Terkini Daerah
Kerap Cabuli Anak Tiri saat Tidur Bareng Istri, Pria Ini Sempat Mengelak: Minta Istri Tidak Dikasih
Seorang ayah di Palembang Sumsel, SS (44) tega merudapaksa anak tirinya sendiri selama 6 tahun sejak masih kelas 4 SD.
Penulis: Rilo Pambudi
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Seorang ayah di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) tega menjabuli anak tirinya yang masih di bawah umur.
Tak hanya sekali, pelaku berinisial SS (44) bahkan sering melakukannya selama enam tahun terakhir.
SS tega menggauli anaknya sejak korban masih kelas 4 SD.

Baca juga: Ayah di Palembang Cabuli Anak Tiri sejak SD selama 6 Tahun, Minta Jatah Seminggu 2 Kali
Saat memberikan keterangan di Polrestabes Palembang, SS mengaku tak mampu menahan nafsu karena jarang dilayani sang istri.
Oleh karena itu, ia sering melampiaskannya kepada sang anak meski terkadang satu ranjang dengan sang istri.
"Tidurnya sama istri dan anak, ketika minta sama istri tak dikasih. Selama saya melakukan aktivitas itu, istri tidak tahu karena tidur, " ujar SS seperti diberitakan TribunSumsel, Kamis (19/8/202).
Setiap selesai menggauli sang anak, tersangka kerap memberikan uang tutup mulut senilai Rp 50 ribu.
Yang lebih keji dan hina, SS mengaku meminta jatah untuk dilayani anaknya secara rutin.
Dari pengakuannya, SS meminta jatah seminggu dua kali kepada sang anak selama enam tahun terakhir.
"Pertama kali saya lakukan di Pangkalan Benteng, Talang Kelapa. Saat kejadian itu dia (korban) menangis, tapi tetap saya lanjutkan, " kata SS.
"Seminggu saya minta dua kali, pas tidur malam hari atau istri tidak di rumah. Sekarang saya menyesal," katanya.
Baca juga: Kena Dampak dari Anaknya soal Kasus Bikini, Ayah Dinar Candy Tak Berani Keluar Rumah karena Hal Ini
Baca juga: Ayah di Kebumen Tega Rudapaksa Anak Kandung saat Rumah Sepi, Korban Trauma saat Ditelepon Pelaku
Pelaku Sempat Mengelak
Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Palembang, Iptu Fifin Sumailan menjelaskan, kejadian tersebut terungkap setelah sang anak melapor kepada ayah kandungnya.
Selama ini, korban tak berani menceritakan apa yang telah lama ia alami tersebut.
Korban harus terus bungkam karena takut adik serta ibunya akan dibunuh oleh SS.