam pidatonya mengkritisi pemerintah agar mendengarkan setiap aspirasi masyarakat.

Penulis: Rilo Pambudi
Editor: Rekarinta Vintoko
YouTube Agus Yudhoyono
Ketum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam pidato kebangsaan pada acara HUT ke 50 Centre for Strategic and International Studies atai CSIS, Senin (23/08/2021). 

TRIBUNWOW.COM - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhyono (AHY) meminta agar pemerintah lebih peka mendengarkan masukan dari rakyat.

Hal itu disampaikan AHY dalam pidato di acara acara HUT ke 50 Centre for Strategic and International Studies atau CSIS, Senin (23/08/2021).

Dalam pidato tersebut, AHY mengktritisi nyaris seluruh aspek di pemerintahan saat ini.

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mempertanyakan maksud KSP Moeldoko menyebut ada tarikan ideologis, Selasa (30/3/2021).
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mempertanyakan maksud KSP Moeldoko menyebut ada tarikan ideologis, Selasa (30/3/2021). (Capture YouTube Kompas TV)

Baca juga: Anggap Alokasi Anggaran Negara Tidak Relevan, AHY: Manusia yang Mati Tidak Bisa Dihidupkan Kembali

Sebagai ketua partai, ia menegaskan akan terus konsisten memberikan masukan terhadap pemerintah.

Putra Susilo Bambang Yudhoyono (SBY( itu lantas menganalogikan pemeritah ibarat orangtua yang harus mengayomi seluruh anak bangsanya.

"Para pemimpin sebagai orangtua dari 270 juta rakyat Indonesia harus menyadari bahwa membangun daya tahan bangsa merupakan pekerjaan besar lintas generasi," ujar AHY dikutip TribunWow.com, Selasa (24/8/2021).

"Setiap komponen bangsa dan warga negara memiliki peran dan tanggung jawabnya masing-masing."

Baca juga: Merasa Partai Demokrat Sering Dianggap Tidak Merah Putih, AHY Curhat Kekecewaannya: Menyakitkan

Baca juga: Minta Kebijakan Fasilitas Isoman Anggota DPR Ditinjau Ulang, Politisi Demokrat: Tidak Harus Hotel

AHY menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan rakyat agar kompak dalam upaya membangun negeri dan mentas dari pandemi.

"Semuanya penting, saling melengkapi dan menguatkan satu sama lain. Baik menyelamatkan negeri dari krisis pandemi, memulihkan ekonomi, atau memajukan demokrasi."

"Libatkanlah semua anak bangsa, dengarkanlah suara rakyat, bukankah tidak ada superman di negeri ini, bukankah yang Indonesia butuhkan adalah super team," kata suami Annisa Pohan tersebut.

Di samping itu, AHY juga mengharapkan masyarakan menunjukkan solidaritas dan kepedulian terhadap sesama.

Terutama di masa krisis pandemi Covid-19.

"Bagi kita yang memiliki banya kelebihan hidup, harus lebih peka dan bersimpati pada lingkungan sekitar kita yang hidup serba kekurangan," jelasnya.

Baca juga: Dituding Jadi Provokator Rencana Demo Jokowi End Game, Demokrat: Yang Menghebohkan Justru Mereka

Simak videonya mulai menit ke 22.00:

Kecewa Demokrat Dianggap Pengganggu

Dalam kesempatan yang sama, AHY mengungkapkan rasa kecewanya karena sering dianggap berseberangan dengan pemerintah terkait kepentingan bangsa.

Dalam pidato panjangnya, AHY mengkritisi nyaris seluruh aspek yang terkait kenegaraan.

Tak hanya dari segi kebijakan pemerintah saat ini, AHY bahkan menyinggung soal cita-cita bangsa ke depan.

Putra Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu dengan lantang menyatakan bahwa sikap kritis Partai Demokrat semata-mata ingin pemerintahan saat ini sukses.

"Segenting apa pun keadaan, tata kelola pemerintahan yang akuntabel serta mekanisme checks and balances harus tetap dijalankan," kata AHY dikutip TribunWow.com dari YouTube Agus Yudhoyono, Selasa (24/8/2021).

"Bagi kami sikap dan posisi kritis seperti itu adalah sesuatu yang fundamental, alasan kami sederhana dan hanya satu, yaitu Partai Demokrat ingin pemerintah sukses."

"Karena jika pemerintah sukses maka negara dan rakyat kita akan selamat" ucap AHY.

Baca juga: Demokrat Ungkap Kondisi Terbaru Istri AHY, Annisa Pohan yang Positif Covid-19: Mohon Doa

Namun, AHY seolah merasa kecewa karena niat baik seperti itu sering kali disalahartikan.

Ia merasa tak jarang Partai Demokrat dianggap sebagai pengganggu saat berseberangan paham dengan pemerintah.

"Sayangnya niat baik seperti itu sering kali disalah artikan," tutur AHY.

"Pandangan dan masukan kritis dianggap sebagai bentuk serangan atau gangguan atau kepentingan politik tertentu." lanjutnya.

Tak sampai di situ, AHY juga mengaku mengalami hal yang lebih menyakitkan.

Pasalnya, ia merasakan bahwa masukan dan pandangan yang berbeda dianggap sebagai bentuk perlawanan, bahkan dianggap tidak 'Merah Putih'.

"Lebih menyakitkan, jika setiap masukan dan pandangan yang berbeda dianggap sebagai bentuk perlawanan, tidak merah putih," ujar AHY.

"Menurut kami, yang 'tidak Merah Putih' adalah mereka yang hanya berdiam diri ketika tahu ada yang keliru di negeri ini atau mereka yang hanya berdiam diri menunggu pemimpinnya berbuat salah dan negaranya gagal," tegasnya. (TribunWow.com/Rilo)

Baca artikel lain terkait

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Partai DemokratAgus Harimurti Yudhoyono (AHY)Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)Covid-19Center For Strategi Internasional Studies (CSIS)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved